Memahami Growth Spurt pada Bayi dan Cara Menghadapinya

Dalam tahun pertama kehidupannya, bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat pada waktu-waktu tertentu. Fenomena ini ...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
02 Mar 2022
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Dalam tahun pertama kehidupannya, bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat pada waktu-waktu tertentu. Fenomena ini sering disebut dengan growth spurt atau pacu tumbuh. Apa penyebab growth spurt dan apa yang harus Ibu lakukan untuk menghadapi bayi yang sedang berada pada fase ini? Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Growth Spurt?

Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan bayi yang terjadi di 12 bulan pertama kelahirannya. Lantas, kapan growth spurt terjadi pada bayi? Umumnya, growth spurt terjadi beberapa hari setelah si kecil lahir, yaitu hari ke-7 atau ke-10.

Selama fase ini bayi akan mengalami pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala yang lebih cepat dari minggu atau bulan sebelumnya. Selain itu, bayi juga menunjukkan kemampuan baru dan mencapai milestone baru yang sebelumnya belum ia miliki.

Dalam 12 bulan pertama kehidupan bayi, fase growth spurt akan terjadi sebanyak 4 kali, yaitu pada: 

  • Usia 0-3 bulan: Bayi cenderung mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa minggu pertama setelah lahir. Berat dan panjang badan si Kecil dapat meningkat secara signifikan.

  • Usia 6-8 bulan: Selama periode ini, bayi juga masih mengalami pertumbuhan pesat dalam hal berat badan, tinggi badan, dan perkembangan fisik. Si Kecil mungkin menunjukkan peningkatan nafsu makan dan peningkatan kebutuhan terhadap nutrisi.

  • Usia 12 bulan: Ketika mendekati usia satu tahun, bayi juga akan mengalami pertumbuhan pesat yang dapat mempengaruhi berat badan, tinggi badan, dan kemampuan motoriknya. Si Kecil juga mungkin mulai belajar berjalan atau mencapai milestone perkembangan lainnya.

Satu fase growth spurt umumnya berlangsung singkat, yaitu hanya 3 hari. Dalam 3 hari tersebut, bayi akan mengalami percepatan pertumbuhan tulang dan otot.

Penting untuk diingat, nih, Bu, bahwa setiap bayi berkembang dengan cara yang unik, dan jadwal pertumbuhan mereka dapat bervariasi. Jika Ibu memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan atau perkembangan si Kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut, ya!

Tanda-tanda Growth Spurt pada Bayi

Growth spurt sendiri merupakan hal yang normal terjadi sehingga Ibu tidak perlu khawatir. Fase ini juga tidak menimbulkan rasa sakit apapun pada si Kecil. Namun, growth spurt mungkin akan mempengaruhi pola harian yang sebelumnya sudah berjalan sehingga Ibu dan si Kecil merasa kurang nyaman. 

Berikut adalah tanda-tanda growth spurt pada bayi:

1. Lebih Banyak Menyusu

Growth spurt membuat bayi menyusu lebih sering. Bahkan, si Kecil mungkin bisa minta menyusu per 30 menit sekali, Bu. Uniknya, permintaan menyusu selama fase ini lebih sering terjadi pada sore hari.

Ini artinya Ibu perlu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bergizi setiap hari agar si Kecil mendapatkan asupan ASI yang mencukupi dan berkualitas baik. Ibu jangan khawatir tidak bisa memenuhi asupan ASI si Kecil ya, sebab semakin banyak si Kecil menyusu, akan semakin terpacu pula produksi susu Ibu. 

2. Berat dan Tinggi Badan Tumbuh Cepat

Fase pacu tumbuh juga membuat si Kecil mengalami pertumbuhan berat dan panjang badan yang lebih pesat daripada di waktu lainnya. Maka ketika mencapai usia 12 bulan, umumnya berat badan bayi akan meningkat 3 kali lipat dari berat lahir dan panjangnya akan bertambah sekitar 25 cm.

Namun selain karena growth spurt, ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa tinggi si Kecil akan tumbuh dan seberapa cepat ia akan mencapai tinggi maksimalnya, lho, Ma, antara lain:

  • Komposisi genetik yang didapatkan dari Ibu dan Papa. 

  • Pola makan dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si Kecil.

  • Tingkat keterpaparan si Kecil terhadap air maupun udara yang tercemar, seperti air dengan kandungan timbal atau polusi asap pabrik.

  • Terjadinya gangguan kesehatan pada janin atau komplikasi selama masa kehamilan.

3. Pola Tidur Berubah

Perubahan waktu tidur bayi selama fase pacu tumbuh tidak lepas dari pengaruh pola menyusu yang juga berubah. Penelitian menemukan bahwa selama growth spurt, bayi dapat tidur hingga 4,5 jam lebih lama dari waktu tidur biasanya. Hal ini normal, kok, Bu, 

Jika biasanya si Kecil tidur nyenyak selama 6-8 jam, kali ini ia mungkin akan terbangun dan menangis pada tengah malam. Ia bisa saja terbangun 2 jam sekali secara berurutan hingga pagi untuk menyusu. 

Hal ini mungkin akan membuat Ibu dan si Kecil sama-sama merasa lelah dan frustasi. Walaupun tidak mudah, tetap semangat ya, Ma! 

4. Bayi Lebih Rewel

Ketika menyusu, bayi yang sedang mengalami growth spurt akan cenderung lebih rewel karena menginginkan lebih banyak ASI. Jadi saat menyusu ia akan mengunci dan melepaskan puting Ibu berulang kali.

Ibu tidak perlu sedih sebab ini adalah hal yang wajar terjadi. Produksi susu Ibu mungkin belum dapat mengimbangi perubahan pola makan si Kecil yang terjadi tiba-tiba.Terlebih lagi jika proses menyusu terjadi di malam hari dimana Ibu cenderung dalam keadaan lelah dan mengantuk. 

Selain karena proses menyusu, bayi kemungkinan juga rewel karena pola tidurnya terganggu sehingga badannya terasa tidak nyaman. 

Baca Juga: Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu dan Cara Ampuh Mengatasinya

Cara Bijak Menghadapi Growth Spurt

Saat si Kecil mengalami fase growth spurt, Ibu membutuhkan banyak tenaga ekstra untuk mengimbangi pola menyusu dan pola tidur si Kecil yang berubah. 

Untuk memudahkan Ibu dalam menghadapi si Kecil yang sedang berada dalam fase ini, Ibu dapat melakukan beberapa hal berikut:

1. Terus Susui si Kecil

Seperti yang sudah dibahas di atas, ketika memasuki fase growth spurt si Kecil akan mengalami perubahan pola menyusu. 

Biasanya, mungkin bayi akan menunjukkan tanda ingin menyusu setiap 3 atau 4 jam sekali. Kali ini, ia mungkin menunjukkan tanda ingin menyusu 2 jam sekali atau bahkan setengah jam sekali. Di sini, Ibu hanya perlu mengikuti alur menyusu yang diminta oleh si Kecil. 

Sedangkan pada bayi usia 6 ke atas, mungkin mereka akan meminta memakan MPASI dengan lebih lahap hingga menunjukkan gestur untuk meminta porsi makan yang lebih banyak.  

Oleh karena itu, Ibu dapat menambah porsi makan si Kecil untuk memenuhi perut mungilnya yang terasa lapar. 

2. Bantu Bayi Tidur Lebih Nyenyak

Ibu dapat membantu si Kecil agar merasa lebih baik dengan tetap mengikuti pola tidur yang telah terbentuk walaupun akan banyak interupsi yang terjadi. 

Matikan segala alat elektronik yang menimbulkan suara bising seperti televisi dan tablet. Pastikan suhu kamar si Kecil cukup sejuk dan mengganti lampu ruangan dengan lampu tidur. Jadi, suasana kamar si Kecil nyaman dengan cahaya temaram yang menenangkan.  

3. Pantau Terus Kesehatan Bayi

Untuk memastikan si Kecil bertumbuh sesuai dengan standar usianya, Ibu perlu rutin membawanya ke dokter anak atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan fisik. Jadi, Ibu bisa mengetahui dengan pasti ketika ada gangguan tumbuh kembang dan dapat segera melakukan intervensi. 

Berikut frekuensi pemeriksaan yang perlu dilakukan agar tumbuh kembang tubuh si Kecil terpantau dengan baik:

  • Setiap bulan hingga bayi berusia 12 bulan.

  • Setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun.

  • Setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun

  • 1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya. 

Selain itu, Ibu juga perlu memperhatikan gejala lain yang sekiranya bukan merupakan tanda dari growth spurt seperti demam tinggi, ruam kemerrahan di Kulit, hingga dehidrasi. 

Apabila si Kecil mengalami hal ini, segera hubungi dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan lanjut. 

Baca juga: Ketahui Tahap Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

4. Jaga Kesehatan Ibu

Saat growth spurt terjadi, bukan hanya si Kecil saja yang berjuang melalui berbagai perubahan pada tubuhnya. Pada fase ini, Ibu juga banyak terkuras energi dan emosinya. Jadi pastikan Ibu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan dapat beristirahat dengan baik. 

Jika merasa kewalahan jangan ragu untuk minta bantuan dari orang terdekat, seperti Papa atau Kakek-Nenek si Kecil. Jika perlu Ibu dapat menyewa pengasuh anak profesional untuk membantu meringankan beban sementara waktu. Sebab, momen berharga ini tidak akan bisa diulang kembali.

Sekarang Ibu tidak perlu khawatir lagi ya ketika si Kecil tiba-tiba meminta ASI lebih banyak atau rewel sepanjang hari, sebab bisa saja ia sedang mengalami growth spurt.

5. Jaga Mood Ibu

Selama growth spurt, si Kecil cenderung jadi lebih rewel, aktif, dan ingin selalu menempel pada Ibu. Di masa ini, ada kalanya si Kecil ingin dipeluk dan digendong sepanjang waktu, lalu kemudian menangis saat ia dibaringkan.

Kerewelannya ini mungkin akan membuat Ibu kebingungan dan salah mengira bahwa Si Kecil sedang sakit. Namun, sebetulnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena Si Kecil akan kembali tenang ketika masa growth spurt-nya berlalu.

Ketika si Kecil mulai rewel, Ibu dapat memberikan dekapan lembut sambil menyenandungkan lagu untuk si Kecil agar ia merasa lebih tenang. Selain itu, Ibu juga bisa mencoba mendekap lembut si Kecil, mengayun si Kecil di pangkuan, atau apapun yang membuat ia merasa lebih nyaman. 

Agar bisa lebih maksimal mengawali semua kehebatan si Kecil, yuk kunjungi Bebe Journey! Di sini, Ibu bisa cek milestone bulanan si Kecil apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum, koleksi resep MPASI, juga mengecek grafik pertumbuhan sampai reminder jadwal vaksin. Gratis!

 

Referensi tambahan:

  1. Growth Spurts & Baby Growth Spurts — What They Are & What To Do. (2021). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22070-growth-spurts#:~:text=Growth%20spurts%20are%20physical%20changes,growing%20maturity%20at%20specific%20stages.

  2. Masters, M. (2015, October 29). When Baby Growth Spurts Happen and the Signs to Look For. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/baby-growth-spurts.aspx

  3. McTigue, S. (2019, December 16). Understanding Baby Growth Spurts. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-growth-spurts#tips

  4. Cluster Feeding and Growth Spurts | WIC Breastfeeding Support. (n.d.). Wicbreastfeeding.fns.usda.gov. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/cluster-feeding-and-growth-spurts

  5. IDAI | Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1). (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait