Kenali Ciri-Ciri Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Tahukah Ibu kalau alergi pada bayi ternyata merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum? Faktanya, dari 30-40% populasi dunia yang ...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
22 Apr 2022
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Tahukah Ibu kalau alergi pada bayi ternyata merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum? Faktanya, dari 30-40% populasi dunia yang mengalami alergi, jumlah terbesarnya adalah anak-anak dan dewasa muda1.

Semua bayi dapat mengalami alergi. Penyebab dan ciri alergi yang dialami setiap anak pun sangat beragam. Jadi, si Kecil mungkin saja memiliki pemicu alergi yang berbeda dari teman-temannya.

Supaya si Kecil mendapatkan penanganan alergi yang tepat, Ibu perlu tahu dulu apa penyebab dan seperti apa ciri-ciri alergi pada bayi.

Apa Penyebab Alergi pada Bayi?

Kecenderungan untuk memiliki alergi seringkali menurun di dalam keluarga. Sebanyak 40% bayi yang lahir dari Ibu yang mengalami alergi akan mengalami alergi pula di kemudian hari2. 

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh si Kecil bereaksi tidak wajar terhadap hal-hal yang semestinya tidak membahayakan. Ini terjadi ketika si Kecil memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko alergi sekaligus interaksi dengan zat-zat yang memicu reaksi alergi.

Pemicu alergi pada bayi bisa saja berasal dari makanan yang si Kecil konsumsi, benda-benda di sekitar yang mereka sentuh, atau partikel halus yang mereka hirup saat di rumah atau di luar ruangan, Bu. Zat yang menjadi pemicu alergi ini dikenal sebagai alergen.6

Jadi, apa saja ya yang bisa menjadi pemicu alergi pada bayi? Pemicu alergi yang umum pada bayi dan anak-anak adalah:

  • Alergen berupa makanan dan minuman. Kacang-kacangan, susu sapi, dan seafood seperti kerang adalah jenis makanan yang paling umum menjadi pencetus alergi pada bayi ketika sudah bisa makan makanan padat.  Pada anak yang masih menyusu ASI, alergi mungkin muncul jika si Kecil terpapar makanan pemicu alergi yang dikonsumsi oleh Ibu menyusui2.  

  • Alergen berupa zat yang dihirup. Ciri alergi juga bisa muncul ketika anak menghirup serpihan kulit dan bulu hewan, air liur kering hewan berbulu, tungau dan debu, asap rokok, bau menyengat dari parfum cat, hingga polusi udara.

Faktor lain yang ikut berkontribusi terhadap munculnya reaksi alergi adalah cuaca, misalnya seperti alergi udara dingin.

Baca Juga: Perbedaan Alergi Susu Sapi dengan Intoleransi Laktosa

Apa Ciri-Ciri Bayi Alergi?

Reaksi alergi bisa timbul secara cepat atau lambat. Reaksi alergi yang timbul dengan cepat adalah bila gejala muncul dalam satu jam setelah terpapar alergen.

Ciri-cirinya adalah gatal-gatal, kesemutan atau gatal di sekitar mulut atau bibir, pembengkakan pada lidah, bibir atau tenggorokan, batuk, sesak napas, muntah, kulit kemerahan dan biduran4. 

Sementara itu, reaksi lambat adalah reaksi alergi yang muncul berjam-jam atau berhari-hari setelah terpapar alergen. Ciri alergi yang termasuk reaksi lambat adalah diare, kram perut, sakit perut, hematochezia atau munculnya darah pada feses, dan kolik4. 

Ada pula reaksi alergi berat atau disebut anafilaksis yang ditandai dengan sesak napas, saluran udara menyempit, gatal, serta bengkak pada tenggorokan, kelopak mata, bibir, atau lidah yang bisa berujung pada kematian4.

Nah, Ibu bisa juga cek langsung di Allergy Checker untuk mengetahui apakah gejala yang dialami si Kecil termasuk alergi atau bukan. Yuk Bu, kenali segera gejala alergi si Kecil! Karena tanpa penanganan yang tepat, gejala alergi bisa mengganggu tumbuh kembangnya.

Apakah Alergi pada Bayi Bisa Sembuh Sendiri?

Gejala alergi bisa bertahan agak lama setelah si Kecil terpapar pemicunya, Bu. Mungkin akan butuh waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai gejalanya menghilang total.7

Menariknya, kejadian alergi dapat berkurang dan bahkan menghilang sepenuhnya seiring bertambahnya usia si Kecil. Banyak anak yang sudah tidak lagi punya alergi ketika beranjak dewasa.

Ini mungkin dipengaruhi sistem kekebalan yang makin kuat seiring usia yang juga makin dewasa. Jadi, sistem imunnya sudah bisa bereaksi secara wajar ketika ada alergen yang masuk ke dalam tubuh.8

Bagaimana Cara Mengatasi Alergi pada Bayi?

Munculnya alergi akan sangat mengganggu hari-hari si Kecil. Sebab, ciri-ciri alergi pada bayi biasanya muncul dengan cepat dalam hitungan beberapa menit setelah terpapar alergen.7

Untungnya, sebagian besar reaksi alergi pada bayi bersifat ringan dan mudah dikendalikan. Langkah pertama untuk mengatasi alergi pada bayi dengan cepat adalah segera menjauhkan si Kecil dari faktor pencetus alergi.

Misalnya, Ibu bisa segera hentikan pemberian susu sapi apabila si Kecil menunjukkan reaksi mual atau muntah-muntah setelah ia minum. Selanjutnya, hindarilah memberikan  jenis-jenis makanan yang mengandung susu sapi, seperti keju, yogurt, dan mentega.4

Sebagai penggantinya, Ibu bisa berikan alternatif makanan pengganti susu sapi. Seperti apa contohnya? Ibu bisa mendapatkan nutrisi pengganti susu sapi dari susu yang mengandung soya atau kedelai.

Sama halnya jika bayi menunjukkan ciri-ciri alergi udara dingin. Pakaikan si Kecil baju yang tebal saat cuaca dingin serta batasi aktivitas fisik anak yang terlalu melelahkan agar tidak memancing gejala batuk atau sesak napas3. 

Setelahnya, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan bantuan medis ketika gejala tetap tidak membaik. Dengan konsultasi ke dokter, Ibu bisa mengetahui dengan pasti apa faktor pencetus alergi pada bayi lewat tes alergi seperti tes uji tempel kulit, pemeriksaan pengukuran kadar imunogobulin E (IgE) dalam darah, atau skin prick test (SPT)5.

Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Alergi Susu pada Bayi Terlambat Ditangani

Setelah mengetahui ciri-ciri bayi alergi, kini Ibu lebih tenang untuk melakukan langkah pencegahan dan penanganannya. Tetap semangat mendampingi tumbuh kembang anak sesuai dengan kondisinya ya, Bu!


Referensi:

  1. Gatot Soegiarto, Mai Shihah Abdullah, Luki Agustina Damayanti, Arief Suseno, Chaerul Effendi. 2019. The prevalence of allergic diseases in school children of metropolitan city in Indonesia shows a similar pattern to that of developed countries.  Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6494661/   [Diakses 3 September 2021] 
     
  2. Dr. Badriul Hegar, PhD, SpA(K). 2013. Mengenali Alergi Susu Sapi pada Anak.  Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenali-alergi-susu-sapi-pada-anak [Diakses 3 September 2021] 
     
  3. Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A. 2017. Tips Penghindaran Pencetus Alergi.  Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/apa-ya-penghindaran-pencetus-ini  [Diakses 3 September 2021] 
     
  4. Christopher W. Edwards; Mohammad A. Younus. 2021. Cow Milk Allergy. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542243/  [Diakses 3 September 2021] 
     
  5. Dina Muktiarti (Divisi Alergi-Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM). 2015. Perlukah Tes Alergi? Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perlukah-tes-alergi  [Diakses 3 September 2021] 
     
  6. Administrator. (2020). What is allergy? - Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA). Allergy.org.au. https://www.allergy.org.au/patients/about-allergy/what-is-allergy
     
  7. Allergy Statistics | AAAAI. (2012). Aaaai.org. https://www.aaaai.org/About/News/For-Media/Allergy-Statistics
     
  8. R. Morgan Griffin. (2008, January 8). Do I Have Chronic Allergies? WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/allergies/chronic-allergies-causes
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait