10 Ide Mainan Edukatif Buatan Sendiri, Mudah dan Praktis

Setiap kali si Kecil minta mainan, Ibu tidak harus merogoh kocek dalam-dalam, kok, untuk membelinya! Coba lihat sekitar rumah, pasti ada...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
16 Feb 2023
Anak laki-laki sedang bermain dengan pesawat kardus


Setiap kali si Kecil minta mainan, Ibu tidak harus merogoh kocek dalam-dalam, kok, untuk membelinya! Coba lihat sekitar rumah, pasti ada, deh, barang-barang yang tidak terpakai tapi masih bisa diakali untuk jadi mainan anak yang Ibu buat dengan tangan sendiri. Butuh ide mau bikin mainan apa hari ini buat si Kecil? Yuk, cek 15 ide mainan edukatif yang dapat ibu buat sendiri di rumah!

Ide Mainan Edukatif Buatan Sendiri

Kardus bekas, plastik bening, kertas warna warni, kardus susu, roll bekas toilet paper, hingga pasta mentah, semua bisa disulap menjadi mainan edukatif yang seru di tangan kreatif Ibu. Yuk langsung saja kita buat bersama!

1. Fishing Playset

Daripada memberikan gadget setiap kali anak ikut Ibu pergi ke luar rumah, misalnya saat ikut Ibu antre di bank atau belanja di supermarket, cobalah berikan mainan DIY ini untuk mengalihkan pikiran si Kecil supaya tidak cepat bosan selama menunggu.

Untuk membuat Fishing Playset, Ibu dapat memanfaatkan toples plastik bekas biskuit berukuran sedang. Boleh bulat, boleh kotak, atau bentuk lain asalkan bentuknya cenderung melebar, memanjang ke dalam seperti tabung.

Warnai bagian dalam toples dengan cat biru. Jika sudah kering, Ibu bisa menyusun beberapa kerikil di dasar toples sebagai batu karang dan rekatkan dengan power glue. 

Setelah itu, Ibu dapat membuat ikan-ikan kecil dari kertas karton. Agar lebih menarik, warnai ikan dengan cat air atau krayon.

Tentu saja Ibu dapat mengajak si Kecil untuk membuatnya bersama-sama. Selain sangat seru, kegiatan memotong dan mewarnai ikan akan membuat fungsi motorik halus anak semakin baik. 

Nah, jika sudah selesai membuat ikan kecil warna-warni, Ibu dapat menempelkan magnet-magnet kecil di badan ikan. 

Untuk membuat alat pancingnya, Ibu dapat menggunakan sumpit yang sudah tidak terpakai dan benang wol sebagai tali pancing. Tempelkan magnet kecil di ujung benang wol yang sudah digulung melingkar seperti bentuk obat nyamuk kering menggunakan power glue. 

Biarkan anak sibuk memancing sambil belajar berhitung, mengenal warna, menamai ikan, dan bermain peran sebagai nelayan yang sedang berlayar di laut lepas. Biarkan imajinasi anak mengembara sambil menunggu hidangan makan malam datang atau nomor urut Ibu dipanggil.

2. Body Puzzle

Yuk, ajak si Kecil bermain sambil belajar mengenal anggota tubuhnya sendiri! Mengajari anak nama-nama anggota tubuh dengan istilah yang benar dapat bantu membuat anak lebih percaya diri dan membantunya belajar mencintai serta menghargai tubuhnya sendiri. Mengenal tubuhnya sendiri juga bantu anak belajar tentang batasan terkait mana saja sentuhan yang pantas atau boleh dan mana yang tidak pantas.

Selain itu, belajar tentang anatomi tubuh penting untuk anak belajar tentang bagaimana caranya merawat dan menjaga badannya agar tetap sehat.

Perlengkapan untuk membuatnya tidak ribet, kok. Ibu hanya perlu siapkan selembar kardus bekas, benang wol aneka warna, double tape, perekat velcro, spidol hitam, dan sekotak krayon. 

Pertama, Ibu gambar outline tubuh manusia tanpa tangan dan kaki di atas permukaan kardus. Nantinya Ibu boleh menentukan apakah outline tersebut akan menjadi figur tubuh anak perempuan atau anak laki-laki. 

Kemudian, Ibu dapat menggambar bagian-bagian tubuh seperti mata, mulut, hidung, telinga, pusar, tangan, dan kaki. Beri warna gambar bagian tubuh yang digambar agar lebih menarik. Contohnya bibir dengan warna merah, gigi dengan warna putih, dan bola mata dengan warna coklat. 

Potong gambar bagian tubuh tersebut dan tempelkan perekat velcro di bagian belakangnya menggunakan double tape. 

Tempelkan pula perekat velcro pada titik-titik di dalam maupun di luar outline yang nantinya akan ditempeli gambar bagian-bagian tubuh, seperti titik bagian mata, hidung, kaki, dan lainnya. Untuk “rambut”, Ibu dapat menempelkan double tape di kepala “orang” itu untuk si Kecil bisa menempelkan benang wol satu-persatu sesuai keinginan mereka. Proses menempel rambut ini akan membantu melatih keterampilan motorik halusnya juga, Bu. 

Nah, jika outline dan bagian tubuh yang lain sudah siap, Ibu bisa mengajak si Kecil menempelkan bagian tubuh di tempat yang seharusnya sambil mengenalkan tiap-tiap namanya secara berulang sampai ia hafal.  

Baca Juga: Pasti Seru! Berikut 14 Mainan Edukasi untuk Anak 1 Tahun

3. The 100 Faces!

Tidak seperti orang dewasa, umumnya anak-anak masih kesulitan dalam mengenali emosi dan ekspresi wajah. Maka dari itu, kita perlu mengenalkannya melalui berbagai cara sejak usia dini. Salah satunya dengan memberi label terhadap ekspresi wajah tertentu.

Ketika si Kecil mampu mengenali emosi yang mereka rasakan, kelak ia akan memiliki kendali yang lebih baik terhadap emosi yang sedang mereka rasakan juga dapat beradaptasi dengan lebih baik.

Untuk membuat mainan edukatif satu ini, Ibu memerlukan karton tebal atau kardus bekas untuk menggambar outline wajah, spidol hitam, benang wol untuk membuat rambut, dan perekat velcro. 

Setelah menggambar outline wajah, Ibu perlu membuat gambar mata dengan ekspresi terkejut, marah, sedih, senang, takut, khawatir dan kecewa. Begitu pula dengan alis dan mulut. 

Apabila Ibu merasa kesulitan untuk menggambar secara manual, Ibu bisa mencari gambar di internet dan mencetaknya. Setelah dicetak, potong dan tempel gambar di atas karton supaya tidak mudah sobek. Kemudian tempeli bagian belakangnya dengan perekat velcro. 

Selanjutnya, tempel perekat velcro pada outline wajah sesuai dengan titik yang akan dipasangi mata, alis, dan mulut. Setelah mainannya jadi, ajak si Kecil untuk mengganti-ganti tempelan mata, mulut dan alis, kemudian sebutkan nama dari ekspresi wajah yang muncul sambil meminta si Kecil memeragakannya sendiri.

Lakukan secara berulang pada beberapa kesempatan berbeda hingga anak bisa menyebutkan sendiri ekspresi wajah apa yang muncul. 

Baca juga: 7 Manfaat Bermain Peran (Role Play) untuk Perkembangan Anak

4. Counting Cards

Belajar berhitung tidak selalu membuat kepala pusing. Si Kecil bisa belajar berhitung sambil bermain menggunakan counting cards. Cara membuatnya mudah sekali!

Bahan yang perlu disiapkan antara lain kardus atau karton tebal, krayon, selotip bening lebar, non-permanent board marker aneka warna, pom-pom mini dari benang wol, perekat velcro, dan tisu. 

Pertama Ibu perlu memotong kardus atau kertas karton dengan ukuran 21 x 15 cm sebanyak jumlah angka yang ingin dikenalkan kepada anak. 

Apabila Ibu ingin mengenalkan angka 1-10, berarti Ibu bisa menyiapkan 10 lembar kartu. Jika ingin mengenalkan angka 1-20, Ibu dapat membuat 20 lembar kartu.

Jika kartu sudah siap, letakkan karton dalam posisi landscape, kemudian Ibu bisa mulai menggambar angka sesuai kebutuhan di bagian kiri karton menggunakan krayon warna-warni. Dalam ukuran besar ya, Bu, menggambar angkanya. 

Setelah gambar angka selesai, Ibu dapat menulis ejaan huruf di bawahnya, baik menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Ibu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan. Buat dalam ukuran besar juga ya, Bu. 

Selanjutnya, gunakan boardmarker hitam untuk membuat garis putus-putus di bagian tengah angka dan ejaan huruf yang telah Ibu tulis. Garis putus-putus tersebut nantinya akan digunakan oleh si Kecil sebagai guideline untuk latihan menulis angka dan huruf. 

Ketika sudah selesai, bungkus bagian kiri karton dengan selotip bening dan tempeli bagian kanan karton dengan perekat velcro. Voila! Counting cards siap digunakan untuk bermain bersama si Kecil. 

Untuk memainkannya, siapkan boardmarker aneka warna untuk menghubungkan garis putus-putus pada huruf dan angka. Bimbing si Kecil untuk melafalkan angkanya juga ya, Bu!

Nah, setelah garis putus-putus terhubung, si Kecil dapat menempelkan pom-pom sejumlah angka yang tertera. 

Gunakan tisu untuk menghapus garis yang sudah terhubung dan ulangi kegiatan ini sesuka hati! Latihan mengenal angka, huruf, menulis, dan menghitung jadi menyenangkan, bukan?

5. Spider Race

Mainan anak buatan sendiri ini bisa sekaligus mengajak anak belajar melatih kekuatan rahang mulutnya, lho!

Pertama-tama, mari buat badan laba-labanya terlebih dahulu dari kertas karton tebal atau kardus bekas. Buat lingkaran dengan diameter 10 cm menggunakan jangka. Tidak ada jangka? Ibu bisa menggunakan benda-benda berbentuk lingkaran, seperti selotip ukuran besar atau piring plastik, sebagai cetakan. Gunting pola lingkaran tersebut.

Jika sudah, lubangi badan laba-laba menggunakan pembolong kertas. Masing-masing 4 lubang di sisi kanan dan kiri ya, Bu. Kemudian, ikatkan cable-tie di masing-masing lubang sebagai kaki laba-laba. 

Supaya laba-labanya terlihat menggemaskan, Ibu bisa ajak si Kecil mewarnai badannya dan tempelkan mata boneka di bagian wajahnya. Nah, sekarang laba-laba lucu siap diajak berlomba.

Bagaimana cara memainkannya? Ibu cukup siapkan dua buah sedotan dan ajak si Kecil untuk meniup laba-laba dari dari belakang agar ia bisa bergerak.

Ketika si Kecil sudah bisa meniup laba-laba hingga bergerak, Ibu dapat segera memulai perlombaan meniup laba-laba bersama si Kecil. 

6. Save the Minions!

Ayo mulai misi penyelamatan minions yang terjatuh di jurang sebelum predator ganas menyerang! Permainan satu ini, Bu, dapat melatih koordinasi mata dan tangan, daya imajinasi, dan kemampuan berhitung si Kecil. 

Bahan yang perlu Ibu siapkan untuk membuat mainan ini adalah 12 cup kertas warna kuning, stick drum atau ranting pohon, tali, kawat, googly eyes, sekotak crayon, dan selotip kertas.

Hal pertama yang perlu Ibu lakukan adalah membuat minion dengan menggambar baju dan memasang mata pada cup hingga menyerupai karakter aslinya. Bagian dasar cup menjadi kepala ya, Bu.

Jika sudah, pasang kawat pada bagian dasar cup dengan bentuk seperti pegangan ember. Agar tidak berbahaya dan melukai kulit anak, lapisi kawat dengan selotip kertas. 

Kemudian untuk membuat pancingnya, ikatkan tali pada stick drum atau ranting pohon. Pada ujung tali, buat kail dari kawat. Lapisi kail tersebut dengan selotip kertas agar tidak melukai si Kecil. Ibu, usahakan buat kail menjadi setumpul mungkin, ya.

Persiapan selesai dan sekarang saatnya si Kecil memulai misi penyelamatan!

Jajarkan minion di bawah sofa dan biarkan si Kecil menyelamatkan minion dengan cara memancing minion satu-persatu. 

Bagaimana bila si Kecil tidak suka minion? Ibu selalu bisa membuat karakter favorit si Kecil menggunakan cup warna lain seperti pink untuk Hello Kitty atau Patrick Star, biru untuk Donald Duck, merah untuk Mickey Mouse, dan lain sebagainya. 

Baca juga: 7 Cara Menumbuhkan Rasa Empati Anak melalui Permainan

7. Bouncy Balls

Kali ini, ayo ajak anak melatih koordinasi mata, tangan, dan kakinya dengan menangkap bola-bola plastik yang Ibu lemparkan dari balik sofa. 

Di sini, Ibu hanya memerlukan selembar besar karton tebal atau kardus bekas dan keranjang berukuran sedang yang mudah untuk dipegang oleh si Kecil. 

Untuk karton atau kardusnya, pasang dengan kemiringan 20 derajat di antara sandaran dan dudukan sofa. 

Di sini, tugas Ibu adalah memantulkan bola-bola plastik di atas permukaan karton dari balik sofa untuk ditangkap oleh si Kecil menggunakan keranjang. Awali permainan dengan kecepatan rendah dan naikkan kecepatan secara bertahap.

Pada akhir permainan, Ibu dapat mengajak anak untuk menghitung jumlah bola yang berhasil dikumpulkan.  

8. The Dirty Teeth

Ajarkan anak pentingnya gosok gigi dengan permainan edukatif rumahan satu ini, yuk! 

Untuk membuat mainan satu ini, Ibu perlu menyiapkan kacang tanah kupas, spidol hitam non-permanent, karton, sikat gigi bekas (pastikan sudah dicuci bersih), power glue, dan sekotak krayon. 

Pertama, Ibu perlu menggambar mulut yang terbuka di atas karton tebal. Setelah menggambar mulut, Ibu dapat menyusun kacang sebagai gigi yang nantinya perlu dibersihkan si Kecil. 

Gunakan spidol hitam untuk membuat noda-noda di atas gigi. Sekarang, ajak si Kecil membersihkan noda tersebut menggunakan sikat gigi bekas sambil menjelaskan cara gosok gigi yang baik dan benar beserta akibat jika si Kecil tidak mau gogok gigi. 

Baca Juga: 8 Rekomendasi Mainan Edukasi untuk Anak 3 Tahun

9. Hungry Bears

Agar si Kecil semakin pintar makan sendiri, memiliki motorik halus yang semakin baik, dan terstimulasi sensoriknya, Ibu bisa membuat mainan dari kardus bekas susu yang ditempeli wajah beruang-beruang lucu. 

Nama mainan anak ini adalah Hungry Bears alias Beruang-Beruang Lapar.

Untuk membuatnya, Ibu cukup mengumpulkan kardus bekas kemasan susu si Kecil dan mencetak gambar beruang dalam kertas ukuran A4. Pastikan gambar beruang mulutnya terbuka ya, Bu.

Tempelkan gambar yang telah dicetak menggunakan lem kertas dan tunggu hingga kering. Setelah kering, lubangi bagian mulut beruang menggunakan kater. 

Sekarang Ibu dapat mengajak anak untuk menyuapi beruang-beruang yang kelaparan menggunakan semangkuk beras, makaroni kering, kacang hijau, dan benda-benda kecil lain. Siapkan sendok berbagai ukuran dan biarkan ia menggunakannya sesuka hati. 

Menyuapi beruang menggunakan tangan langsung pun tidak masalah, justru si Kecil sekalian menstimulasi indra perabanya. Terus awasi anak saat bermain ya, Bu. Jangan sampai beras, makaroni, atau bahan lainnya dimasukkan ke mulut si Kecil.

10. Color Board Memory

Ingin melatih daya ingat anak sambil mengenal warna? Ayo Bu, kita buat Color Board Memory menggunakan karton tebal atau papan tulis!

Baik di atas papan tulis maupun karton, Ibu tinggal menggambar kotak dengan 6 kolom di atasnya. Siapkan pom-pom dalam 3 warna berbeda. Masing-masing warna jumlahnya dua.

Jika sudah, letakkan 1 pom-pom pada masing-masing kotak secara acak. Tutupi dengan cup kertas warna putih. 

Sekarang ajak si Kecil untuk menemukan pasangan masing-masing pom-pom. Kuning dengan kuning, merah dengan merah, dan seterusnya. Jika ia sudah semakin pintar, Ibu dapat menambah jumlah kotaknya sesuai keinginan.

Baca juga: 9 Contoh Permainan untuk Melatih Sosial Emosional Anak Usia Dini

Nah, dari 10 ide mainan edukatif DIY di atas, mana yang ingin Ibu coba buat hari ini bersama si Kecil?

Oh iya Bu, untuk menemani anak belajar sambil bermain, Ibu juga perlu pastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal tidak hanya dari makanan tapi juga dampingan susu pertumbuhan terfortifikasi, seperti Bebelac 3 Grogreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur.

Susu Bebelac 3 adalah susu pertumbuhan satu-satunya dengan FOS:GOS 1:9 yang sudah teruji klinis untuk mendukung kesehatan pencernaan si Kecil (happy tummy).

Sebagai awal kehebatan anak, susu Bebelac 3 juga kini dilengkapi formulasi baru, yaitu Triple A (DHA, ALA+LA) dengan DHA yang lebih tinggi dari minyak ikan untuk mendukung perkembangan akal kreatif anak (happy brain), serta vitamin dan mineral yang penting untuk mendukung tumbuh kembang hebat si Kecil.

Dengan pemberian stimulasi yang tepat dan didukung nutrisi untuk pencernaannya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria (happy heart) sehingga ia makin bersemangat untuk bermain dan mencoba hal-hal baru di rumah dan di sekolah nanti bersama teman-temannya.

Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. “Talking with Preschoolers about Emotions (Better Kid Care).” Better Kid Care (Penn State Extension), 2012, extension.psu.edu/programs/betterkidcare/early-care/tip-pages/all/talking-with-preschoolers-about-emotions. Accessed, 18 Jan. 2023.


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait