6 Cara Maksimalkan Perkembangan Otak Balita di Rumah

Sebagai bagian dari kemampuan kognitif, perkembangan otak balita perlu distimulasi secara rutin agar lebih optimal. Perkembangan tersebu...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
05 Feb 2022


Sebagai bagian dari kemampuan kognitif, perkembangan otak balita perlu distimulasi secara rutin agar lebih optimal. Perkembangan tersebut meliputi kemampuan berpikir, belajar dan memecahkan masalah, yang sering dikaitkan sebagai indikator kecerdasan. Bagaimanakan caranya? Berikut beberapa ide yang bisa Ibu lakukan di rumah untuk maksimalkann perkembangan otak balita di periode emas ini!

1. Memastikan Anak Tidur Cukup

Tidur merupakan aktivitas utama otak sepanjang awal perkembangan anak. Tidak hanya mendukung perkembangan fungsi otak anak, tidur yang cukup juga berperan memulihkan tenaga si Kecil, memastikan pertumbuhan fisik, imunitas, dan kemampuan konsentrasi agar tetap optimal.

Seiring bertambahnya usia, durasi tidur pun berkurang. Pastikan balita Ibu memiliki waktu tidur yang cukup sesuai yang direkomendasikan The American Academy of Sleep Medicine berikut1:

  • Bayi 4 bulan - 12 bulan harus mendapatkan 12 - 16 jam tidur setiap hari.
  • Anak usia 1 - 2 tahun harus mendapatkan 11 - 14 jam tidur setiap hari.
  • Anak usia 3 - 5 tahun harus mendapatkan 10 - 13 jam tidur setiap hari.
  • Anak usia 6 - 12 tahun harus mendapatkan 9 - 12 jam tidur setiap hari.
  • Remaja usia 13 - 18 tahun harus mendapatkan 8 sampai 10 jam tidur setiap hari.

Harriet Hiscock, associate professor di Murdoch Childrens Research Institute di Australia menambahkan, bila digambarkan menurut jam, maka rekomendasi The American Academy of Sleep Medicine menjadi1:

  • Bayi harus tidur pada jam 19.00.
  • Balita harus tidur pada jam 19.30.
  • Anak-anak usia awal sekolah harus tidur pada jam 20.00.
  • Praremaja (6-12 tahun) harus tidur pada jam 20.30.
  • Remaja (13-18) harus tidur antara jam 21.00 – 21.30.

2. Membacakannya Buku Cerita

Perkembangan otak balita bisa semakin optimal bila Ibu rutin membacakannya buku cerita setiap hari. Kegiatan membaca ini sangat baik dimulai sedini mungkin, bahkan ketika si Kecil belum mengenal huruf dan kata sekalipun. Kegiatan membaca justru dapat mengembangkan keterampilan bahasa dan komunikasinya serta menstimulasi kecerdasaan berpikirnya2.

Di dalam pikirannya, anak-anak belajar menghubungkan antara kata-kata yang ia dengar sembari melihat gambar pada buku. Maka jangan heran saat si Kecil sudah bisa bicara, ia tidak akan kesulitan mengidentifikasikan dan mengucapkan nama benda, huruf, angka, hewan dan sesuatu di sekitarnya.

Sebagai rekomendasi untuk si Kecil usia 1-2 tahun, Ibu bisa menyediakan buku tentang warna, angka dan hewan seperti buku Brown Bear, Brown Bear, What Do You See? (Bill Marthin Jr) untuk membantu menambah kosakatanya terus berkembang. Untuk anak balita berusia 2-3 tahun, buku-buku cerita tentang petualangan untuk memuaskan rasa ingin tahunya akan banyak hal, seperti The Rainbow Fish (Marcus Pfister)3.

Sedangkan untuk anak berusia 3-4 tahun, kemampuan berpikir si Kecil makin berkembang. Maka buku-buku yang membuat mereka berpikir dan tertawa cocok untuknya, seperti buku Oh, The Places You’ll Go (Dr. Seuss). Dan untuk usia 4-5 tahun yang mulai memasuki usia TK, buku cerita dengan karakter yang kuat dan cerita moral yang baik seperti The Pout-Pout Fish Goes to School (Deborah Diesen) bisa jadi buku yang pas untuk si Kecil3.

3. Mendengarkan Lagu Bersama

The wheels on the bus go round and round, round and round, round and round

The wheels on the bus go round and round, all through the town

Ibu pasti familiar dengan lagu tersebut dan lagu anak-anak lainnya. Betul, Bu, kenalkan si Kecil pada banyak lagu anak dengan variasi nada dan irama. Jutaan saraf pada bayi berkembang setiap harinya dan musik membantu menstimulasi perkembangan saraf yang berhubungan dengan perkembangan bahasa, kognitif, sosial dan emosional pada balita3.

Jangan lewatkan pula bernyanyi bersama sambil memeluk buah hati. Bernyanyilah dengan suara dan gerakan mulut yang jelas sehingga si Kecil dengan mudah menirukan gerakan bibir Ibu saat mengucapkan kata.

4. Let’s Play!

Ci luk ba!

Biasanya si Kecil akan tertawa tiada henti meski pun Ibu sudah berulang-ulang kali memainkan cilukba. Wajar saja, bermain memang dunianya anak-anak. Dan faktanya, bermain merupakan cara seru untuk merangsang perkembangan otak balita. Ajak si

Aktivitas bermain yang kelihatannya sepele ini ternyata melatih balita memiliki berbagai keterampilan dan bila sering dilakukan, ia akan tumbuh menjadi anak yang menguasai keterampilan komunikasi, kognitif, sosial-emosional yang ia butuhkan untuk sukses dalam sekolah dan kehidupannya kelak3.

Dalam bermain balok misalnya, perkembangan otak anak akan terstimulasi dalam hal imajinasi dan kreativitas. Kemampuan kognitifnya juga terlatih dalam memecahkan masalah serta melatih jiwa sosialnya saat bermain bersama teman5.

Baca Juga: Pola Makan Seimbang untuk Balita Ibu

5. Mengajaknya Mengobrol

“Si Kecil masih belum bisa bicara dengan jelas. Mana mungkin mengajak mengobrol?” Jangan salah, Bu. Rajin mengajaknya mengobrol dan melibatkannya dalam pembicaraan sehari-hari akan memupuk rasa percaya diri dan melatih kemampuan komunikasinya. 4

Anak adalah peniru ulung. Ia akan belajar berbicara dengan mendengar dari Ibu dan orang yang sering berinteraksi dengannya setiap hari. Itulah mengapa saat mengajaknya mengobrol penting untuk berbicara dengan normal dan bukan berbicara seperti bayi.

Tak lupa puji si Kecil dengan menunjukkan ekspresi senang dan tanggapi dengan tepat ketika ia bergumam atau berusaha menirukan kata-kata Ibu. Ketika ia memperhatikan sesuatu atau tertarik dengan sebuah benda, Ibu bisa membahasnya dan menjelaskan dengan bahasa sederhana.

6. Memberikan Rasa Nyaman

Ternyata si Kecil juga bisa stres lho, Bu. Nah, stres pada balita bisa menjadi faktor menghambat perkembangan otak balita. Beberapa tanda stres pada balita diantaranya adalah mudah marah atau mudah menangis, sulit tidur, sering mengompol, mengeluh sakit kepala atau sakit perut, serta sering menyendiri. Penyebabnya juga banyak, bisa karena kesulitan saat toilet training, kehadiran anggota keluarga baru sepertiadik atau pengasuh baru, kondisi Ayah dan Ibu yang kurang kondusif, dan sebagainya.5

Oleh sebab itu, agar perkembangan otak balita tumbuh optimal, balita membutuhkan rasa nyaman yang bisa ia dapatkan dari pelukan, kasih sayang dan kontak fisik yang diberikan orang tua. Sering-sering memeluk serta menidurkannya di dada Ibu atau Ayah. Yuk, ciptakan suasana nyaman untuk si Kecil agar ia terhindar dari stres.

Dukung pula perkembangan otak balita dengan memenuhi kebutuhan omega-3 dan omega-6, nutrisi yang baik untuk perkembangan otaknya. Ibu bisa memberikan Bebelac 4 dengan kandungan minyak ikan yang kaya omega-3, omega-6, 11 vitamin, dan 4 mineral serta tinggi serat prebiotik FOS-GOS yang diperlukan untuk mendukung kesehatan pencernaannya juga.

Jadi, cara mana yang sudah Ibu lakukan untuk mendukung perkembangan otak balita tersayang? Selalu lakukan secara rutin ya, Bu.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Rini Sekartini. (2015). Pola Tidur Pada Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pola-tidur-pada-anak [Diakses 2 Juni 2021]
  2. Help Me Grow Team. How to Encourage a Child's Brain Development. Diambil dari https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/HowEncourageBrainDev/index.html [Diakses 2 Juni 2021]
  3. Healthline Editorial Team. (2018). 7 Ways to Help Your Child's Brain Develop. Retrieved from https://www.healthline.com/health-news/5-free-ways-to-improve-your-childs-brain  [Diakses 2 Juni 2021]
  4. Raising Children Team. Communicating well with babies and children: tips. Diambil dari https://raisingchildren.net.au/toddlers/connecting-communicating/communicating/communicating-well-with-children#communication-with-babies-and-children-why-its-important-nav-title [Diakses 2 Juni 2021]
  5. Ross A. Thompson. (2014). Stress and Child Development. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/269771722_Stress_and_Child_Development  [Diakses 7 Juni 2021]


Artikel Terkait