Apakah Bahaya Bayi Sering Cegukan?
Banyak orang tua baru yang cemas melihat bayi sering cegukan. Cegukan itu sendiri termasuk hal yang normal dialami bayi baru lahir bahka...

Banyak orang tua baru yang cemas melihat bayi sering cegukan. Cegukan itu sendiri termasuk hal yang normal dialami bayi baru lahir bahkan sejak masih dalam kandungan. Seiring berjalannya waktu nanti, frekuensi cegukan si Kecil pun akan berangsur berkurang.
Lalu, apakah wajar jika bayi sering cegukan dan apa yang harus Ibu dan Ayah lakukan, ya, untuk mengatasinya? Yuk, kita simak bersama penjelasan selengkapnya di di bawah ini.
Apakah Bahaya Jika Bayi Sering Cegukan?
Bayi dapat cegukan berkali-kali dalam sehari. Bayi yang baru lahir bahkan bisa menghabiskan 2,5% waktu mereka dalam sehari dengan cegukan, lho. Sampai usia 12 bulan nanti, bayi umumnya bisa menghabiskan 5-10 menit per hari untuk cegukan.
Namun untuk memahami apakah sering cegukan itu normal atau tidak, Ibu perlu tahu dulu kenapa cegukan bisa terjadi. Cegukan adalah reaksi dari otot diafragma yang berkontraksi atau menegang secara tiba-tiba dan tak disengaja. Diafragma itu sendiri adalah otot pernapasan berbentuk kubah yang terletak tepat di bawah dada.
Akibat kontraksi otot diafragma kemudian timbul hisapan udara secara mendadak masuk ke dalam paru melewati ruang antara pita suara (glottis). Hisapan udara tiba-tiba inilah yang memunculkan suara hik khas cegukan yang familiar Ibu dengar.
Nah, ada banyak hal yang bisa menyebabkan bayi cegukan dan umumnya dipicu oleh rangsangan tertentu yang berlebihan. Misalnya, ketika bayi menyedot ASI cepat-cepat, terlalu banyak menyusu dalam waktu singkat, atau posisi pelekatan saat menyusu yang kurang tepat. Hal ini akan membuat ada lebih banyak udara yang terhisap masuk ketimbang cairan susu yang ia telan. Tubuh bayi akan bereaksi dengan cegukan sebagai refleks untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam lambung.
Banyak tertawa dan menangis juga bisa membuat bayi sering cegukan karena ia menelan udara terlalu banyak, Bu. Udara yang terperangkap di lambung inilah yang akan mendorong diafragma, kemudian memicu terjadinya cegukan4.
Selain itu, munculnya emosi yang kuat, seperti rasa gembira atau semangat sebelum bayi makan, serta stres bisa menjadi penyebab bayi sering cegukan, lho, Bu, karena bisa membuat udara mudah masuk ke diafragma bayi.
Hal ini merupakan hal normal dan wajar yang akan dialami oleh bayi setidaknya dalam 3 bulan pertama usianya. Jadi bila bayi tidak terlihat rewel atau tidak nyaman setiap kali habis cegukan, Ibu tidak perlu khawatir. Begitu juga bisa bayi tidak terpengaruh oleh cegukannya, misalnya tidak menangis atau tidak tampak kesakitan setelahnya.
Penyebab Cegukan pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Asalkan bayi terlihat tenang dan baik-baik saja, Ibu tidak perlu cemas jika ia sering cegukan. Coba tunggu sebentar sampai cegukannya menghilang sendiri. Ibu juga bisa coba bantu melegakan pernapasan si Kecil dengan menepuk-nepuk lembut punggungnya.
Akan tetapi, ibu perlu waspada jika cegukan terjadi secara terus-menerus tanpa henti hingga membuat bayi merasa tidak nyaman dan bahkan rewel. Cegukan tanpa henti bisa menjadi tanda ada gangguan pada sistem pencernaannya. Sering cegukan dapat disebabkan oleh refluks gastroesofagus atau yang biasa disebut dengan GERD. Menurut penelitian GERD sering terjadi pada bayi baru lahir.
Refluks gastroesofagus adalah suatu kondisi akibat belum sempurnanya fungsi katup antara lambung dan esofagus. Katup ini berfungsi untuk mencegah makanan atau cairan ASI yang sudah masuk ke lambung tidak kembali naik ke esofagus.
Pada bayi baru lahir, katup tersebut belum berfungsi secara sempurna sehingga makanan dan cairan ASI dapat kembali naik ke esofagus, sehingga menyebabkan refluks gastroesofagus.
Selain mengalami cegukan, bayi yang mengalami refluks gastroesofagus menjadi lebih sering menangis dan mengalami gumoh lebih sering.
Selain cegukan, bayi yang mengalami refluks asam lambung juga dapat mengalami beberapa gejala lain, seperti:
-
Bayi rewel dan sering menangis, terutama saat sedang menyusu atau makan.
-
Sering gumoh.
-
Sering melengkungkan punggungnya secara berlebihan setelah dan selama makan.
-
Keluar ludah atau air liur lebih sering dari biasanya.
-
Berat badan bayi tidak kunjung mengalami peningkatan.
Pada beberapa kasus, alergi juga bisa menjadi penyebab bayi sering cegukan. Umumnya, jenis alergi yang bisa menyebabkan bayi cegukan adalah alergi protein dalam susu, baik yang terdapat dalam ASI maupun dalam susu sapi. Ketika tubuh bayi tidak cocok atau tidak bisa mencerna protein dalam susu, cegukan bisa terjadi.
Jika bayi Ibu memperlihatkan tanda-tanda di atas, segera bawa ia ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Terlebih jika cegukan tidak juga berhenti setelah lebih dari satu jam. Sebab selain GERD dan alergi, cegukan lebih dari 1 jam bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius, seperti gangguan saraf diafragma, radang paru, kelainan di otak seperti tumor, penyakit ginjal, atau gangguan keseimbangan elektrolit.
Jadi, jangan pernah ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab dan strategi perawatan yang tepat. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya kondisi yang lebih serius pada si Kecil.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Bayi Cegukan?
Cegukan umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri. Namun, pasti sebagai seorang ibu ada perasaan khawatir kalau bayi sering cegukan. Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah cegukan pada bayi.
Secara umum, Ibu bisa menyusui bayi atau memberinya makan sebelum ia sangat lapar, sehingga ia tetap tenang dan tidak sampai menangis keras atau menyusu terlalu cepat.
Ketika menyusu, atur posisinya agar tidak ada udara di sekitar yang masuk saat menyusui. Perhatikan apakah posisi pelekatan mulut bayi saat menyusu sudah tepat atau belum. Caranya adalah posisikan kepala si Kecil sedikit lebih tinggi dari perutnya untuk memudahkan ASI masuk ke dalam perut dengan lancar sehingga tidak banyak udara yang masuk.
Pastikan pula mulut si Kecil menempel penuh pada bagian areola Ibu4, diikuti perut bayi yang menghadap langsung dengan perut Ibu. Posisi tersebut dapat membantu si Kecil menerima ASI secara baik, sehingga bayi cegukan pun dapat dihindari.
Ibu bisa memberikan ASI kepada si Kecil sedikit-sedikit tapi lebih sering, jangan sekaligus banyak. Usai menyusu atau makan, biarkan ia dalam posisi duduk atau tegak selama 30 menit. Sebaiknya, jangan terburu-buru untuk mengajaknya bermain atau bercanda setelah ia menyusu.
Pada bayi usia 0-6 bulan yang masih menerima ASI eksklusif, sendawakan bayi setelah ia menyusu. Sendawa berfungsi mengeluarkan gas yang terperangkap di lambung, jadi cegukan bisa dicegah.
Cara menyendawakan bayi yang tepat adalah sandarkan bayi dalam posisi tegak menghadap Ibu dengan kepalanya di bahu atau pangkuan Ibu. Kemudian, tepuk-tepuk punggung bayi dengan lembut agar si Kecil bisa bersendawa.
Perlu diingat, Bu. Setelah si Kecil menyusu, sebaiknya jangan langsung diajak bercanda, ya. Biarkan ia beristirahat dulu sekitar 30 menit.
Bila si Kecil sudah mendapat MPASI, sebaiknya jangan memberikannya makan atau minum terlalu cepat ya, Bu2. Bila si Kecil sudah di atas usia 6 bulan, coba Ibu berikan 1-2 sendok teh air putih setelah ia minum susu.
Baca Juga: Cara Mudah Menghilangkan Cegukan pada Bayi
Jangan lupa gabung di Bebeclub sebagai partner Ibu Hebat untuk Tumbuhkan Anak Hebat untuk bersama-sama memantau momen emas perkembangan bayi lewat Bebe Journey. Yuk, coba sekarang!
Referensi:
- Daniel Howes. (2012). Hiccups: A New Explanation for The Mysterious Reflex. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3504071/ [Diakses 10 Juni 2021]
- Muzal Kadim. (2012). Cegukan pada Bayi dan Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/cegukan-pada-bayi-dan-anak [Diakses 9 Juni 2021]
- Full-Young Chan, Ching-Liang Lu. (2012). Hiccup: Mysteri, Nature and Treatment. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3325297/ [Diakses 10 Juni 2021]
- Lana Burgess. (last reviewed 2021). How to Stop Hiccups in Newborn. Diambil dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/321932 [Diakses 10 Juni 2021]
- Flo. https://flo.health/being-a-mom/your-baby/baby-health-and-safety. Diakses pada 21 November 2022.
- The Bump. https://www.thebump.com/a/newborn-hiccups-why-babies-get-how-to-get-rid. Diakses pada 21 November 2022.
- Baby Center. https://www.babycentre.co.uk/x1048439/how-can-i-get-rid-of-my-newborn-babys-hiccups. Diakses pada 21 November 2022.
- Baby Center. https://www.babycenter.com/baby/newborn-baby/is-it-normal-that-my-baby-hiccups-all-the-time_3652427. Diakses pada 21 November 2022.