Si Kecil Juara Hebat Kebaikan di Bulan Baik
Momen Ramadan memiliki makna tersendiri bagi penganut agama Islam yang melaluinya. Sebagai bulan suci yang penuh kebaikan, umat muslim m...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Momen Ramadan memiliki makna tersendiri bagi penganut agama Islam yang melaluinya. Sebagai bulan suci yang penuh kebaikan, umat muslim menyambut Ramadan tidak hanya dengan berpuasa dan memperbanyak ibadah sholat serta membaca Al-Quran, tetapi juga berlomba-lomba melakukan kebaikan terhadap sesama meneladani sosok Nabi Muhammad SAW. Dalam Psikologi, aksi kebaikan memiliki makna yang sangat penting bagi kesejahteraan emosional individu serta kemampuannya dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan kelak.
Kemampuan berbuat baik ternyata sama pentingnya dengan fisik yang sehat, serta kecerdasan kognitif yang hasil pengukurannya seringkali dilambangkan dengan Intelligence Quotient atau yang lebih dikenal sebagai IQ. Mengingat IQ merupakan satuan skor yang menunjukkan taraf kemampuan skolastik seseorang, konsep IQ akan kita gunakan pada tingkat yang lebih luas, yakni; kecerdasan berpikir. Kecerdasan berpikir merupakan kapasitas yang dimiliki individu untuk belajar, bernalar, memecahkan masalah, dan melakukan tugas-tugas kognitif tingkat tinggi lainnya, seperti melakukan analisis, menyimpulkan, menggunakan ingatan jangka panjang, dan masih banyak lagi.
Dalam berbagai buku tentang pengasuhan, peran orang tua tak hanya mencukupkan gizi dan stimulasi kecerdasan bagi si kecil, juga sangat penting mencukupkan pemenuhan kebutuhan emosional berupa kasih sayang agar kelak anak-anak juga cerdas emosional. Maklum saja, ada banyak riset yang menyebutkan bahwa kecerdasan emosional merupakan basis agar kelak anak mampu mengembangkan nilai-nilai kebaikan dan moral.
Di bulan Ramadan, ada sesuatu yang spesial. Di bulan yang penuh kebaikan, situasinya sangat mendukung dan tepat untuk mengenalkan banyak aksi kebaikan pada si kecil. Meski kebaikan tak hanya terbatas di bulan suci Ramadan, namun bulan penuh kebaikan ini merupakan momen yang tepat secara situasional untuk berharap agar si kecil mampu menampilkan aksi-aksi kebaikan bagi sesama, seperti; menolong orang lain, berbagi, hingga mampu menghargai orang lain.
Tentu saja orang tua berperan sebagai faktor sosial yang mendukung sekaligus menjadi model untuk aksi kebaikan pada si kecil. Apa yang dapat dilakukan orang tua? Dalam buku “Child Psychology” disebutkan orang tua dapat melakukan sebagai berikut; 1.) Memberi kesempatan Si Kecil untuk punya andil dalam aksi kebaikan sehari-hari. 2.) Orang tua butuh menjadikan dirinya contoh atau model perilaku bagi anak. 3.) Menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada anak melalui diskusi yang seusia usianya. Di bawah ini ada sejumlah ide kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung aksi kebaikan pada si kecil khususnya di sepanjang Bulan Ramadan;
- Melakukan kebaikan saat berbuka puasa.
Orang tua dapat mengajak anak berbuka puasa bersama di panti asuhan yang dekat dengan rumah. Atau membawakan perbukaan puasa untuk penjaga masjid di dekat kediaman sendiri. Tak hanya diikutsertakan mengantar perbukaan, si kecil juga dapat diajak untuk menyiapkan perbukaannya. Selama menyiapkan perbukaan orang tua dapat membangun diskusi bersama si kecil tentang aksi kebaikan di bulan baik yang ia kerjakan. Tentu saja kegiatan ini tak hanya mengasah kecerdasan emosional tentang berbagi dan berbuat baik pada sesama. Lebih penting, dapat merangsang kecerdasan berbahasa, kemampuan menganalisis situasi, memecahkan masalah, dan melakukan penyimpulan yang merupakan karakter kecerdasan. Bahkan orang tua dapat mengenalkan berbagai konsep baru yang berkaitan dengan puasa dan Ramadan seperti; waktu berbuka, takjil, kompor, marbot masjid, dan lain sebagainya.
- Melakukan kebaikan di saat sahur.
Orang tua dapat melibatkan anak membantu tugas orang tua atau asisten rumah tangga saat menyiapkan sahur. Tentu saja aksi tersebut akan memudahkan tugas orang-orang di rumah. Tak hanya menjadikan si kecil lebih tanggap pada situasi sosial disekitarnya, juga merasa kompeten tentang dirinya sendiri. Selain si kecil juga terasah kecerdasannya loh mom. Ketika ia menghitung jumlah anggota keluarga danjumlah peralatan makan yang harus sesuai jumlahnya di atas meja, sebetulnya Anda sedang memperkenalkan konsep berhitung angka pada matematika dengan pendekatan yang menyenangkan pada si Kecil. khususnya tentang persamaan. Jadi, ada banyak kesempatan melakukan stimulasi kecerdasan berpikir saat anak dilibatkan dalam membantu setiap kegiatan untuk ibadah di bulan Ramadan.
- Melakukan kebaikan pada siang hari saat berpuasa.
Mencontohkan pada si kecil tentang bagaimana menghargai orang lain yang sedang mejalankan ibadah sholat maupun puasa. Misalnya dengan ikut duduk tenang atau justru terlibat kegiatan sholat daripada membuat keributan. Kegiatan ini tak hanya meningkatkan kepekaan anak akan keadaan orang lain juga meningkatkan kecerdasan berpikir. Terutama saat anak terlatih menghafal bacaan dalam sholat meski tanpa diminta. Kemampuan ini mengasah memori jangka pendek, memori jangka panjang, hingga melatih memori yang berkaitan dengan aspek motorik. Aspek-aspek yang mencerminkan dan terukur dalam kecerdasan berpikir.
Saat anak berbuat sejumlah kebaikan, yakni melakukan aksi yang membawa manfaat bagi orang lain tanpa pamrih, ia sedang menunjukkan kecerdasan secara sosial. Aksi-aksi kebaikan yang terus dilakukan oleh anak dalam berbagai situasi, menurut Nancy Eisenberg dan Paul Mussen dalam jurnal ”The Roots of Prosocial Behavior in Children” akan meningkatkan kemampuan anak dalam dalam menyesuaikan diri pada situasi baru, lebih terampil dalam menyelesaikan masalah, dan memiliki kemampuan mengendalikan diri yang lebih baik.
Agar perbuatan baik si kecil terus berkembang sehingga ia handal atau juara dalam menampilkan kebaikan, orang tua butuh mengembangkan kecerdasan emosional pada si kecil lebih dulu. Dari berbagai kegiatan yang digunakan dalam jurnal “Prosocial Behavior Development Guide” diketahui ternyata sebuah photo dapat dijadikan materi dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial pada anak. Lihat di bawah ini ya:
- Kegiatan bagi si Kecil Juara Hebat Kebaikan
Orang tua, khususnya ibu, menyediakan scrapbook, bisa juga menggunakan album photo, hingga karton yang sudah diberi berbagai hiasan menarik. Ada yang menarik dari pengasuhan ibu. Sejumlah data riset menunjukkan ibu lebih banyak melibatkan ekspresi kasih sayang dan ekspresi berbahasa dalam pengasuhannya. Pola pengasuhan yang demikian erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Meski ibu lebih eskpresif, ayah tetap boleh terlibat. Tempelkan sejumlah photo dari aksi-aksi kebaikan di bulan Ramadan yang sudah dilakukan dalam sejumlah aksi di atas tadi.
Orang tua akan meminta anak menjelaskan berbagai emosi yang ditampilkan anak dari sejumlah gambar pada photo saat melakukan aksi kebaikan. Penggunaan emotion word seperti; penggunaan kata senang, marah, sedih, cemas, khawatir, suka, dan bahagia, justru sangat direkomendasikan bahkan sejak anak berusia 2-3 tahun agar anak handal dalam memahami emosi pribadinya.
Selain menanyakan emosi yang dirasakan oleh anak, ibu dapat menanyakan apa yang orang lain sekitarnya rasakan. Termasuk dengan menanyakan kira-kira apa yang akan mereka rasakan bila memperoleh kiriman photo dalam scrap book sebagai hadiah dan siapa saja yang tepat untuk dikirimi hadiah photo. Selain itu, photo tadi juga dapat digunakan untuk terlibat dalam satu aksi kebaikan lagi. Yang juga sangat spesial. Dengan mengirimkan photo dengan aksi hebat kebaikan melalui website Bebeclub, artinya setiap anak sudah memberikan donasi pada 1 anak di Panti Asuhan.
Hey, tahukah orang tua, kegiatan yang merangsang kecerdasan emosional seperti ini butuh dikembangkan di enam tahun pertama kehidupan anak. Maklum saja, pemahaman emosional dan sosial berkembang pesat di usia tersebut. Agar perkembangan penguasaannya optimal, pastikan kebutuhan gizi si Kecil terpenuhi ya Bu.
Butuh diingat, tubuh yang sehat dan kecerdasan tetap dibutuhkan agar anak semakin tanggap secara emosional dan sosial. Sejumlah data penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan turut menentukan kemampuan anak dalam berbuat kebaikan, khususnya dalam kematangan berpikir, mempersepsi dan menginterpretasi situasi, melakukan evaluasi, serta kemampuan berbahasa dan melakukan penalaran moral dalam berbuat kebaikan, dan mengambil keputusan. Jadi tunggu apalagi. Ajak si kecil terlibat dalam aksi kebaikan, agar semakin terasah kecerdasan berpikir, emosi, dan sosialnya.