Pahami Disiplin Positif dan Cara Menerapkannya pada Anak
Istilah “disiplin” sering kali disinggung ketika membicarakan tentang cara mendidik anak di usia dini. Tapi, apa yang terbayangkan dalam...

Istilah “disiplin” sering kali disinggung ketika membicarakan tentang cara mendidik anak di usia dini. Tapi, apa yang terbayangkan dalam benak Ibu ketika mendengar kata disiplin? Bagi kebanyakan orang, menerapkan kedisiplinan pada anak masih kerap dikaitkan dengan cara didikan yang keras dan autoritatif. Padahal, menerapkan disiplin bisa dilakukan secara positif untuk menumbuhkan anak yang hebat dan berkarakter baik, lho!
Nah, disiplin positif juga bisa Ibu dan Ayah terapkan dalam menegur atau memberikan hukuman ketika anak melakukan kesalahan. Metode ini tentu akan jauh lebih baik ketimbang mendisiplinkan anak dengan cara memarahi atau memukulnya.
Sebenarnya, apa itu disiplin positif dan bagaimana penerapannya? Berikut ulasan lengkapnya sehingga bisa Ibu jadikan sebagai panduan.
Kenapa Penting Menerapkan Disiplin Positif?
Ayah dan Ibu sebagai orang tua tentu tidak pernah tidak berniat untuk membentak atau memukul anak ketika ia melakukan kesalahan.
Meski memang tidak bisa dibenarkan, kadang refleks untuk ngomel atau mencubit si Kecil yang bandel tidak bisa dielakkan karena Ayah atau Ibu mungkin sudah kepalang capek sehingga tidak bisa melihat cara lain untuk menghadapi tingkahnya. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri jika memang seperti itu, Bu. Merasa frustasi itu adalah hal yang wajar, kok.
Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa mendisiplinkan anak dengan pola asuh keras sama sekali bukan solusi. UNICEF menegaskan bahwa berteriak, memarahi, dan memukul tidak akan pernah berhasil untuk mendidik anak dan efeknya bisa lebih berbahaya dalam jangka panjang.
“Luka” trauma yang terus menerus diterima anak bahkan dapat berbekas sepanjang hidupnya dan dapat menyebabkan sejumlah hasil negatif seperti kemungkinan putus sekolah yang lebih tinggi, depresi, penggunaan narkoba, penyakit jantung, hingga risiko bunuh diri.
Bahkan, trauma yang berkelanjutan ini dapat membuat anak menjadi lebih agresif yang nantinya berisiko untuk suka “main tangan” dengan anaknya di masa depan. Seperti lingkaran setan yang tidak ada akhirnya, ya?
Maka daripada marah-marah dan memberikan hukuman, pendekatan disiplin positif lebih dianjurkan sebagai upaya untuk mengajarkan tentang aturan, batasan, dan ekspektasi seputar perilaku, sekaligus menguatkan hubungan yang sehat dan bahagia antara orang tua dengan anak.
Model disiplin positif didasarkan pada karya milik Alfred Adler dan Rudolf Dreikurs yang menganjurkan agar orang tua bisa mendidik anak dengan hormat dan demokratis. Namun, bukan berarti membiarkan si Kecil dimanjakan, karena ini akan mengakibatkan pada masalah sosial dan perilaku.
Baca Juga: Cara Disiplinkan Anak Tanpa Marah-Marah Lewat Metode Time Out
Kriteria Disiplin Positif
Dikutip dari laman Positive Discipline Association, disiplin positif merupakan model berdasarkan Psikologi Adlerian.
Tak cuma mendidik anak, model psikologi ini bisa digunakan oleh guru, pasangan, pemimpin bisnis, dan masyarakat untuk belajar menciptakan hubungan yang bertanggung jawab, saling menghormati, dan banyak hal dalam komunitas mereka.
Berikut lima kriteria disiplin positif yang perlu Ibu dan Ayah pahami:
-
Bersikap baik dan tegas.
-
Bantu si Kecil membangun rasa memiliki.
-
Memiliki pikiran jangka panjang.
-
Mengasah keterampilan sosial dan keterampilan hidup.
-
Membangun rasa percaya diri si Kecil.
Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Dalam menerapkan metode disiplin positif, Ibu dan Ayah bisa mengikuti beberapa cara berikut:
1. Berikan Pujian yang Positif
Sebagai orang tua, biasanya Ibu atau Ayah lebih sering fokus pada perilaku buruk anak-anak dan selalu menyebutkannya.
Jika demikian, si Kecil mungkin akan menyadari hal ini dan menjadikannya sebagai cara untuk mendapatkan perhatian Ibu.
Kendati demikian, jika si Kecil tumbuh dengan pujian maka mereka akan lebih mudah merasa dicintai dan istimewa. Misalnya pujian sederhana karena anak tidak lagi pilih-pilih makanan, “Wah, Adek hebat loh, semua sayurannya dihabiskan.”
2. Rencanakan Waktu Bersama Tanpa Distraksi
Bicara empat mata dan menghabiskan waktu bersama bisa sangat bermanfaat untuk membangun hubungan yang baik dengan si Kecil. Misalnya, 20 menit sehari atau 5 menit sehari.
Ibu dan Ayah bisa memanfaatkan waktu emas ini untuk mengajak anak bermain bersama, bernyanyi, atau membantunya merapikan mainannya sambil bersenda gurau. Agar Ibu lebih fokus pada si Kecil, hindari ponsel, televisi, atau hal-hal lain yang mengganggu.
3. Buat Ekspektasi yang Jelas
Dengan memberitahu si Kecil tentang apa yang ingin mereka lakukan akan jauh lebih efektif, daripada memberi tahu ia hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Pasalnya, ketika Ibu meminta si Kecil untuk tidak membuat kekacauan atau menjadi baik, ia belum tentu mengerti apa yang harus dilakukan olehnya.
Berikan instruksi yang jelas, seperti “Ayo, ambil semua mainan dan kita masukkan ke dalam kotak!”, ketimbang “Aduh, jangan berantakin terus dong mainannya!”
Baca Juga: Terbukti Dapat Tingkatkan Kedisiplinan, Ini 3 Alasan Mengapa Olahraga Renang Digemari Anak-Anak
4. Beri Tahu Tentang Arti Sebuah Konsekuensi
Konsekuensi merupakan bagian dari tumbuh dewasa. Menentukan hal ini untuk anak menjadi bentuk proses sederhana yang bisa mendorong perilaku si Kecil dan membuatnya menjadi lebih bertanggung jawab.
Dalam hal ini, Ibu bisa memberikan kesempatan agar si Kecil melakukan hal yang benar dengan konsekuensi yang jelas terkait perilaku buruknya.
Contohnya, bila Ibu memperbolehkan si Kecil mencoret-coret buku gambarnya. Namun, Ibu juga mengingatkan si Kecil untuk berhenti jika jam bermainnya sudah habis dan memintanya membereskan peralatan mewarnainya sendiri.
Jika si Kecil tidak berhenti, lantas ikuti konsekuensinya dengan tenang dan tanpa menunjukkan kemarahan. Contoh konsekuensinya, tidak memberikan peralatan mewarnainya di lain waktu, jika si Kecil tidak mau merapikannya kembali.
Memberi konsekuensinya merupakan hal penting. Dengan demikian, anak bisa berpikir lebih realistis untuk tidak mengabaikan aturan di lain waktu. Ibu dan Ayah harus konsisten, ya, dalam menerapkan metode disiplin positif ini.
5. Mengalihkan Perhatian Secara Kreatif
Saat si Kecil sedang kesulitan, sebaiknya Ibu mengalihkan perhatian mereka dengan aktivitas yang lebih positif. Hal ini akan menjadi strategi yang berguna bagi mereka.
Ketika Ibu mengalihkan perhatian mereka dengan mengubah topik, memperkenalkan permainan, membawa mereka pergi ke ruangan lain, atau berjalan-jalan maka cara ini bisa berhasil mengalihkan energi mereka ke perilaku yang positif.
Ibu juga bisa, lho, download modul kumpulan stimulasi untuk melatih anak mandiri. Dengan demikian, si Kecil bisa tetap aktif dan menggunakan akal kreatifnya dengan maksimal lewat aktivitas-aktivitas seru di atas.
Selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa mendampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 3 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk dukung Awal Semua Kehebatannya!
Bebelac 3 GroGreat+ dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) serta vitamin dan mineral penting lain untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif (happy brain), dan hati yang besar (happy heart)!
Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!
Referensi:
-
5 Criteria for Positive Parenting with Dr. Jane Nelsen. (2020, December 14). Next Step 4 ADHD. https://nextstep4adhd.com/5-criteria-for-positive-parenting-with-dr-jane-nelsen/
-
How to discipline your child the smart and Healthy Way. UNICEF Parenting. (n.d.). Retrieved March 1, 2023, from https://www.unicef.org/parenting/child-care/how-discipline-your-child-smart-and-healthy-way
-
What is positive discipline? Learn Inspire Nurture Connect with Positive Discipline Geneva and Lausanne, Switzerland. (n.d.). Retrieved March 1, 2023, from https://ipositivelinc.com/about/what-is-positive-discipline/