Jangan Salah Pilih, Ketahui Jenis-Jenis Pola Didik Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Anak!

Ibu sudah tahu macam-macam pola didik orang tua dan pengaruhnya terhadap anak? Ternyata, cara orang tua berinteraksi dengan anak akan me...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC

4 min
27 Sep 2023
Profile Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi.,  Psikolog., CPC
pola didik orang tua dan pengaruhnya terhadap anak


Ibu sudah tahu macam-macam pola didik orang tua dan pengaruhnya terhadap anak? Ternyata, cara orang tua berinteraksi dengan anak akan memiliki dampak besar pada kehidupannya, lho.

Gaya parenting akan memengaruhi banyak aspek dari perkembangan anak, seperti cara berpikir dan bertindak, bagaimana berperilaku yang benar, cara menangani masalah, serta cara bertanggung jawab, semuanya akan dipengaruhi oleh pola didik orang tua.

Baca Juga: Mengenal Gentle Parenting dan Tips Menerapkannya pada si Kecil

Ragam Jenis Pola Didik dan Pengaruhnya Terhadap Anak

Pola didik bukan hanya tentang bagaimana orang tua berbicara tetapi juga bagaimana mereka menunjukkan cinta dan perhatiannya, Bu. 

Berikut adalah beberapa ragam jenis pola didik yang umum ditemukan:

1. Helicopter Parenting

Pola didik helicopter parenting adalah gaya pengasuhan di mana orang tua terlibat secara intens dalam kehidupan anak mereka. Orang tua menjadi terlalu mengontrol, terlalu protektif, dan terus-menerus fokus pada kesempurnaan.

Ada alasan tertentu yang menyebabkan orang tua memiliki pola didik ini. Rasa khawatir dan cemas anak akan menghadapi kesulitan bisa mendorong orang tua untuk mengambil kendali atas kehidupan anak, dengan harapan dapat melindungi mereka dari kegagalan. 

Tindakan orang tua yang terlalu protektif memang bertujuan baik dan berasal dari rasa cinta yang kuat terhadap anak. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, pola didik seperti ini berpotensi menyebabkan menurunnya rasa percaya diri dan harga diri anak, serta kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku, Bu.

2. Free-Range Parenting

Free-range parenting adalah pola didik yang memberikan anak-anak kebebasan, tetapi tidak mengabaikan mereka. Anak akan bebas untuk melakukan banyak hal dalam batas yang aman, dan dapat merasakan konsekuensi alami dari perilaku mereka.

Dengan pola didik ini, Ibu memberikan si Kecil kesempatan untuk melakukan aktivitas apapun yang tidak terpaku pada struktur yang kaku. Anak-anak free-range parenting juga didorong untuk lebih banyak berinteraksi di luar rumah.

Orang tua dengan free-range parenting percaya bahwa anak-anak harus diberi kebebasan, tetapi secara bertahap belajar dengan tanggung jawab sesuai dengan usia mereka.

Membiarkan anak-anak bebas bereksplorasi dan terlibat dengan lingkungannya tanpa diawasi terus-menerus akan mendukung anak untuk dapat membuat keputusan sendiri, lho. Ini sangat penting karena dapat membantu anak menjadi lebih mandiri, Bu.

Gaya pengasuhan free-range berfokus pada membekali anak-anak dengan keterampilan penting yang mereka perlukan untuk tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab dan mandiri.

Anak-anak yang tumbuh dengan pola didik ini akan memiliki keterampilan sosial yang luar biasa. Serta, karena sudah terbiasa dengan gaya hidup yang aktif, risiko masalah kesehatan seperti obesitas pun akan berkurang secara signifikan lho, Bu.

3. Attachment Parenting

Pola didik berikutnya adalah attachment parenting yang fokus pada hubungan atau ikatan antara orang tua dan anak yang responsif. Attachment parenting adalah tentang membina hubungan yang kuat dan penuh kasih sayang, serta menghormati perasaan serta kebutuhan anak.

Dalam pola didik ini, orang tua memandang semua ekspresi emosi termasuk tantrum sebagai upaya anak untuk berkomunikasi.

Orang tua dengan attachment parenting tidak melarang atau menghukum ekspresi yang biasanya dinilai negatif seperti menangis atau marah, melainkan mencoba memahami hal yang menyebabkannya. Selain itu, karakteristik dari attachment parenting adalah banyak kontak fisik antara orang tua dan anak seperti menyusui dan tidur bersama. 

Anak-anak yang memiliki orang tua perhatian dan responsif terhadap kebutuhan emosional dan fisik mereka diketahui 2 kali lebih mungkin mengembangkan keterampilan bahasa tingkat lanjut. Menurut penelitian, anak juga diketahui memiliki kontrol emosi yang baik.

4. Authoritative Parenting

Pola pengasuhan otoritatif adalah kombinasi seimbang antara perhatian dan tegas. Orang tua yang otoritatif biasanya akan mendengarkan dan menanggapi anak dengan baik, sambil juga menetapkan aturan yang jelas dan menaatinya dalam hal disiplin.

Si Kecil yang dibesarkan oleh orang tua yang otoritatif ini cenderung tumbuh mandiri, mampu mengurus diri sendiri, bergaul dengan baik dengan orang lain, berprestasi di sekolah, dan berperilaku baik, Bu.

5. Authoritarian Parenting

Pola didik otoriter adalah ketika orang tua sangat tegas dan ingin anak mengikuti aturan tanpa banyak diskusi atau pertanyaan.

Pola didik ini menggunakan hukuman keras untuk membuat anak patuh dan tunduk secara mutlak, tetapi tidak menjelaskan alasannya. Orang tua otoriter juga tidak benar-benar berdiskusi terbuka dengan anak. Alih-alih membantu anak belajar dari kesalahan, mereka membuat anak merasa bersalah saat melakukan kesalahan.

Si Kecil yang dibesarkan oleh orang tua otoriter mungkin akan menaati aturan, tetapi sebagai akibatnya, ia bisa jadi tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri karena merasa tidak dihormati.

Jika melakukan kesalahan, anak tidak berusaha untuk menjadi lebih baik lain kali. Malah, anak lebih fokus untuk marah pada diri sendiri karena tidak memenuhi harapan orang tua. Orang tua yang terlampau tegas ini membuat anak merasa takut, dan akhirnya belajar untuk berbohong untuk menghindari masalah.

Baca Juga: Kecerdasan Emosi Anak Menurun dari Orang Tuanya, Benarkah?

6. Permissive Parenting

Pola didik permisif atau sering disebut memanjakan anak adalah ketika orang tua memberikan banyak perhatian, tetapi tidak meminta anak untuk mengikuti aturan.

Pola didik ini menjadikan orang tua menuruti semua keinginan anak, tetapi tidak benar-benar memastikan anak bertindak secara bertanggung jawab atau melakukan hal yang benar.

Sebagai akibatnya, si Kecil yang dibesarkan oleh orang tua yang permisif mungkin mengalami kesulitan di sekolah ketika harus mengikuti aturan tertentu. Anak juga bisa berperilaku buruk karena tidak menghormati aturan lho, Bu. 

Selain itu, anak mungkin juga memiliki masalah kesehatan seperti obesitas karena orang tua yang permisif tidak benar-benar mengontrol apa yang ia makan.

7. Neglectful Parenting

Ada pula pola didik abai (neglectful parenting), ketika orang tua lalai dan cenderung lebih fokus pada diri mereka sendiri daripada secara aktif terlibat dalam membesarkan anak.

Pola didik ini membuat orang tua jarang memberikan kehangatan dan dukungan emosional yang dibutuhkan anak, serta tidak menetapkan aturan atau batasan yang jelas untuk si Kecil.

Pada akhirnya, kurangnya keterlibatan dan perhatian ini dapat membuat anak merasa diabaikan dan tidak didukung dalam perkembangan.

Sebagai akibatnya, anak yang dibesarkan dengan pola didik ini akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Anak cenderung mengalami masalah akademis dan tidak merasa termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Merasa sulit untuk mengendalikan perilaku dan emosi juga dapat terjadi karena pengabaian di masa kecil.

Neglectful parenting bisa terjadi karena banyak hal, Bu. Bisa saja orang tua yang abai tidak sengaja melakukan pola didik ini karena mereka memiliki masalah kesehatan mental atau psikologis lainnya.

Baca Juga: Tips Dukung Perkembangan Sosial Anak Bagi Orang Tua Bekerja

Setiap keluarga tentu memiliki value-nya tersendiri, termasuk dalam hal pola didik. Masing-masing orang tua memiliki pendekatan yang berbeda dalam membesarkan anak. Namun, perlu diperhatikan bahwa pola didik apa pun akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap masa depan anak. Maka itu, pastikan Ibu bisa memilih atau mengkombinasikan beberapa tipe pola didik yang tepat sesuai dengan kepribadian anak.

Itulah beberapa jenis pola didik orang tua dan pengaruhnya terhadap anak. Bantu si Kecil menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan pola didik yang tepat ya, Bu. Jangan lupa dukung awal mula kehebatan si Kecil dengan mengunjungi Ibu Perlu Tahu untuk mencari tahu informasi seputar pola didik anak dan tips parenting menarik lainnya. Semoga bermanfaat, Bu!


Referensi:

  1. Bi, X., Yang, Y., Li, H., Wang, M., Zhang, W., & Deater-Deckard, K. (2018). Parenting styles and parent–adolescent relationships: The mediating roles of behavioral autonomy and parental authority. Frontiers in Psychology, 9. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.02187
  2. Verywell. (n.d.). (Retrieved August 15, 2023). 4 Types of Parenting Styles and Their Effects on Kids. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/types-of-parenting-styles-1095045#
  3. Dewar, G. (2017, July 2). The authoritative parenting style: An evidence-based guide. PARENTING SCIENCE. https://parentingscience.com/authoritative-parenting-style/
  4. Bayless, K. (2013, October 18). What Is Helicopter Parenting? Parents; Parents. https://www.parents.com/parenting/better-parenting/what-is-helicopter-parenting/
  5. Morin, A. (2020, November 21). How Free-Range Parenting Can Benefit Your Child. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/what-is-free-range-parenting-1095057
  6. ‌Campbell, L. (2016, May 23). Free-Range Parenting: The Pros and Cons. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/free-range-parenting#pros
  7. What is Attachment Parenting? (n.d.). WebMD. (Diakses September 2023). https://www.webmd.com/parenting/what-is-attachment-parenting
  8. ‌What Is Attachment Parenting? Theory, Examples, Pros and Cons. (n.d.). Healthline. (Diiakses September 2023). https://www.healthline.com/health/parenting/attachment-parenting


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait