Cara Bijak Mendidik Anak yang Susah Diatur

Banyak orang tua menganggap anak yang susah diatur sebagai anak yang nakal. Namun, yang namanya anak-anak tidak selalu bisa mengerti apa...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
16 Aug 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH


Banyak orang tua menganggap anak yang susah diatur sebagai anak yang nakal. Namun, yang namanya anak-anak tidak selalu bisa mengerti apalagi mengendalikan perilakunya sendiri. Ketika si Kecil berperilaku sulit diatur atau tidak mau nurut dengan Ibu, ini mungkin karena mereka tidak tahu cara mengelola emosinya.

Penting untuk memahami bahwa perilaku ini bukan berarti anak Ibu nakal. Sebaliknya, ini adalah tanda bahwa anak membutuhkan bantuan untuk belajar bagaimana mengatasi emosi dengan cara yang sehat.

Lalu apa penyebab anak menjadi susah untuk diatur? Apa yang harus Ibu lakukan agar anak menjadi penurut? Yuk, simak selengkapnya pada artikel berikut ini.

Apa Penyebab Anak Susah Diatur?

Seorang anak yang sulit diatur atau seringkali tidak patuh bisa jadi sedang mengalami pertumbuhan psikologis. Perilaku sulit diatur pada anak seringkali dapat dipahami sebagai bagian dari perkembangan normal si Kecil.

Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, anak mengalami berbagai perkembangan emosional, sosial, dan kognitif. Proses ini tidak selalu lancar, dan beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku yang lebih sulit diatur selama fase ini. Hal ini bisa terjadi karena mereka sedang mencoba memahami perasaan dan emosi mereka, mencari identitas, atau mengatasi tantangan baru.

Berikut ini beberapa penyebab yang mungkin membuat si Kecil menjadi susah untuk diatur atau tidak menurut:

1. Ingin Mendapat Perhatian

Dalam merawat si Kecil, memang tidaklah mudah dan akan banyak tantangannya, salah satunya terkait dengan perhatian. Anak yang mencoba mencari perhatian seringkali dapat menjadi salah satu penyebab anak sulit diatur.

Ketika si Kecil merasa kurang mendapatkan perhatian positif dari Ibu atau Ayah, anak cenderung mencari cara untuk menarik perhatian dengan cara lain, termasuk perilaku yang tidak diinginkan atau menentang.

2. Pola Asuh yang Kurang Tepat

Pola asuh merupakan faktor penting dalam merawat anak. Namun, setiap orang tua mempunyai caranya sendiri dalam mengasuh si Kecil. Jika Ibu melakukan pola asuh yang kurang tepat, bisa menyebabkan anak susah untuk diatur.

Untuk itu, penting menerapkan pola asuh yang tepat pada anak agar dapat membentuk perilaku yang baik dan membantunya mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat. 

3. Rasa Ingin Tahu Anak Tinggi

Sudah menjadi hal yang umum jika anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Apalagi seiring bertambahnya usia, rasa ingin tahu akan membantunya untuk memahami dunia di sekitarnya, mengembangkan keterampilan kognitif, dan belajar dari pengalaman.

Hanya saja, rasa penasaran yang tinggi juga dapat berdampak negatif pada lingkungan sekitarnya jika tidak diarahkan dengan baik, seperti tidak nurut perkataan Ibu.

Maka dari itu, penting bagi Ibu maupun Ayah untuk bersikap proaktif dalam membantu si Kecil membedakan cara yang benar atau yang salah dalam mengeksplorasi rasa ingin tahunya.

4. Mencontoh Perilaku Orang Terdekat

Tahukah Ibu, anak adalah peniru yang hebat. Anak cenderung mudah meniru perilaku orang-orang terdekat maupun sekitarnya, terutama Ibu dan Ayah.

Ketika si Kecil melihat dan mengamati perilaku dari figur penting dalam hidupnya, mereka dapat meniru tindakan atau sikap tersebut sebagai bagian dari proses belajar dan sosialisasi.

Maka dari itu, sebagai orang tua harus menyadari bahwa perilaku yang ditampilkan oleh kita dapat memberikan pengaruh yang besar pada perilaku anak ke depannya. 

Jika anak melihat orang tuanya menunjukkan perilaku negatif atau tidak pantas, seperti agresi, ketidakpatuhan, atau perilaku tidak etis lainnya, anak dapat meniru perilaku tersebut dan menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: 8 Kegiatan Seru untuk Mengisi Waktu Luang Anak

Bagaimana Cara Mendidik Anak yang Susah Diatur?

Mendidik anak agar menjadi nurut dan patuh adalah harapan banyak orang tua, tetapi setiap anak memiliki kepribadian, temperamen, dan keunikan sendiri. Beberapa anak mungkin secara alami lebih kooperatif atau menjadi penurut, sementara yang lain mungkin lebih sulit untuk diatur dan mempunyai keinginan sendiri. 

Maka dalam menghadapi anak yang sulit diatur, penting bagi Ibu dan Ayah untuk memahami lebih dulu perubahan yang sedang terjadi dalam diri anak, membantu si Kecil mengenali dan  mengatasi emosi, serta memberikan dukungan dan kasih sayang selama ia menghadapi tantangan yang muncul selama proses pertumbuhannya.

Dengan kata lain, pola asuh yang Ibu dan Ayah terapkan sehari-hari sangatlah berpengaruh pada perilaku si Kecil ke depannya.

Berikut ini, terdapat beberapa poin yang dapat Ibu lakukan dalam mendidik anak yang susah diatur agar menjadi penurut:

1. Berikan Contoh yang Baik

Untuk membentuk pribadi anak yang baik, orang tua mempunyai peran utama dalam mendidiknya. Hal ini dikarenakan si Kecil belajar melalui contoh dari sikap yang ditunjukkan Ibu dan Ayah. Sehingga penting bagi para orang tua agar menunjukkan perilaku yang positif ketika di hadapan anak.

Ibu dapat mengajarkan si Kecil tentang pentingnya rasa hormat, keramahan, kejujuran, kebaikan, dan toleransi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan diri untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan pujian positif ketika si Kecil melakukan sesuatu yang baik.

2. Jangan Bersikap Kasar dan Membentak

Mengingat bahwa anak-anak cenderung meniru sikap yang mereka lihat dari orang tua, maka penting bagi Ibu untuk memberikan contoh sikap yang positif dan membangun.

Ibu harus menghindari perilaku kasar untuk membantu mencegah sifat buruk tersebut terbawa hingga anak beranjak dewasa nanti. Jadi, selalu ingatlah untuk tidak terburu-buru terbawa emosi sampai menggunakan cara membentak apalagi kekerasan, dalam bentuk apa pun.

Tindakan tersebut dapat menyebabkan anak menjadi trauma dan takut, bahkan akan membuatnya semakin enggan untuk patuh. Jika Ibu atau Ayah bersikap kasar atau sering berteriak kepada si Kecil secara tidak sadar itu sama saja mengajarkannya untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Gunakan cara menasihati yang lebih lembut agar anak mau patuh. Dengan menggunakan pendekatan yang lembut dan penuh pengertian, Ibu dapat membantu anak memahami arti dari patuh dan mengajarkan nilai-nilai positif tanpa perlu menggunakan tindakan yang kasar atau menyakiti.

Baca Juga: Cara Disiplinkan Anak Tanpa Marah-Marah Lewat Metode Time Out

3. Membentuk Komunikasi yang Efektif

Membangun komunikasi yang efektif menjadi hal penting agar tercipta hubungan yang baik antara Ibu dan Ayah dengan si Kecil. Untuk itu, orang tua harus selalu memberikan perhatian yang penuh kepada anak. Misalnya, dengan membiarkan si Kecil berbicara untuk mengekspresikan pikiran maupun perasaannya.

Sebagai orang tua, Ibu hanya perlu menjadi pendengar yang baik ketika si Kecil ingin menyampaikan pendapatnya. Dengan cara ini, anak akan merasa bahwa pendapat dan perasaannya dihargai dan didengar dengan baik. Sikap mendengarkan ini juga akan menciptakan saling pengertian dan kepercayaan antara Ibu dan anak.

Jika hal ini diterapkan dengan baik, secara tidak langsung Ibu mengajarkan si Kecil tentang pentingnya saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Sikap tersebut akan tercermin saat Ibu berbicara dengan anak, dan hubungan komunikasi yang sehat pun akan terbentuk.

4. Memberikan Pujian

Ketika si Kecil sudah mencoba bersikap lebih baik, berikanlah sedikit pujian dan penghargaan kepada anak. Sebab, ini akan menjadi motivasi positif untuk si Kecil agar selalu berperilaku baik. 

Pujian dapat diberikan dalam berbagai cara, seperti pujian secara verbal dengan memberikan kata-kata positif dan dorongan, memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi, menghabiskan waktu khusus bersama si Kecil untuk menunjukkan dukungan dan perhatian, atau bahkan memberikan pujian tertulis dengan kartu ucapan.

Namun, sangat penting untuk memberikan pujian dengan bijaksana dan konsisten. Artinya, berikan pujian dengan seimbang dan proporsional sesuai dengan usaha dan prestasi si Kecil. 

Jangan memberikan pujian berlebihan yang tidak sesuai dengan pencapaian anak, karena hal tersebut dapat mengurangi makna dan nilai dari pujian itu sendiri.

Baca Juga: Mengenal Gentle Parenting dan Tips Menerapkannya pada si Kecil

Nah, itulah beberapa cara agar si Kecil yang susah diatur dapat menjadi anak yang penurut. Tidak memandang berapa usia si Kecil saat ini, penting bagi Ibu dan Ayah untuk tetap konsisten dalam mengajarkan kedisiplinan sejak dini.

Ibu bisa juga, lho, menstimulasi kognitif, fisik, sosial emosional si Kecil agar semakin tumbuh hebat dengan flash card eksklusif Belajar di Rumah secara gratis! 

Semoga artikel ini membantu, ya, Bu.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. ‌Psychological development | Definition, Stages, Examples, & Facts | Britannica. (2023). In Encyclopædia Britannica. https://www.britannica.com/science/psychological-development
  2. Verywell. (2023). Children’s Psychology: Contexts and Influences. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/what-is-child-psychology-2795067
  3. ‌Mimin. (2023, January 29). Cara Mendidik Anak yang Sulit Diatur Agar Nurut pada Orangtua. Fakultas Psikologi Terbaik Di Sumatera Utara.
    https://psikologi.uma.ac.id/cara-mendidik-anak-yang-sulit-diatur-agar-nurut-pada-orangtua/
  4. ‌Self-regulation in children and teenagers. (2021, May 20). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/understanding-behaviour/self-regulation
  5. ‌Kids Health Information : Challenging behaviour – school-aged children. (2018). Rch.org.au. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Challenging_behaviour_school_aged_children/
  6. ‌Disciplining Your Child (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2018). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/discipline.html
  7. (2015). 5 Ways to Get Your Child to Listen. Parents. https://www.parents.com/kids/discipline/strategies/can-you-hear-me-now-5-ways-to-get-your-child-to-listen/
  8. ‌Menumbuhkan Disiplin Positif Melalui Kesepakatan Kelas & Konsekuensi Bersama (Pada Anak Usia Dini). (2021). GURU BERBAGI.
    https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/menumbuhkan-disiplin-positif-melalui-kesepakatan-kelas-konsekuensi-bersama-pada-anak-usia-dini/
  9. ‌Pendidikan, S., Tua, O., Pendidikan, K., & Kebudayaan, D. (n.d.). Disiplin Positif. Retrieved June 9, 2023, from https://repositori.kemdikbud.go.id/9731/1/DISIPLIN%20POSITIF%20%28TERBARU%29%203.pdf
  10. ‌Pembinaan, D., Keluarga, P., Pendidikan, K., Kebudayaan, D., Pendidikan, S., & Tua, O. (2017). Untuk informasi lebih lanjut tentang Pendidikan Keluarga dapat diperoleh di: Sahabat Keluarga Disiplin Positif. https://paudpedia.kemdikbud.go.id/uploads/pdfs/TINY_20211011_095057.pdf
  11. ‌What’s the Best Way to Discipline My Child? (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Disciplining-Your-Child.aspx
  12. Verywell. (2013). Teaching Kids Self-Discipline so They Can Grow Up to Reach Their Goals. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/teach-kids-self-discipline-skills-1095034


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait