10 Cara Seru Menanamkan Sikap Sopan Santun pada Anak
Anak yang tumbuh memiliki sikap sopan santun tentu menjadi harapan setiap orang tua. Memiliki tata krama akan membuat hari-hari si ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Anak yang tumbuh memiliki sikap sopan santun tentu menjadi harapan setiap orang tua. Memiliki tata krama akan membuat hari-hari si Kecil jadi lebih menyenangkan, karena anak yang pembawaan dirinya baik biasanya lebih disukai orang-orang di sekitarnya.
Sikap sopan santun juga membantu si Kecil menciptakan first impression yang baik sehingga ia jadi lebih mudah berbaur dan berteman. Lalu, bagaimana caranya menanamkan sikap sopan santun pada anak?
Berikut adalah beberapa tips sederhana melatih si Kecil bersikap sopan yang bisa Ibu ajarkan di rumah.
Apa Pentingnya Mengajarkan Anak Sopan Santun?
Sebagai makhluk sosial, si Kecil hampir selalu pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Tidak cuma dengan Ayah dan Ibu serta keluarga di rumah, tapi juga teman-temannya, bapak dan ibu guru di sekolah, dan bahkan sampai tukang eskrim keliling yang ia hanya temui sesekali.
Supaya anak mampu berinteraksi dengan baik, ia perlu memiliki sikap sopan santun yang menjadi salah satu fondasi keterampilan sosial paling penting.
Sopan santun bukan semata mengajarkan anak bagaimana caranya beramah tamah, Bu, tapi lebih ke berperilaku sesuai dengan norma di lingkungan untuk menghormati dan menghargai orang lain di sekitarnya.
Jika si Kecil berperilaku sopan, orang lain akan lebih nyaman untuk berada di dekatnya. Anak yang memiliki tata krama juga biasanya akan meninggalkan kesan positif bagi orang-orang di sekitarnya.
Memiliki sopan santun dan etika yang baik akan membantu mengembangkan social skills yang sangat penting, seperti kepercayaan diri, kasih sayang dan kebaikan, serta empati, yang semuanya menambah skill leadership anak pada akhirnya.
Sementara tanpa keterampilan sopan santun yang tepat, anak justru dapat merasa terisolasi dari orang lain karena mereka tidak tahu bagaimana harus bertindak atau berkomunikasi dalam situasi tertentu.
Pun jika orang lain yang merasa si Kecil bersikap kurang sopan, kesan pertama ini membuat anak kesulitan untuk menjalin pertemanan yang akan berdampak juga pada kehidupan sosial mereka seiring bertambahnya usia.
Oleh karena itu, menanamkan sikap sopan santun pada anak harus dimulai sedini mungkin.
Baca Juga: Ajari Si Kecil Agar Suka Menolong Teman, Ini 4 Nilai Kebaikan yang Bisa Dipelajarinya
Cara Menanamkan Sikap Sopan Santun pada Anak
Sikap sopan santun dapat terbentuk dari didikan orang tua dan kebiasaan di rumah. Yang perlu dipahami, Bu, hal ini tentu bukan sesuatu yang instan. Butuh kesabaran dari Ayah dan Ibu untuk konsisten menerapkannya dalam keseharian anak.
Yuk, simak bagaimana caranya!
1. Biasakan Ucap “Tolong”, “Maaf”, “Terima Kasih”
Mari kita sebut ”tolong, terima kasih, dan maaf” sebagai 3 kata ajaib. Disebut ajaib karena tiga kata sederhana ini bisa memiliki efek yang kuat untuk menciptakan interaksi positif dan bertahan lama.
Tidak perlu menunggu sampai si Kecil lancar bicara untuk mulai mengajarkan magic words ini, kok. Ayah dan Ibu sebetulnya sudah mulai bisa membiasakan anak mendengar tiga kata sakti ini bahkan sejak ia masih sangat kecil dan baru bisa babbling.
Misalnya, dengan berkata “Terima kasih ya, Ayah, sudah belikan Ibu dan Adik makanan enak ini” atau “Ibu, boleh tolong buatkan Ayah sarapan?”. Begitu pula jika sedang mengajak anak pergi ke luar rumah, misalnya dengan berkata “Maaf ya kita telat sampainya, tadi jalanan macet banget soalnya.” ketika terlambat datang ke rumah Om dan Tante..
Biasakan si Kecil mendengar 3 kata ajaib tadi dan pelan-pelan latih ia ikut menggunakannya pada situasi yang sesuai. Misalnya, dengan mengajak anak berterima kasih saat diberi kado oleh tantenya, “Wah keren banget hadiahnya, ya! Sudah say thank you belum, Nak, sama Tante? Ayo, bilang apa?”
Atau saat ia tidak sengaja memukul temannya atau merebut mainannya Ibu bisa mengatakan, “Nak, Ibu tahu tadi kamu nggak sengaja pukul si Kakak. Tapi, adik kalau dipukul ngerasain apa? Pasti sakit, kan? Kakak juga gitu. Jadi, yuk minta maaf dulu. Bilang, kak maaf ya aku nggak sengaja”
Jika ia sesekali lupa, tidak masalah, Bu. Ibu bisa terus mengingatkan setiap kali si Kecil lupa 3 kata ajaibnya. Misalnya, “Mau minta tolong diambilkan bola sama Oma, Kakak harus bilang apa hayooo?”
Ajarkan juga mengapresiasi orang lain dengan kata terima kasih, seperti mengucapkan terima kasih kepada pengasuhnya karena telah ditemani bermain hari ini.
2. Menyapa dengan Benar
Sapaan selamat pagi setiap kali bangun tidur, selamat malam dan i love you sebelum tidur, sapaan halo pada anggota keluarga yang baru pulang dan lain sebagainya sebaiknya juga dicontohkan kepada si Kecil. Menurut Dr. Montessori, meski hal ini terlihat sederhana, tetapi akan sulit bila tidak dibiasakan. Penting juga untuk melakukan kontak mata dan pelukan hangat saat menyapa om dan tantenya yang sedang berkunjung.
3. Meminta Izin
Saat akan menonton televisi, meminjam gadget Ibu, meminjam pensil warna Kakak, mau main bersama Ayah di taman, mau bersepeda bersama teman dan lain sebagainya, latih si Kecil untuk selalu meminta izin bila hendak memakai barang yang bukan miliknya atau sebelum melakukan sesuatu. Dengan begitu, si Kecil akan lebih menghargai orang lain serta barang-barang yang dipinjamnya.
4. Ucapkan Permisi
Selalu ingatkan si Kecil untuk tidak memotong pembicaraan atau menginterupsi saat orang lain sedang sibuk atau sedang berbicara dengan orang lain. Tapi, bila memang ada hal penting yang mau disampaikan, ajarkan si Kecil untuk mengucapkan “Permisi” saat harus memotong pembicaraan orang lain.
Ucapkan permisi pula saat hendak lewat di depan orang tua. Sulitkah? Tidak kok, Bu. Karena dengan belajar sopan santun sejak kecil, si Kecil juga yang memetik sisi positifnya dalam pergaulannya kelak.
Baca Juga: 9 Contoh Permainan untuk Melatih Sosial Emosional Anak Usia Dini
5. Berbicara dengan Sopan
Perilaku sopan santun juga tercermin dari tutur kata yang baik.
Oleh sebab itu, contohkan kepada si Kecil untuk berbicara dengan sopan kepada orang yang lebih tua, tidak bicara dengan nada memerintah atau berteriak-teriak dan jangan melabeli fisik orang lain misalnya memanggil temannya dengan sebutan si gendut, si ompong, dan sebagainya.
Beri pemahaman pada si Kecil bahwa tidak boleh menilai orang dari penampilan fisiknya.
6. Ajarkan Anak Table Manner
Permasalahan table manner kerap menjadi perilaku sopan santun yang wajib diperhatikan ketika dewasa. Belajar sopan santun semacam ini berguna jika suatu saat Ibu membawa si Kecil untuk makan di luar.
Salah satunya, duduk yang tertib di meja makan saat waktunya makan. Kalau ibu masih suka menyuapi anak sembari dia bermain atau berlari-larian, tidak apa-apa. Tapi, baiknya mulai ubah kebiasaan ini agar si Kecil mengerti pentingnya table manner ketika makan.
Mulai sekarang, pelan-pelan tanamkan sikap sopan santun pada anak setiap kali makan. Dimulai dengan mencuci tangan sebelum makan, duduk tertib di meja makan, dan menawarkan makan lebih dulu kepada anggota keluarga yang lebih tua.
Biasakan juga si Kecil mulai pelan-pelan makan sendiri menggunakan garpu dan sendok dan membawa piring makannya sendiri ke tempat cuci piring. Tentu Ibu boleh membantunya bila si Kecil masih terlihat kesusahan di bagian ini.
Ajarkan pula untuk tidak menonton, bermain, tertawa terbahak-bahak, atau bahkan berlarian ke sana kemari sambil makan.
7. Latih Anak Memuji Orang Lain
Contoh perilaku santun di dalam keluarga adalah dengan memuji. Orang tua bisa mempraktikkan proses belajar sopan santun ini kepada anak agar kelak anak bisa menghargai orang lain.
8. Perlakukan Orang Lain Seperti Perlakukan Diri Sendiri
Cara mengajarkan sopan santun yang satu ini bermanfaat agar anak memahami sebab dan akibat yang akan diperoleh anak. Selain itu, contoh perilaku santun di keluarga ini juga bisa menjadi pembelajaran agar perkembangan sosial anak menjadi lebih baik.
9. Bantu yang Lemah
Di sekitar lingkungan keluarga atau lingkungan anak tentu masih banyak orang-orang lemah yang perlu dibantu. Karena itu, mengedukasi anak untuk membantu yang lemah akan bermanfaat di kemudian hari.
10. Ajarkan Lewat Dongeng
Anak-anak sangat suka dibacakan dongeng. Apalagi, ada banyak pesan moral dan pelajaran penting yang tersirat dari sebuah dongeng atau cerita rakyat, Bu. Mendongeng juga membantu anak menyerap “pelajaran” dengan lebih baik karena cerita mudah diingat.
Oleh karena itu, mendongeng bisa jadi salah satu cara yang efektif untuk menanamkan sikap sopan santun pada anak sejak dini.
Misalnya, membacakan cerita Goldilocks dan Tiga Beruang. Dongeng ini menceritakan ulah tidak sopan si Goldilocks yang masuk ke rumah beruang dan beraktivitas di dalamnya tanpa izin. Pesan moral yang bisa dipetik dari dongeng ini adalah jangan masuk ke rumah orang lain tanpa izin dan jangan memakan atau menggunakan barang yang bukan milik kita.
Jika ingin, kita harus meminta izin lebih dulu kepada yang punya. Jangan lupa ucapkan terima kasih setelah diberi ijin dan kembalikan setelah digunakan.
Atau, ceritakan tentang The Ugly Duckling alias Si Bebek Buruk Rupa. Ini menceritakan seekor anak itik yang penampilan fisiknya sangat berbeda dari saudara-saudaranya yang lain. Karena itu, si itik terus diejek dan dicemooh sehingga memilih untuk mengisolasi diri.
Pesan moralnya, kita tidak boleh menilai orang dari sosok luarnya saja dan tidak boleh mencemooh penampilan orang lain. Perilaku baiklah yang akan membuat setiap orang menyukai si Kecil.
Baca Juga: 4 Contoh Empati yang Perlu Ibu Ajarkan ke Anak Setiap Hari
Dalam proses menanamkan sikap sopan santun, ingatlah untuk selalu sabar dan lembut membimbing si Kecil. Jangan lupa juga untuk mendukungnya lewat pemenuhan nutrisi yang tepat dari makanan dan tambahan susu Bebelac 3 GoGreat+ sehingga ia bisa terus belajar dan mengingat pentingnya berperilaku sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.
Susu Bebelac 3 GroGreat+ diformulasikan dengan Triple A, yaitu kombinasi LA+ALA dan DHA yang lebih tinggi untuk mendukung perkembangan otak anak dan keterampilan sosio-emosionalnya (happy brain).
Susu Bebelac 3 juga diperkaya dengan dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 yang satu-satunya teruji klinis untuk mendukung kesehatan pencernaan anak. Faktanya, saat pencernaan anak dalam kondisi baik (happy tummy), suasana hatinya akan selalu ceria sehingga perilakunya pun juga akan baik (happy heart).
Yuk, bersama-sama Bebeclub partner hebat untuk Ibu hebat persiapkan si Kecil menjadi anak yang berperilaku baik dan bertata krama. Untuk dapatkan lebih banyak lagi tips parenting dan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak hebat, ayo daftarkan diri Ibu di Bebeclub sekarang juga!