10 Cara Mengajarkan Anak BAB di Toilet (Potty Training)

Potty training adalah cara mengajarkan anak untuk Buang Air Besar (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) di toilet kamar mandi selayaknya orang...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
09 Aug 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
potty training


Potty training adalah cara mengajarkan anak untuk Buang Air Besar (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) di toilet kamar mandi selayaknya orang dewasa. Jadi, ia tidak lagi BAK dan BAB di popok. Nah, kebiasaan ini sangat penting, lho, untuk Ibu kenalkan sejak dini pada si Kecil!

Selain mengajarkan pentingnya kebersihan diri, mengajarkan toilet training artinya juga melatih anak untuk mulai mandiri.

Namun pertanyaannya, kapan sebaiknya potty training diperkenalkan kepada si Kecil dan bagaimana cara mengajarkannya? Yuk, simak artikel ini selengkapnya, Bu.

Kapan Usia yang Tepat Mengajarkan Anak Toilet Training?

Idealnya, anak-anak akan siap melakukan toilet training di usia 18 bulan. Pada usia ini, anak Ibu sudah mampu berdiri sendiri dengan baik, duduk, dan punya jadwal BAB yang teratur. Selain itu, otot-otot yang mengendalikan kandung kemih dan usus besarnya pun sudah berkembang dengan baik.

Beberapa anak lainnya mungkin baru ada keinginan untuk belajar toilet training saat memasuki usia 24 bulan. Ini karena mereka belum mampu mengendalikan keinginan BAK atau BAB sehingga proses pembelajaran harus dilakukan secara bertahap.

Anak perempuan biasanya lebih cepat paham saat mempelajari toilet training dibandingkan anak laki-laki.

Terkadang, kemampuan berbicara untuk menyampaikan keinginan ke toilet pada anak di bawah 24 bulan juga masih terbatas. Jangan khawatir, semua ini normal terjadi kok, Bu. 

Yang paling penting lakukan proses ini secara bertahap dan penuh kesabaran, ya. Ingat, setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, sehingga usia tidak bisa dijadikan patokan anak siap menjalani toilet training, Bu.

Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Pola BAB

Tanda Anak Siap Potty Training

Mengutip dari Mayo Clinic, tingkat keberhasilan memperkenalkan toilet training tidak hanya dilihat dari usia, tapi juga tergantung pada perkembangan, perilaku, dan kebiasaan anak.

Jadi selain usia, Ibu mulai bisa memperkenalkan potty training apabila si Kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan sebagai berikut. 

  • Popok anak kering saat bangun tidur atau selama 1-2 jam pemakaian.

  • Anak tidak betah saat popok basah atau kotor. 

  • Anak sudah bisa bilang ingin buang air kecil atau buang air besar.

  • Anak memperlihatkan rasa tidak nyaman ketika popoknya basah atau kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru.

  • BAB rutin pada waktu yang sama setiap harinya.

  • Anak sudah bisa melepas celana sendiri.

  • Bisa duduk dengan nyaman dalam satu posisi untuk sementara waktu.

  • Menunjukkan ketertarikannya saat Ibu menggunakan kamar mandi.

Baca Juga: Cara Cegah Gangguan Pencernaan pada Anak

Cara Mengajarkan Anak Toilet Training

Jika Ibu dan Ayah sudah melihat tanda-tanda anak siap melakukan potty training, ada beberapa cara mengajarkan anak toilet training yang perlu dilakukan agar ia tidak kaget, stres, ataupun trauma bila harus buang air kecil dan besar di kamar mandi. Berikut penjelasannya. 

1. Buat Anak Merasa Nyaman di Toilet

Untuk mulai mengajarkan anak bisa BAB dan BAK sendiri, Ibu perlu membuat anak merasa nyaman di toilet.

Kondisikanlah kamar mandi senyaman mungkin sehingga Ibu terbiasa mengganti popoknya di sana. Ibu juga bisa sambil menjelaskan pada si Kecil bahwa sekarang ia sudah besar dan sudah tidak bisa lagi BAB dan BAK di popok. 

Ada baiknya juga untuk Ibu mencontohkan cara menggunakan toilet. Misalnya, dengan meminta bantuan si Kecil menekan flush sambil jelaskan padanya bahwa, “Setelah pup, Adik bisa siram toiletnya sendiri, lho!”. Agar ia paham bahwa toilet memang tempatnya untuk BAB, tunjukkan padanya bahwa dengan memencet flush sendiri, kotorannya akan terbawa oleh air. 

Pada tahap ini, gunakan kata-kata yang mudah dimengerti, juga mudah diucapkan si Kecil, seperti 'pipis' atau 'pup'. 

2. Pakaikan Celana Dalam Biasa

Sebagai langkah awal latihan potty training, coba ajak si Kecil belanja pakaian dalam baru. Biarkan ia memilih sendiri motif dan warna kesukaannya. Ini dilakukan agar si Kecil mau pelan-pelan beralih dari popok sekali pakai.

Selama di rumah, biarkanlah ia beraktivitas tanpa pakai popok. Namun, Ibu perlu mengingatkannya juga, misalnya “Adik sekarang lagi nggak pakai popok, lho, ya. Jadi, kalau mau pipis atau pup bilang Ibu, atau langsung ke toilet, ya.”

Tidak perlu memarahinya kalau anak tiba-tiba ngompol atau BAB di celana, ya, Bu. Ibu bisa langsung membawanya ke toilet dan mengajari cara melepaskan pakaian yang sudah basah. Katakan padanya kalau ia memang merasa kebelet, sebaiknya ke toilet agar tidak membasahi pakaiannya.

3. Contohkan Cara Menggunakan Toilet

Jangan hanya mengenalkan, Ibu juga perlu memberikan contoh kepada si Kecil tentang cara duduk di toilet. Jika si Kecil langsung diminta untuk duduk di toilet, bisa jadi dia akan merasa bingung dan menjadi rewel, Bu.

Jadi, cobalah berikan contoh kepadanya cara BAB yang benar di toilet. Misalnya, saat Ibu ingin BAK, ajak si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk dan jelaskan apa yang sedang Ibu lakukan. 

Ibu bisa sekaligus menjelaskan padanya cara memakai toilet, seperti: 

  • Mengajari cara duduk yang benar di kloset.

  • Mengajari cara membersihkan alat kelaminnya setelah BAK dan BAB.

  • Mengajari cara menekan tombol flush setiap kali selesai BAK atau BAB.

  • Mengajari cara mencuci tangan dengan cara yang benar setiap selesai memakai toilet.

Kalau anak masih kesulitan saat buang air di toilet jongkok, Ibu bisa mengenalkan penggunaan pispot khusus anak kepadanya. Beri pemahaman pada anak bahwa pispot adalah tempat sementara khusus untuk si Kecil buang air.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Popok Bayi

4. Gunakan Dudukan Toilet

Agar anak lebih bersemangat buang air di toilet, Ibu bisa memberikannya dudukan toilet. Beberapa anak lebih menyukai menggunakan toilet dewasa sambil memakai dudukan toilet dengan model yang lucu dan warna-warni.

Pilihlah dudukan toilet yang memiliki injakan kaki atau sandaran punggung sehingga membuatnya lebih nyaman saat potty training. 

Akan tetapi, perlu Ibu tahu juga, nih, bahwa Anak laki-laki biasanya lebih sulit untuk buang air di dudukan toilet. Sebaiknya Ibu memberikan dudukan yang lebih tinggi untuk si Kecil, atau ajarkan langsung untuk buang air di toilet dewasa, namun dengan bantuan pijakan pendek.

5. Latihan Duduk di Toilet

Tiap hari, Ibu bisa meminta anak rutin duduk atau berjongkok di toilet selama 15-20 menit di waktu-waktu setelah ia makan dan sebelum tidur sebagai cara membiasakan anak BAB dan BAK di toilet. 

Mungkin awal-awal anak akan gelisah duduk di dudukan toilet, tetapi coba terus alihkan perhatiannya agar mau duduk lebih lama. Bila perlu, Ibu bisa menyediakan buku atau mainan kesukaannya di toilet agar ia tidak bosan. 

Meski ia tidak ingin pipis atau buang air besar, membiasakan hal ini dapat membantunya mengerti sinyal-sinyal tersebut sehingga nantinya ia akan terbiasa dengan sendirinya.

6. Buat Jadwal Rutin BAB dan BAK

Cara mengajarkan anak toilet training berikutnya adalah dengan membuat jadwal rutin BAB dan BAK. 

Ajaklah si Kecil ke kamar mandi untuk pipis beberapa menit sekali, serta tepat sebelum dan sesudah makan, saat mandi, setelah bangun tidur, dan sebelum tidur di malam hari. Ibu juga bisa mengajak anak untuk BAB sesaat sebelum mandi.

7. Peka Melihat Anak yang Kebelet

Masa-masa toilet training memang cukup menantang bagi orang tua. Untuk itu, Ibu perlu peka saat anak mulai merasa ingin buang air. 

Misalnya, bila Ibu melihat tanda-tanda bahwa anak mau buang air, seperti menggeliat, jongkok, atau memegang area kelaminnya, segera ajak ia ke toilet. 

Lama-kelamaan si Kecil mungkin akan terbiasa dengan sinyal-sinyal ini dan akan terbiasa dengan sendirinya pergi ke toilet. 

8. Berikan Reward Kecil-Kecilan

Supaya si Kecil mau terbiasa BAB dan BAK sendiri di toilet, coba terapkan sistem reward atau kupon berhadiah, Bu! Misalnya, Ibu bisa memasang papan atau kertas dan biarkan anak menempelkan stiker atau bintang setiap kali ia sukses BAB sendiri di toilet.

Semakin banyak bintang atau stiker yang dikumpulkan, semakin besar kesempatan anak memperoleh hadiah, seperti buku bacaan atau mainan yang diinginkannya.

Setiap kali anak berhasil, tak ada salahnya juga memberikan pujian sebagai apresiasi agar si Kecil makin semangat dan mau rutin untuk toilet training, Bu. Misalnya, “Wah anak Ibu sudah besar ya sekarang bisa pup sendiri!”, atau “Good job, Nak!”

Akan tetapi, Ibu tetap perlu mengawasi anak ketika menggunakan toilet, ya!

9. Jangan Paksa Anak

Ingat, ya, Bu, jangan paksa si Kecil untuk bisa buang air di toilet. Biarkan ia melakukan sesuai dengan kemampuannya, lalu lakukan secara bertahap.

Jangan marahi anak jika ia masih belum bisa mengontrol buang air kecil dan BAB-nya. Sebab, bisa jadi kemampuan otot dan syarafnya dalam mengontrol buang air kecil dan BAB baru saja terbentuk. 

Ibu bisa bilang, “Adik lupa ya kalau nggak pakai popok? Lain kali harus buru-buru ke kamar mandi kalau mau pipis, ya. Kan adik lagi nggak pakai popok.”

Baca Juga: Tumbuh Kembang Anak Usia 2 Tahun dan Cara Stimulasinya yang Tepat

Bu, cara mengajarkan anak toilet training memang butuh kesabaran. Jangan mudah kesal ya, Bu bila awalnya si Kecil masih belum bisa menahan atau menyampaikan keinginan ke toilet.

Jangan pula memaksakan si Kecil jika memang ia tidak mau melakukan buang air di toilet. Bersabarlah hingga ia benar-benar terbiasa tanpa popoknya.

Itu dia cara mengajarkan anak potty training yang bisa Ibu lakukan. Untuk mendapatkan lebih banyak tips parenting membesarkan anak, yuk daftarkan diri Ibu di Bebeclub!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Pregnancy Birth Baby. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/toilet-training. Diakses pada 29 September 2022. 
     
  2. Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/toilet-teaching.html. Diakses pada 29 September 2022. 
     
  3. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/potty-training/art-20045230. Diakses pada 29 September 2022. 
     
  4. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/potty-training-and-bedwetting/how-to-potty-train/. Diakses pada 29 September 2022. 
     
  5. Baby Centre. https://www.babycentre.co.uk/x548924/when-should-i-start-potty-training. Diakses pada 29 September 2022.
     
  6. Very Well Family. https://www.verywellfamily.com/potty-training-4157375#toc-tips-for-potty-training. Diakses pada 29 September 2022.
     
  7. What to Expect. https://www.whattoexpect.com/toddler/potty-training/how-to-start-potty-training/.  Diakses pada 29 September 2022.
     
  8. Stanford Medicine. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=toilet-training-90-P02300. Diakses pada 29 September 2022.


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait