9 Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi

Ada banyak masalah kulit yang sering terjadi pada bayi, salah satunya adalah biang keringat. Biang keringat (disebut juga keringat bunte...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
25 May 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Bayi mengalami biang keringat.


Ada banyak masalah kulit yang sering terjadi pada bayi, salah satunya adalah biang keringat. Biang keringat (disebut juga keringat buntet) adalah ruam bintik merah atau pink yang muncul di atas kepala bayi, leher, bahu dan bagian tubuh yang tertutup pakaian, disertai gatal, kulit kemerahan dan gelembung air kecil-kecil. Kurang lebih sebanyak 40% bayi yang baru lahir mengalami biang keringat, terutama pada bulan pertama kehidupan si Kecil.

Biang keringat memang bukan penyakit berbahaya, hanya saja kondisi ini bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan rewel. Lalu, apa penyebab biang keringat pada bayi? Bagaimana cara mengatasinya? Untuk mengetahui jawabannya, simak artikel ini sampai habis, ya, Bu.

Apa Penyebab Biang Keringat pada Bayi?

Biang keringat dapat terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat dan meradang. Jika masalah kulit ini muncul, keringat akan terperangkap di bawah kulit serta menimbulkan bintik-bintik kecil. Biang keringat juga dapat muncul karena adanya gesekan pada kulit, seperti saat terjadi gesekan antara lipatan leher atau lipatan paha, atau ketika kulit si Kecil bergesekan dengan pakaian yang ketat. 

Bayi biasanya lebih rentan mengalami biang keringat, terutama di minggu-minggu pertama kelahirannya. Sebab, pada usia ini kelenjar keringat si Kecil belum sepenuhnya berkembang. Selain itu, ada berbagai penyebab biang keringat muncul pada bayi, antara lain:

  • Demam.

  • Penggunaan salep yang terlalu banyak.

  • Sering berkeringat.

  • Lingkungan yang panas.

  • Terlalu banyak lapisan pakaian, tidak sesuai dengan kondisi cuaca.

  • Bahan pakaian yang tidak menyerap keringat.

Terjadinya biang keringat pada bayi juga sering kali terlihat ketika musim kemarau tiba. Hal ini disebabkan oleh cuaca panas yang menyebabkan peningkatan produksi keringat pada kulit bayi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya biang keringat.

Tanda dan Gejala Biang Keringat pada Bayi

Biang keringat atau miliaria muncul dengan bintik-bintik yang sangat kecil berwarna merah. Biasanya menimbulkan rasa gatal dan sensasi seperti ditusuk-tusuk, meskipun tidak membuat si Kecil merasa nyeri.

Biang keringat sebenarnya bisa timbul di berbagai bagian tubuh dan dapat menyebar dengan lebih luas jika digaruk. Namun, perlu Ibu ketahui bahwa biang keringat tidak menular ke orang lain, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Beberapa area tubuh yang sering menimbulkan gejala biang keringat pada bayi, yaitu:

  • Dada.

  • Punggung.

  • Lipatan ketiak.

  • Lipatan siku dan lutut.

  • Lipatan leher.

  • Paha bagian dalam.

Apakah Biang Keringat pada Bayi Berbahaya?

Biang keringat bukan kondisi berbahaya, Bu. Biasanya kondisi ini akan hilang dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas luka. Namun, jika ada bakteri yang masuk ke dalam kelenjar keringat, bisa saja menyebabkan infeksi. Apabila kondisi ini terjadi, lepuhan bisa berisi nanah kuning atau putih. Si Kecil juga mungkin mengalami demam dan peningkatan keringat di sekujur tubuhnya.

Umumnya, biang keringat tidak menyebabkan rasa nyeri pada bayi. Meski begitu, tetap tergantung pada tingkat keparahan biang keringat yang dialami bayi. Jika ruamnya cukup parah, maka akan terasa nyeri apabila bayi terus menerus ingin menggaruknya.

Penting untuk dipahami bahwa bayi tidak akan dapat berkomunikasi dengan cara apa pun selain menangis. Inilah sebabnya mengapa Ibu harus selalu memperhatikan kulit bayi dan mencari tanda-tanda untuk memastikan saat ia sedang merasa tidak nyaman.

Bagaimana Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi?

Walaupun biang keringat bisa hilang dengan sendirinya, terkadang biang keringat bisa membuat bayi tidak nyaman. Oleh karena itu, Ibu bisa melakukan beberapa cara mengatasi biang keringat pada bayi berikut ini.

1. Kenakan Sarung Tangan Bayi

Biang keringat dapat menimbulkan rasa gatal sehingga membuat bayi reflek ingin menggaruknya. Padahal, jika biang keringat digaruk bisa mengakibatkan ruam semakin melebar. 

Untuk mengatasinya, Ibu bisa memakaikan sarung tangan yang lembut untuk si Kecil, sehingga mencegah bayi menggaruk kulit saat tidur. Selain itu, kuku bayi juga harus sering dipotong agar ruam tidak tergores dan menyebabkan luka. 

2. Pastikan Bayi Terhidrasi dengan Baik

Cara mengatasi biang keringat pada bayi selanjutnya adalah memastikan si Kecil minum air putih yang banyak. Jika bayi memiliki kadar cairan yang cukup dalam tubuh, suhu tubuhnya akan cenderung normal.

Bila usia bayi masih di bawah 6 bulan, jangan berikan air putih, ya. Alih-alih memberikan air putih, Ibu bisa lebih sering memberikan ASI. Pastikan si Kecil banyak minum, terutama saat ia sedang bermain. 

3. Hindari Pemakaian Krim atau Bedak Bayi

Saat bayi mengalami biang keringat, Ibu tidak perlu mengoleskan krim atau bedak bayi pada kulitnya. Karena hal tersebut bisa menyumbat pori-pori kulit. Penggunaan bedak bayi juga sudah tidak direkomendasikan, Bu, karena dapat menyebabkan masalah pernapasan dan paru-paru bayi bisa iritasi.

4. Mandi dengan Air Hangat

Untuk meredakan gatal akibat biang keringat, Ibu dapat memandikannya dengan air hangat. Namun, hindari penggunaan sabun, karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit si Kecil. Setelah mandi, keringkan bayi dengan menepuk-nepuk badannya menggunakan handuk sampai kering. Hindari menggosok tubuh bayi dengan handuk karena gesekan dapat memperburuk kondisi ruam pada kulit bayi.

5. Jaga agar Ruangan Tetap Sejuk

Penyebab utama biang keringat pada bayi adalah cuaca yang panas. Oleh karena itu, Ibu harus memastikan ruangan si Kecil dalam kondisi sejuk. Ibu bisa menggunakan AC atau kipas angin di kamar si Kecil. 

Letakkan kipas angin di dekat bayi, tapi pastikan angin tidak mengenai tubuh bayi secara langsung ya, Bu. Tempatkan kipas agak jauh dari jangkauan bayi agar ia hanya merasakan hembusan udara sejuknya, dan tidak mengalami kedinginan akibat terkena paparan angin dingin.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Biduran pada Anak

6. Pastikan Lipatan Kulit dalam Keadaan Bersih

Tips mengatasi biang keringat pada bayi berikutnya adalah selalu pastikan lipatan kulit dalam keadaan bersih. Amati bagian kulit yang sering basah, seperti leher, area popok, dan lipatan kulit lainnya. Karena area tersebut dapat menampung keringat, urine, atau air liur, yang dapat memperburuk ruam kulit. 

Usahakan untuk menjaga kebersihan sebisa mungkin pada area kulit tersebut. Setelah bayi selesai mandi, keringkan bagian lipatan kulit menggunakan handuk lembut dengan cara ditepuk-tepuk.

7. Gunakan Pakaian yang Menyerap Keringat

Pastikan pakaian yang dikenakan bayi terbuat dari bahan katun, sehingga memungkinkan udara dapat bersirkulasi dan keringat dalam tubuh bisa menguap. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat karena dapat menyumbat kelenjar keringat. Pemilihan bahan pakaian ini sangat penting, Bu, agar kulit si Kecil tetap sejuk dan kering.

8. Periksa Kondisi si Kecil dengan Teratur

Setelah itu, untuk menangani biang keringat Ibu harus selalu periksa si Kecil sesering mungkin, terutama saat cuaca sedang panas. Jika baju yang dipakainya sudah basah terkena keringat, sebaiknya langsung diganti dengan yang baru. Namun, sebelumnya, Ibu harus mengeringkan dulu tubuh bayi yang berkeringat menggunakan handuk bersih, supaya tidak lembap dan memperparah biang keringat.

9. Kompres dengan Waslap Dingin

Gunakan waslap yang telah direndam dalam air dingin pada kulit si Kecil yang terkena biang keringat. Cara ini dapat menghilangkan keringat dan minyak pada tubuh, serta membantu bayi merasa lebih nyaman. Setelah dikompres, pastikan kulit bayi sudah benar-benar kering dan bersih, ya, Bu.

Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Bentol Merah Seperti Gigitan Nyamuk di Kulit Bayi

Nah, itu dia penjelasan mengenai biang keringat pada bayi yang perlu Ibu ketahui. Biang keringat bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Namun, jika ruam terus berlanjut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan sembuh dalam beberapa hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, ya, Bu.

Semoga artikel di atas bermanfaat ya, Bu! Jangan lupa, gabung bersama Bebeclub sebagai partner Ibu Hebat untuk Tumbuhkan Anak Hebat, serta nikmati berbagai macam fitur eksklusif di Bebe Journey untuk memantau tumbuh kembang si Kecil secara gratis. Yuk, coba sekarang!


Referensi:

  1. Joy, R. (2018, November 29). What to Know About Heat Rash in Babies. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/heat-rash-toddler#takeaway
  2. Bhattacharjee, S. (2022, January 13). Baby Heat Rash: Types, Symptoms And Treatment. MomJunction. https://www.momjunction.com/articles/newborn-baby-heat-rash-types-symptoms-treatment_00802482/
  3. ‌Heat rash in babies and toddlers: How to spot it and what to do about it. (2021). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/medicine-and-first-aid/heat-rash-in-babies-and-children_10881
  4. Heat rash. (2021, September). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/heat-rash
  5. ‌Aparna. (2019, September 19). Heat Rash in Babies- Causes, Treatment and Home Remedies. FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/heat-rash-in-babies/
  6. ‌Children's Health Team. (2020, June 15). How To Cool Down Your Child’s Heat Rash. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/child-heat-rash-cool-heres/
  7. WebMD. (2013, September 26). Heat Rash (Children). WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/first-aid/heat-rash-children


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait