Bentuk Kepala Bayi Peyang, Apa Pengaruhi Perkembangan Si Kecil?
Apakah Ibu tengah bertanya-tanya mengapa bentuk kepala bayi tampak tidak seimbang, atau yang kerap dikenal sebagai peyang? Bentuk kepal...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Apakah Ibu tengah bertanya-tanya mengapa bentuk kepala bayi tampak tidak seimbang, atau yang kerap dikenal sebagai peyang?
Bentuk kepala peyang atau sindrom kepala datar (flat head syndrome) memang biasa terjadi ketika bayi tidur dengan kepala menghadap ke sisi yang sama selama bulan-bulan pertama kehidupannya, Bu.
Lalu, apakah bentuk kepala bayi peyang ini memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil ya, Bu? Berikut penjelasan selengkapnya yang perlu Ibu ketahui.
Baca Juga: Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 18 Bulan
Apa Penyebab Bentuk Kepala Bayi Peyang?
Penyebab bentuk kepala bayi peyang yang paling umum adalah posisi tidur bayi. Bayi telentang selama berjam-jam setiap hari, sehingga kepala terkadang rata di satu tempat. Hal ini terjadi tidak hanya saat mereka tidur, tetapi juga karena berada di kursi mobil bayi, gendongan, kereta bayi, ayunan, dan kursi goyang.
Tanda Bentuk Kepala Bayi Peyang
Tanda bentuk kepala bayi peyang atau sindrom kepala rata ini biasanya mudah diperhatikan oleh orang tua, yakni:
-
Bagian belakang kepala bayi lebih rata di satu sisi.
-
Bayi biasanya memiliki lebih sedikit rambut di bagian kepala tersebut.
-
Saat melihat ke bawah kepala bayi, telinga di sisi yang rata mungkin terlihat terdorong ke depan.
Secara umum, kepala bayi peyang terbagi menjadi dua jenis, yaitu plagiocephaly dan brachycephaly.
Plagiocephaly adalah kondisi kepala bayi peyang pada salah satu sisi, sehingga kepala terlihat asimetris. Kondisi ini membuat posisi kedua telinga terlihat tidak sejajar dan kepala tampak tidak rata bila dilihat dari atas.
Sementara itu, brachycephaly adalah kepala bayi peyang pada bagian belakang. Kondisi ini membuat kepala bayi tampak melebar hingga terkadang dahinya menonjol ke depan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah gambaran kepala bayi normal, plagiocephaly, dan brachycephaly:
Pengaruh Bentuk Kepala Peyang Terhadap Pertumbuhan Bayi
Sebagaimana dikutip dari laman kesehatan Healthline, sindrom kepala datar atau plagiocephaly posisional dianggap lebih sebagai masalah ‘fisik’ daripada masalah medis.
Dalam sebagian besar kasus, sindrom kepala datar ini tidak memengaruhi perkembangan atau pertumbuhan otak ya, Bu. Kondisi ini biasanya akan membaik seiring bertambahnya usia si Kecil, terutama ketika ia sudah mulai banyak waktu untuk duduk, merangkak, dan berdiri.
Namun, ketika si Kecil memiliki kepala peyang yang diikuti leher kaku, keadaan ini dapat memperlambat perkembangan awal.
Cara Perawatan Kepala Bayi Peyang
Lantas, apa yang bisa Ibu lakukan untuk perawatan kepala bayi peyang ini?
Secara umum, Ibu memang dianjurkan menidurkan bayi dalam posisi telentang untuk membantu mencegah sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome). Namun, hal ini pada akhirnya dapat juga menambah kemungkinan terjadinya sindrom kepala datar.
Nah, jika si Kecil sudah terlanjur memiliki bentuk kepala peyang karena posisi tidurnya, berikut beberapa cara perawatan yang sebaiknya Ibu lakukan:
1. Tummy Time
Salah satu cara perawatan kepala bayi peyang adalah dengan meluangkan lebih banyak tummy time untuk si Kecil. Aktivitas ini membantu menormalkan bentuk bagian belakang kepala si Kecil.
Selain itu, tummy time juga membantu bayi memperkuat otot leher mereka dan membantu si Kecil belajar mendorong/mengangkat lengan. Ini membantu mengembangkan otot yang dibutuhkan untuk merangkak dan duduk.
2. Variasikan Posisi Tidur di Boks Bayi
Ibu perlu selalu mempertimbangkan bagaimana membaringkan si Kecil di tempat tidur bayi. Kebanyakan orang tua yang tidak kidal menggendong bayi di lengan kiri dan membaringkannya dengan kepala di sebelah kiri.
Dalam posisi ini, bayi harus menoleh ke kanan untuk melihat ke dalam ruangan. Ibu bisa posisikan si Kecil di boks bayi untuk mendorong gerakan memutar kepala secara aktif ke sisi yang tidak rata.
3. Usahakan Si Kecil Tidur dengan Bebas dan Nyaman
Batasi waktu yang dihabiskan si Kecil untuk berbaring telentang atau dengan kepala bersandar pada permukaan yang rata (seperti di kursi mobil, kereta bayi, ayunan, dan kursi goyang).
Misalnya, jika bayi tertidur di kursi mobil saat melakukan perjalanan, segera keluarkan si Kecil dari car seat dan pindahkan ia ke tempat yang lebih nyaman seperti kasur begitu Ibu tiba di rumah.
4. Terapi Fisik (Fisioterapi)
Dalam kasus yang lebih parah, dahi mungkin terlihat lebih menonjol dan tidak rata. Ini merupakan salah satu tanda tortikolis.
Tortikolis sendiri merupakan gangguan pada otot leher yang mengakibatkan kepala terlihat memutar ke samping. Jika tortikolis adalah penyebabnya, leher, rahang, dan wajah si Kecil juga mungkin tidak rata.
Nah, sebagian besar bayi dengan sindrom kepala datar juga memiliki beberapa derajat tortikolis. Sehingga, salah satu perawatan yang disarankan adalah dengan terapi fisik, Bu.
Gerakan dalam terapis fisik melibatkan peregangan leher ke sisi yang berlawanan dengan kemiringan. Lama kelamaan, otot leher akan semakin panjang dan leher akan tegak dengan sendirinya. Latihannya memang sederhana, tetapi harus dilakukan dengan benar ya, Bu.
5. Memakai Helm Khusus
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan ‘terapi helm’ dengan jenis helm yang dinamakan cranial helmet. Dalam terapi ini, si Kecil akan menggunakan helm yang dibuat khusus untuk mengurangi tekanan di bagian kepala bayi yang rata sehingga bisa tumbuh normal. Cranial helmet akan menekan lembut kepala bayi agar lebih simetris.
Baca Juga: 5 Ukuran Kepala Bayi dan Cara Mengukur Lingkar Kepala Normal
Kondisi kepala bayi peyang cukup umum terjadi, biasanya memengaruhi sekitar 1 dari setiap 5 bayi. Dalam kebanyakan kasus, masalah ini tidak memiliki efek apa pun pada otak dan bentuk kepala. Seringkali, kondisi ini akan membaik setelah anak berusia 1-2 tahun.
Semoga bermanfaat, Bu!