5 Cara Bijak Menghadapi Anak yang Suka Membantah

Ibu sedang bingung karena si Kecil belakangan jadi suka membantah orang tuanya? Jangan langsung “panas” terpancing emosi, ya, Bu. Apalag...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
16 Aug 2023


Ibu sedang bingung karena si Kecil belakangan jadi suka membantah orang tuanya? Jangan langsung “panas” terpancing emosi, ya, Bu. Apalagi sampai kelepasan mencubit, memukul, atau melakukan kekerasan fisik karena kesal. Yuk, coba tarik dan buang napas pelan-pelan dulu untuk tenangkan diri. Ibu perlu menghadapinya dengan bijak dan penuh kasih sayang agar si Kecil dapat melalui fase ini dengan baik.

Yuk, Bu, cari tahu cara menyikapi perilaku anak yang suka membantah dengan lebih bijak dan penuh kasih sayang!

Apa yang Menyebabkan Anak Sering Membantah?

Perilaku membantah sebetulnya adalah hal yang wajar dalam fase tumbuh kembang anak-anak, terutama di usia 4-5 tahun. Hal ini merupakan bentuk pertahanan diri anak terhadap situasi yang tidak ia sukai.

Pada usia ini anak ingin menunjukkan kalau ia sudah lebih mandiri dalam menentukan sesuatu. Si Kecil pun akan semakin pintar dan percaya diri mengekspresikan keinginan dan ide-ide kreatifnya. 

Akan tetapi, anak-anak di usia ini belum sepenuhnya mengerti tujuan maupun konsekuensi dari pilihannya. Mungkin apa yang ia mau tidak sesuai dengan keinginan orang tua, membahayakan diri sendiri atau orang lain, atau tidak sesuai norma yang berlaku. Maka itu, Ibu dan Ayah tidak bisa serta-merta mengabulkan dan merasa harus menolaknya.

Misalnya, si Kecil yang ingin coba memanjat dinding karena pernah menonton film Spiderman tapi kemudian Ibu larang karena bahaya. “Aku pasti bisa, kok, Ma, Aku kan udah besar!” 

Nah, anak dapat menunjukkan perilaku menentang atau memberontak karena merasa tidak berdaya dan frustasi ketika mendapat penolakan atas apa yang ia inginkan.

Responnya ini bukan berarti ia kurang ajar apalagi durhaka, ya, Bu. Ia hanya membantah untuk mencoba mengatakan pada Ibu bahwa ia merasa mampu untuk melakukannya.

Baca juga: Memahami Si Kecil yang Berkemauan Keras

Cara Hadapi Anak yang Suka Membantah Orang Tua

Selalu ada masanya untuk Ibu dan si Kecil “berdebat” tentang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Yang perlu Ibu lakukan adalah terus berikan pengertian sebaik mungkin. Namun memang, tidak selalu anak bisa langsung mengerti dan selalu punya ide-ide unik untuk membalas perkataan Ibu.

Sebaiknya Ibu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, dan mencoba beberapa cara berikut ini untuk mengatasi anak yang suka membantah: 

1. Jangan Melabel Anak Negatif

Semarah apapun Ibu pada si Kecil jangan pernah melabeli anak secara negatif. Misalnya, “Kamu bandel banget sih, suka bantah Ibu!” atau “Kalau bantah terus, kamu nanti jadi anak durhaka, lho!

Sebab, label yang Ibu “cap” pada si Kecil bisa terus menempel dalam benaknya sehingga  akan mempengaruhi bagaimana si Kecil memandang dirinya sendiri. 

“Ibu selalu bilang aku anak bandel, berarti aku memang anak yang nakal, ya…” Ia pun akan cenderung terus-terusan berperilaku negatif karena lambat-laun ia jadi percaya bahwa ia memang bukan anak baik.

Selain itu, labeling juga akan membuat anak tumbuh menjadi sosok yang rendah diri dan tidak merasa mampu berkembang menjadi lebih baik.

2. Bantu Anak Paham Tidak Semua Larangan itu “Jahat”

Terus-terusan mendengar kata “tidak boleh” atau “jangan” mungkin akan membuat si Kecil mengaitkan “larangan” dengan “jahat”. “Ibu kok jahat banget sama aku ngelarang-larang terus!”

Padahal, sejak usia dini, anak memang perlu mengerti bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dinegosiasi karena dapat menimbulkan dampak negatif. 

Misalnya demi keamanan, Ibu melarang si Kecil untuk merespon orang asing yang menawarinya cemilan. Di sini, berikanlah pemahaman pada si Kecil bahwa “larangan” Ibu tujuannya baik agar ia tidak dijahati orang lain, dan jika ia memang ingin cemilan itu ia bisa minta belikan saja ke Ibu atau Ayah.

Atau demi kesehatannya, Ibu ingin si Kecil belajar menggosok gigi sebelum tidur tapi ia selalu membantah karena alasan mengantuk. Jelaskanlah pada si Kecil bahwa sisa makanan yang menyelip di gigi bisa mengundang bakteri penyebab gigi bolong. Itu kenapa Ibu dan Ayah selalu mengingatkan si Kecil untuk sikat gigi dulu sebelum tidur.

3. Buat Aturan yang Konsisten

Agar si Kecil tidak sebentar-sebentar membantah perkataan Ayah dan Ibu, Ibu perlu membuat peraturan yang dijalankan dengan konsisten oleh seluruh anggota keluarga. 

Ketika aturan diterapkan secara konsisten, si Kecil akan melakukan apa yang harus ia lakukan tanpa merasa keberatan karena merasa hal tersebut adalah bagian wajar dari hidupnya.

Misalnya, buatlah aturan untuk sekeluarga bahwa di setiap waktu makan tidak boleh menggunakan gadget atau sambil menonton TV. Pastikan Ibu dan semua anggota keluarga juga mengikuti aturan ini, ya, Bu.

Jangan diterapkan pada si Kecil saja, karena ini bisa menjadi celah untuknya membantah. “Kenapa aku nggak boleh makan sambil nonton Youtube? Ayah aja makan sambil main hape!”

4. Ajak Anak Bicara dengan Santun

Ketika anak membantah atau berargumen, sebenarnya ia sedang mencoba mempertahankan pendirian yang ia anggap benar. 

Jadi ketika ia mencoba berargumen, jangan terbawa arus dan terlibat dalam diskusi bersama si Kecil. Cukup katakan ulang dengan nada tegas namun tetap lembut hal apa yang perlu ia lakukan. 

Ketika emosi si Kecil terlihat mulai meninggi, dinginkan kepala Ibu dan “rem” sesi cekcok ini dengan mengajari si Kecil mengungkapkan pendapatnya dengan nada bicara dan pilihan kata yang baik. Dengan begitu, si Kecil dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang mampu menyatakan rasa tidak setuju dengan tegas namun tetap santun. 

Agar si Kecil dapat belajar cara menyampaikan pendapat dengan santun, begitu anak berbicara sambil berteriak atau berargumen sambil menangis, Ibu dapat coba mengatakan: 

  • Nak, Ibu tidak mengerti kalau kamu berbicara sambil menangis.” 

  • Ibu tidak akan berbicara pada Adik kalau Adik teriak-teriak.

  • Ibu akan bicara dengan Adik kalau Adik sudah lebih tenang.

Setelah Ibu mengatakan hal tersebut, hindari terlibat ke dalam percakapan yang lebih panjang dengan si Kecil. Ibu dapat tetap duduk menemani si Kecil hingga ia lebih tenang atau menjaga jarak dari si kecil sambil tetap memperhatikannya dari jauh. 

Hal ini memang tidak mudah, namun usahakan untuk konsisten ya, Bu, supaya si Kecil terbiasa berbicara dan mengemukakan pendapatnya dengan santun. 

Baca juga: Tips Melatih Kesehatan Emosi Si Kecil

5. Berikan Anak Kesempatan Memilih

Ibu dapat bantu anak untuk merasa memiliki kontrol dalam hidupnya dengan memberikan kesempatan untuk memilih. Ketika ia merasa turut ambil andil dalam menentukan apa yang akan dilakukan ia akan cenderung bersikap baik.

Selain itu, pendekatan satu ini juga dapat bantu si Kecil untuk membuat pertimbangan dengan matang sebelum memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat. 

Namun, Ibu perlu memastikan untuk memberikan batasan pada pilihan si Kecil, ya. Pastikan pilihan yang Ibu berikan bisa dipenuhi, aman, dan tidak melanggar norma tertentu. Contohnya:

  • Adik mau main apa nanti di mall? Mandi bola atau naik komidi putar? Pilih salah satu, ya.” 

  • Adik akan ikut Ibu ke pernikahan Tante Ina. Adik ingin memakai baju warna apa? Pink atau biru? (Ibu tetap berperan menentukan modelnya).” 

  • Adik mau membereskan mainan dulu atau mandi sore dulu?

Untuk anak yang lebih besar, Ibu bisa memperbolehkan si Kecil untuk memilih konsekuensi apa yang akan dihadapi ketika melanggar keputusan yang telah dibuat.  

6. Hindari Adu Argumen dengan si Kecil

Adu argumen dengan anak usia dini tidak akan ada habisnya, Bu. 

Bahkan anak usia dini sekalipun dapat berargumen untuk melihat seberapa jauh mereka dapat membantah Ibu. Atau anak melihat adu argumen sebagai semacam permainan yang harus dimenangkan.

Jadi, saat anak mencoba berargumen Ibu dapat langsung menghentikan si Kecil dengan kata-kata seperti berikut: 

  • Ibu tidak ingin berdebat dengan Adik. Sekarang pakai jaketnya agar tidak tambah sakit. Kita bicarakan kenapa Adik harus pakai jaket besok pagi saat Adik sudah tenang, ya.” Pastikan menepati janji Ibu untuk membahasnya di lain waktu.

  • Memberi respon sekali saja kemudian diam. Hal ini berfungsi untuk memberitahu si Kecil bahwa permainan bantah-membantah sudah berakhir.

Baca juga: Cara Disiplinkan Anak Tanpa Marah-Marah Lewat Metode Time Out

Itulah 6 cara yang dapat Ibu terapkan di rumah ketika anak memasuki fase suka membantah orang tua. Meskipun penerapannya tidak mudah, tetap semangat untuk konsisten ya, Bu, supaya si Kecil tumbuh menjadi anak hebat dan berkarakter baik!

Tak lupa, Ibu juga bisa Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan memberikan susu Bebelac 3 GroGreat+ yang dilengkapi FOS:GOS 1:9, Triple A, serta Vitamin dan Mineral penting lainnya agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat.

Dengan asupan nutrisi yang baik dan pencernaan yang juga baik (happy tummy), anak akan tumbuh memiliki mood atau suasana hati yang selalu ceria (happy heart) dan akal pikirnya (happy brain) pun akan berfungsi optimal untuk menyerap semua hal baik yang dilihatnya dari Ibu dan Ayah. 

Tertarik mencoba? Yuk daftarkan diri Ibu di Bebeclub untuk dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac.


Referensi:

  1. Ratnam, G. (2021, February 19). Should Parents Label Their Kids? FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/should-parents-label-their-kids/

  2. Coping with an Argumentative Child. Parents. https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/behavioral/coping-with-an-argumentative-child/

  3. Pelini, S. (2022, April 13). How to deal with an argumentative child - Raising-independent-kids. Raising-Independent-Kids - Evidence-Based Parenting Tips and Resources. https://raising-independent-kids.com/how-to-deal-with-an-argumentative-child/



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait