4 Pola Asuh dan Pengaruhnya pada Psikologi Perkembangan Anak Usia 1-3, Mana yang Terbaik?

Tahukah Ibu, karakter si Kecil ketika ia besar nanti, sebagian besar sangat ditentukan oleh pola asuh yang Ibu dan Ayah terapkan saat in...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
12 Aug 2022
Pola asuh orang tua dapat memengaruhi psikologi perkembangan anak.


Tahukah Ibu, karakter si Kecil ketika ia besar nanti, sebagian besar sangat ditentukan oleh pola asuh yang Ibu dan Ayah terapkan saat ini, lho. Apakah Ibu termasuk orang tua yang tak mau dibantah anak, atau membiarkan orang tua yang membebaskan anak melakukan apa pun? Itu semua akan sangat berpengaruh pada psikologi perkembangan anak kelak. 

Ada empat pola asuh yang paling umum dilakukan orang tua, yaitu pola asuh otoriter, permisif, demokratif, dan cuek. Mana yang terbaik? Kita simak satu per satu pembahasannya, yuk, Bu!

Pola Asuh dan Dampaknya pada Psikologi Perkembangan Anak

Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Dan ada banyak hal yang melatarbelakangi perbedaan pola asuh ini. Selain latar belakang budaya, perbedaan pola asuh juga bisa dipengaruhi oleh status pendidikan, sosial ekonomi, serta kepercayaan.

Secara umum, peneliti telah mengelompokkan gaya pengasuhan menjadi empat kategori, yaitu otoriter, permisif, demokratif, dan mengabaikan atau cuek. Setiap kategori memiliki pendekatan yang unik tentang bagaimana orang tua membesarkan anak-anaknya.

Nah, bagaimana dengan gaya pengasuhan yang Ibu terapkan? Apakah Ibu menerapkan satu dari empat pola asuh yang ada, atau justru beberapa pola asuh sekaligus? Yuk, cari tahu empat macam gaya asuh yang paling umum diterapkan orang tua, serta dampaknya pada psikologi perkembangan anak.

1. Pola asuh otoriter 

Ciri-ciri pola asuh otoriter:1

  • Mengharuskan si Kecil patuh dan tidak membantah orang tua. 

  • Orang tua menjadi sosok yang dominan dan memiliki kontrol penuh terhadap apa yang dilakukan si Kecil. 

  • Suka memberi hukuman pada si Kecil jika ia membangkang dan tidak mematuhi orang tua.

Dampak terhadap psikologi perkembangan anak:

Tahukah Ibu, sebuah studi menunjukkan bahwa sebagian anak-anak yang tumbuh dari orang tua otoriter, biasanya jadi kurang bisa mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasinya. Padahal, dua hal ini sangat penting untuk menumbuhkan sifat dan karakter kepemimpinan pada anak di masa depan, lho.1

Pola asuh otoriter membuat anak sering dihukum oleh orang tua.

Pada awalnya, orang tua mungkin akan menganggap pola asuh otoriter ini akan membuat anak patuh dan berhasil mencapai kesuksesan seperti yang diinginkan. Misal, karena ingin si Kecil selalu jadi juara kelas, orang tua pun tidak membolehkan anak untuk bermain sedikit pun.2  

Padahal, nyatanya, jenis pengasuhan ini dalam jangka panjang kemungkinan besar akan berdampak negatif pada perkembangan psikososial anak, di mana anak sangat mungkin memiliki harga diri yang rendah, merasa kurang puas dan kurang aman, serta memiliki sikap negatif terhadap sekitarnya.2

2. Pola asuh permisif

Ciri-ciri pola asuh permisif:1

  • Orang tua penuh perhatian, memberikan banyak interaksi dan kehangatan pada si Kecil. 

  • Si Kecil diberi banyak kebebasan dan tidak banyak diatur.

  • Orang tua memposisikan diri sebagai teman bagi si Kecil.

  • Dampak terhadap psikologi perkembangan anak.

Sekilas, pola asuh permisif tampak menyenangkan, karena orang tua memberi banyak kebebasan pada si Kecil. Hal ini membuat si Kecil sering kali mengembangkan tingkat kreativitas yang lebih tinggi daripada anak-anak lain pada umumnya.1

Namun, di sisi lain, pola asuh permisif memiliki tuntutan yang rendah dan kurangnya pemantauan, kontrol, serta disiplin. Sebagai konsekuensinya, pola asuh ini cenderung berhubungan negatif dengan perkembangan psikososial anak, yaitu berpotensi membuat si Kecil tidak bertanggung jawab dan kurang memiliki motivasi.2

3. Pola asuh mengabaikan

Ciri-ciri pola asuh mengabaikan:1

  • Orang tua kurang menghabiskan waktu berkualitas dengan si Kecil, baik karena lalai atau kesibukan kerja. 

  • Si Kecil dibiarkan mengisi waktu dengan menonton televisi dan bermain gadget sesuka hati. 

  • Si Kecil dibebaskan untuk melakukan apapun semaunya. 

Dampak terhadap psikologi perkembangan anak:

Orang tua yang mengadopsi pola asuh ini memberi banyak kebebasan pada si Kecil. Mereka memenuhi kebutuhan dasar anak, namun cenderung tidak ikut campur pada hal-hal di luar kebutuhan dasar.1
 

Pola asuh mengabaikan akan membiarkan anak melakukan apa pun, termasuk bermain gadget tanpa kenal waktu.


Meski demikian, anak-anak dari orang tua yang mengadopsi pola asuh ini biasanya tangguh dan bahkan mungkin lebih mandiri daripada anak-anak lain dengan pola asuh lainnya. Tapi di sisi lain, si Kecil yang dibesarkan dengan pola asuh ini juga berisiko tumbuh dengan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi dan mempertahankan atau memelihara hubungan sosial jangka panjang.3

4. Pola asuh demokratif

Ciri-ciri pola asuh demokratif:1,3

  • Orang tua mendorong si Kecil agar menjadi mandiri, namun di saat bersamaan juga menerapkan batasan-batasan sesuai standar kelayakan di lingkungannya.

  • Orang tua menerapkan aturan disiplin yang sewajarnya.

  • Lebih mendahulukan dialog daripada menghukum ketika si Kecil melakukan kesalahan. 

Dampak terhadap psikologi perkembangan anak:

Dilihat dari ciri-ciri pola asuh demokratis di atas, tak heran jika para ahli menganggap bahwa pola asuh ini yang paling ideal di antara pola asuh lainnya. Jika diimplementasikan dengan baik, pola asuh ini akan menghasilkan anak yang mandiri, yang tingkat kemandiriannya akan terus bertahan hingga mereka tumbuh dewasa.

Si Kecil juga biasanya memiliki keterampilan sosial dan kontrol diri yang sesuai dengan tahapan perkembangannya, dan mereka akan mengembangkan potensi kepemimpinan yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak sebaya yang mendapat pola asuh lainnya.1 

Nah, setelah mengetahui ciri-ciri dari setiap pola asuh, kira-kira pola asuh mana yang selama ini Ibu terapkan pada si Kecil? Pola asuh mana pun yang Ibu pilih, kami yakin, kok, Ibu pasti hanya ingin memberi yang terbaik untuk si Kecil, kan? 

Begitu juga dalam hal pemberian nutrisi yang tepat. Pastikan Ibu memberi si kecil yang berusia 1-3 tahun susu pertumbuhan Bebelac 3 yang mengandung nutrisi tepat. Dengan  triple A, yang terdiri dari DHA dan LA+ALA (minyak ikan), dengan kandungan minyak ikan 23 persen lebih tinggi dibandingkan formula sebelumnya. Bebelac 3 juga mendukung kesehatan  saluran cerna si Kecil dengan nutrisi optimal dari kombinasi serat yang tepat, yaitu FOS dan GOS 1:9.

Ibu, yuk, adopsi pola asuh yang tepat untuk pastikan psikologi perkembangan anak tumbuh dengan baik sampai ia besar nanti!

 

Baca Juga: 7 Jenis Pola Didik Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Anak


Reference:

  1. Terrence Sanvictores and Magda D. Mendez. 2022. Types of Parenting Styles and Effects On Children. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/ [Diakses 9 Juli 2022]
     
  2. Rikuya Hosokawa and Toshiki Katsura. 2018. Role of Parenting Style in Children’s Behavioral Problems through the Transition from Preschool to Elementary School According to Gender in Japan. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6339084/ [Diakses 9 Juli 2022]
     
  3. Dewan Laksamana Putra. 2020. Gaya Asuh dan Pengaruhnya Pada Perkembangan Anak. Diambil dari: https://lm.psikologi.ugm.ac.id/2020/07/gaya-asuh-dan-pengaruhnya-pada-perkembangan-anak/  [Diakses 9 Juli 2022]
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait