Ketahui Suhu Normal Bayi dan Cara Tepat Mengukurnya

Saat merawat bayi baru lahir, penting bagi Ibu dan Ayah untuk mengetahui suhu normal tubuhnya. Tujuannya untuk membantu Ayah dan Ibu jad...

4 min
11 May 2022

3 ibu tandai artikel ini bermanfaat

Saat merawat bayi baru lahir, penting bagi Ibu dan Ayah untuk mengetahui suhu normal tubuhnya. Tujuannya untuk membantu Ayah dan Ibu jadi lebih waspada dan cepat menyadari bila suhu tubuh si Kecil naik terlalu tinggi alias demam atau justru turun terlalu drastis (hipotermia), yang bisa berbahaya bagi kesehatannya. Yuk, kita cari tahu bersama-sama berapa normalnya suhu tubuh bayi dan cara tepat mengukurnya dalam artikel berikut ini!

Berapa Suhu Tubuh Normal Bayi?

Pada dasarnya, suhu tubuh normal bayi tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, Bu, yakni antara 36,5–37°C. Bayi disebut hipotermia bila suhu tubuhnya turun hingga 35,5°C dan disebut demam bila suhu tubuhnya naik mencapai 38,5°C bila diukur dengan alat termometer yang diletakkan di telinga, dahi, ketiak, ataupun dubur.

Kenapa Penting Memantau Suhu Tubuh Bayi?

Memahami suhu tubuh normal berperan penting dalam menjaga kondisi bayi tetap stabil. Tidak heran bila Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa menjaga suhu normal bayi adalah salah satu hal yang krusial untuk dilakukan saat merawat bayi baru lahir.

Demam umumnya terjadi karena infeksi atau penyakit yang serius, seperti pneumonia atau meningitis.2,3. Ini karena demam merupakan respon tubuh saat ada rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Tapi, peningkatan suhu tubuh tidak selalu menjadi pertanda adanya infeksi, Bu. Sebagai contoh, demam bisa menjadi pertanda bahwa si Kecil mengalami dehidrasi.

Hipotermia juga tidak boleh dianggap sepele dan memerlukan perhatian khusus bagi bayi baru lahir, terutama bayi prematur.

Untuk itu, penting sekali bagi Ibu dan Ayah tahu berapa suhu normal bayi, terutama jika ia tampak tidak enak badan. Dengan begitu, langkah penanganan dapat dilakukan dengan tepat.

Baca Juga: Cara Menenangkan Bayi Rewel di Malam Hari, Ibu Wajib Tahu!

Selain mengetahui suhu normal bayi, orang tua juga perlu memahami cara mengukurnya. Tujuannya adalah agar orang tua tidak keliru dalam mengartikan kondisi tubuh bayi dan salah mengambil langkah penanganannya.

Apa Jenis Termometer yang Tepat untuk Mengukur Suhu Tubuh Bayi?

Kebanyakan Ibu menentukan penurunan atau kenaikan suhu tubuh bayi dengan menyentuh bagian dahi, pipi, punggung, dan perut bayi. Padahal jika ingin mengetahui suhu normal bayi pastinya, Ibu membutuhkan bantuan alat pengukur suhu tubuh atau termometer.

Jenis termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh bayi ada banyak jenisnya, Bu, yakni termometer digital (yang dapat digunakan di bagian anus, mulut, dan ketiak), termometer telinga digital, dan termometer dahi digital. 

Namun, termometer yang disarankan untuk bayi dan anak adalah termometer digital, karena termometer raksa memiliki kemasan yang terbuat dari kaca dan rentan pecah.

Untuk mengukur suhu tubuh bayi sebetulnya bisa dilakukan di beberapa area tubuh, Bu. Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar pengukuran suhu tubuh normal bayi yang akurat dilakukan dengan meletakkan termometer di ketiak. 

Pengukuran suhu dengan termometer yang dilekatkan di dahi atau dimasukkan di lubang telinga tidak dianjurkan karena dianggap tidak akurat. 

Lalu, bagaimana dengan pengukuran suhu dengan memasukkan termometer ke dalam lubang anus (rektal)? Masih menurut IDAI, pengukuran di anus sebenarnya akurat, tapi tidak disarankan karena bisa melukai anus si Kecil.1

Cara Tepat Mengukur Suhu Tubuh Bayi dengan Termometer

Berbeda jenis termometer maka berbeda pula cara penggunaannya lho, Bu. Agar hasil pengukuran suhu tubuh normal bayi lebih akurat, simak tata cara menggunakan termometer yang tepat sesuai dengan jenis dan lokasi pengukurannya di bawah ini.

1. Mengukur Suhu Tubuh Bayi dengan Termometer Rektal (Anus)

Berikut cara mengukur suhu badan bayi menggunakan termometer digital di bagian rektal (anus):

  • Beri pelumas di bagian ujung termometer (area yang berwarna perak) pakai petroleum jelly.

  • Kemudian, posisikan bayi dalam keadaan tengkurap di atas permukaan datar, seperti di kasur atau pangkuan Ibu, dengan menekuk kedua lutut dan mengangkat kedua pahanya.

  • Kemudian, buka celananya dan renggangkan kedua kakinya.

  • Setelah menemukan lubang anus, Ibu bisa memasukkan ujung sensor termometer digital ke dalam anus kira-kira sekitar 1,3-2,5 sentimeter secara perlahan. Ingat, jangan mendorong termometer terlalu dalam, ya.

  • Ketika termometer sudah masuk, diamkan selama sekitar tiga menit atau hingga sensor termometer berbunyi “bip” sebagai tanda pengukuran sudah selesai.

  • Keluarkan termometer dan baca hasilnya apakah suhu badan bayi normal atau tidak.

  • Bersihkan termometer dan simpan kembali di tempat semula.

2. Mengukur Suhu Tubuh Anak Lewat Mulut (Oral)

Simak cara mengukur suhu tubuh normal bayi menggunakan termometer digital di bagian mulut berikut ini.

  • Nyalakan termometer digital, kemudian letakkan ujungnya di bagian bawah lidah anak.

  • Minta anak untuk menutup mulut dan bibirnya sampai termometer berbunyi “bip” tanda pengukuran sudah selesai.

  • Lepaskan termometer dan baca hasilnya apakah suhu tubuh bayi normal atau tidak.

  • Bersihkan termometer dan simpan kembali di tempat semula.

Jika sebelumnya bayi baru selesai makan atau minum, tunggu selama 15 menit sebelum mengukur suhu tubuhnya dengan cara oral, ya.

3. Mengukur Suhu Tubuh Anak di Ketiak

Berikut cara mengukur suhu badan bayi menggunakan termometer digital di bagian ketiak:

  • Nyalakan dan letakkan termometer di bagian tengah ketiak anak. Pastikan termometer menyentuh kulit secara langsung, bukan hanya sebatas pakaian.

  • Selama pengukuran berlangsung, usahakan untuk memeluk si Kecil guna menjaga agar termometer tidak terlepas dari ketiak.

  • Tunggu sebentar sampai termometer berbunyi “bip” tanda pengukuran sudah selesai.

  • Lepaskan termometer dan baca hasilnya apakah suhu tubuh bayi normal atau tidak.

  • Bersihkan termometer dan simpan kembali di tempat semula.

4. Mengukur Suhu Tubuh Anak di Telinga

Adapun cara mengukur suhu badan anak menggunakan termometer digital di bagian telinga adalah sebagai berikut.

  • Nyalakan dan tempatkan termometer di dalam telinga si Kecil dengan sedikit menarik telinganya. Menarik telinga anak perlahan akan membantu meluruskan saluran telinga menuju ke gendang telinga.

  • Tekan tombol pengukuran dan pegang termometer sampai berbunyi “bip” tanda pengukuran sudah selesai.

  • Lepaskan termometer dan baca hasilnya apakah suhu badan bayi normal atau tidak.

  • Bersihkan termometer dan simpan kembali di tempat semula.

5. Mengukur Suhu Tubuh Anak di Dahi

Berikut cara mengukur suhu badan bayi menggunakan termometer digital di bagian dahi adalah sebagai berikut.

  • Nyalakan dan dekatkan termometer (tanpa menempelkan langsung) ke arah dahi anak.

  • Lepaskan termometer dan baca hasilnya apakah suhu badan bayi normal atau tidak.

  • Bersihkan termometer dan simpan kembali di tempat semula.

Apa pun jenis termometernya, pastikan termometer tersebut dalam keadaan bersih baik sebelum dan sesudah digunakan. Lap atau bersihkan dengan alkohol. Tujuannya agar termometer terbebas dari kuman dan kotoran yang berisiko menyebabkan penyakit.

Tanda-Tanda Bayi Demam yang Perlu Diwaspadai

Ibu sebaiknya jangan buru-buru panik bila si Kecil demam. Karena, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa demam yang tinggi bukan lantas berarti anak mengalami penyakit yang parah.

Banyak sekali hal yang bisa menyebabkan bayi demam. Mulai dari selesma (common cold), infeksi telinga, radang tenggorokan, hingga influenza, infeksi saluran kemih, infeksi usus, dan pneumonia.

Umumnya, demam disebabkan oleh virus yang tidak berbahaya dan akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Namun, jangan lengah ya, Bu. Segera bawa si Kecil ke dokter bila ia menunjukkan tanda-tanda di bawah ini:

  • Demam tinggi >39⁰C, atau > 38⁰C pada bayi di bawah 3 bulan.

  • Demam datang dan pergi.

  • Demam berlangsung lebih dari 3 hari.

  • Kejang.

  • Si Kecil menunjukkan gejala leher kaku, tidak responsif, gelisah atau bingung.

  • Muntah, diare, atau sakit perut.

  • Ruam merah pada kulit.

  • Tidak mau minum dalam waktu lama.

  • Kondisinya terus memburuk.

Nantinya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi si Kecil. 

Baca Juga: Cara Mengatasi Demam pada Bayi dengan Mudah Tanpa Obat

Tips Merawat Bayi yang Demam

Pada dasarnya, bayi tidak memerlukan obat untuk meredakan demamnya, Bu. Hal yang paling penting adalah buat si Kecil merasa nyaman agar ia bisa beristirahat. Selain itu, Ibu bisa memberikan ASI atau cairan rehidrasi oral khusus untuk anak sesuai dengan anjuran dokter.

Ibu juga boleh mengompres si Kecil menggunakan handuk yang telah dibasahi air hangat yang diletakkan di ketiak dan lipatan selangkangan, selama 10-15 menit. Tujuannya adalah untuk membantu mengeluarkan panas tubuh bayi melalui pori-pori kulit.5

Sebaiknya, jangan gunakan kompres air dingin ya, Bu. Selain membuat si Kecil tidak nyaman, kompres air dingin justru bisa memperburuk kondisi karena mengacaukan pusat pengendali suhu tubuh di otak. Dampaknya, suhu tubuh bayi bisa naik sampai ia menggigil.

Hindari juga membedong bayi atau memakaikan si Kecil pakaian yang terlalu tebal karena akan menyulitkan tubuhnya untuk mengeluarkan panas.2,5

Obat penurun panas mungkin bisa diberikan bila si Kecil demam tinggi (>38⁰C). Namun, pastikan dosis dan jadwal pemberiannya mengikuti rekomendasi dari dokter, ya.5

Pada intinya, hindari bayi dari suhu tubuh yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pastikan untuk mengukurnya dengan termometer untuk memastikannya ya, Bu. Segera periksakan ke dokter jika si Kecil mengalami demam atau hipotermia yang tak kunjung reda. 

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu!

Baca Juga: Bayi Sering BAB Sedikit-sedikit, Normal atau Tidak, Sih?

Jika ingin tahu lebih banyak lagi seputar berbagai panduan dalam mengawal tumbuh kembang si Kecil, selengkapnya Ibu bisa mengunjungi BebeJourney

Jangan lupa, gabung bersama Bebeclub sebagai partner Ibu Hebat untuk Tumbuhkan Anak Hebat, serta nikmati berbagai macam fitur yang tersedia dan berbagai penawaran menarik lainnya. Daftar di sini ya, Bu!

 

Referensi:

  1. Setya Wandita. (2016). Hipotermia pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter? Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/hipotermia-pada-bayi-baru-lahir-kapan-harus-membawa-bayi-ke-dokter [diakses 6 Desember 2021]

  2. Informedhealth.org. (2013, diperbarui terakhir pada 2019). Fever in Children: Overview. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279455/ [diakses 6 Desember 2021]

  3. Birhanu Wondimeneh Demissie. (2018). Neonatal hypothermia and associated factors among neonates admitted to neonatal intensive care unit of public hospitals in Addis Ababa, Ethiopia. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6090740/ [diakses 6 Desember 2021]

  4. Healthychildren.org. (2021). Fever and Your Baby. Diambil dari https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Fever-and-Your-Baby.aspx [diakses 6 Desember 2021]

  5. Mulya Rahma Karyanti. (2014). Penanganan Demam pada Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak [diakses 6 Desember 2021]

  6. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/thermometer/art-20047410. Diakses pada 4 Januari 2022.

  7. Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter. Diakses pada 4 Januari 2023.

  8. Seattle Children’s. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/fever-0-12-months/. Diakses pada 4 Januari 2023.

  9. Ismoedijanto. Demam pada anak. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000: 103-108.

  10. UpToDate. https://www.uptodate.com/contents/fever-in-children-beyond-the-basics. Diakses pada 8 Januari 2023.



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait