Keju untuk MPASI Bayi, Usia Berapa Boleh Diberikan?

Keju merupakan salah satu bahan pelengkap makanan kaya nutrisi yang bisa Ibu jumpai di mana saja. Namun, di usia berapa sih keju boleh d...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
02 Mar 2022
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Keju merupakan salah satu bahan pelengkap makanan kaya nutrisi yang bisa Ibu jumpai di mana saja. Namun, di usia berapa sih keju boleh diberikan sebagai MPASI bayi?

Yuk, Bu, kita cari tahu jawaban selengkapnya dalam artikel ini, lengkap dengan jenis keju untuk MPASI yang aman dikonsumsi si Kecil dan porsinya yang tepat.

Usia Berapa Bayi Boleh Makan Keju?

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan, ia mulai boleh diperkenalkan dengan makanan selain ASI. IDAI menyarankan MPASI untuk bayi 6 bulan diawali dengan tekstur yang cair dulu, Bu. Misalnya makanan yang disaring halus (puree) atau yang dilumatkan (mashed). Seiring usianya bertambah dan ia juga terbiasa makan, Ibu bisa mengenalkannya ke berbagai macam tekstur makanan yang baru.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, keju boleh diberikan untuk MPASI saat bayi sudah berusia 7-8 bulan. 

Prinsipnya sama. Sebelum memperkenalkan keju pada bayi, baiknya Ibu sudah memperkenalkan terlebih dahulu beberapa makanan padat lain, seperti daging, buah, dan sayuran dalam bentuk puree atau bubur saring. Setelah ini, baru bayi diperbolehkan untuk mencoba keju.

Manfaat Keju yang Baik untuk Bayi

Di setiap gigitannya, keju mengandung protein, lemak sehat, kalsium, fosforus, riboflavin, dan vitamin (vitamin A dan B12) yang bantu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang si Kecil. Adapun beberapa manfaat keju untuk bayi Ibu adalah sebagai berikut. 

  • Sumber energi yang baik.

  • Pembentukan tulang dan gigi.

  • Mengandung lemak baik untuk tubuh.

Akan tetapi, perlu diingat, Bu, bila bayi atau orang tua memiliki alergi terhadap susu maupun jenis makanan lainnya, tunda dulu pemberian makanan dengan olahan keju ke dalam MPASI si Kecil. Kemudian, konsultasikan dengan dokter. 

Ini karena keju merupakan salah satu jenis bahan makanan yang bersifat allergenic karena mengandung protein susu. Maka itu, untuk beberapa anak mungkin tidak disarankan mulai makan keju sampai diizinkan oleh dokter.

Jangan lupa juga terus pantau tumbuh kembang si Kecil untuk tahu hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya ini lewat BebeJourney, Bu! 

Baca Juga: Madu untuk Bayi, Apakah Aman Dikonsumsi?

Rekomendasi Keju yang Baik untuk MPASI

Saat memilih keju untuk bayi, pastikan pilih yang berlabel full-fat. Bayi berusia di bawah 2 tahun membutuhkan lemak untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangan otaknya. 

Selain itu, pastikan jenis kejunya telah melalui proses pasteurisasi. Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan selama beberapa detik untuk membunuh bakteri di dalam produk olahan susu. Dengan begitu, susunya akan bebas bakteri.³ 

Adapun beberapa rekomendasi keju yang boleh diberikan untuk bayi adalah sebagai berikut. 

  • Cheddar

  • Parmesan

  • Mozzarella

  • Edam 

  • Colby

  • Romano

  • Ricotta 

  • Cream cheese

  • Cottage cheese

Jangan memberikan keju yang memiliki tekstur lunak dan dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi (atau mentah), seperti brie, Camembert, keju feta, dan blue cheese, ya Bu, karena jenis keju ini dapat mengandung bakteri Listeria. Infeksi bakteri Listeria bisa membuat si Kecil berisiko mengalami keracunan makanan.

Makanya, pastikan Ibu hanya memberikan keju yang sudah dipasteurisasi agar nutrisi yang diterima si Kecil bisa optimal. Jangan lupa memeriksa label kemasan produk keju yang Ibu beli di toko atau supermarket, ya, untuk memastikan apakah sudah dipasteurisasi atau tidak.

Bagaimana Cara Memberikan Keju untuk Bayi?

Sebagai awalan, Ibu bisa memberikan keju secara bertahap mulai dari porsi kecil sebagai topping atau sejumput keju parut sebagai penambah rasa gurih. 

Berikan keju untuk bayi mulai dari yang rasanya ringan tidak terlalu asin, Bu. Berikan dalam ukuran dan jumlah kecil terlebih dahulu untuk mengetahui apakah si Kecil akan menyukainya atau tidak. Misalnya, memberikan keju yang sudah diparut sebelumnya. 

Selain itu, memberikan keju dalam ukuran kecil terlebih dulu juga penting untuk mencegah anak tersedak. Coba juga potongan keju seukuran dengan jari bayi (finger food) agar bisa digenggam dan dikunyahnya dengan mudah.

Ketika memberikan keju untuk bayi pertama kalinya, sebaiknya Ibu memberikan di rumah sendiri, ya. Hindari memberikan keju dari makanan di luar, seperti dari restoran atau tempat makan lain. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keju yang diberikan memang hanya keju asli saja tanpa campuran apa pun.

Baca Juga: Penyebab Alergi Makanan pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Cara Mudah Mengolah dan Menyajikan Keju untuk MPASI Bayi

Apabila sudah dipastikan bayi boleh makan keju dengan aman, ada berbagai cara untuk mengolah keju yang bisa Ibu lakukan. Berikut beberapa cara menyajikan keju untuk bayi:

  • Lelehkan keju di atas sayuran atau buah-buahan. 

  • Mencampurkan keju dengan telur orak arik (scrambled egg), pancake.

  • Menambah parutan keju di atas makanan, seperti pasta. 

  • Mengoleskan krim keju tipis-tipis pada roti panggang atau sandwich.

Untuk bayi yang berusia 6-8 bulan, Ibu bisa memberikan takaran keju sebanyak 1-2 ons per hari, sedangkan untuk usia 8-10 bulan Ibu bisa memberikan sebanyak 2-4 ons per hari. Porsi tersebut dapat ditingkatkan sesuai usia dan kebutuhan, tetapi tetap dikombinasikan dengan sumber protein lainnya, ya, Bu.⁴ 

Agar pemberian keju untuk bayi bisa tetap seimbang dengan menu lainnya, Ibu juga bisa mencampurkan keju pada menu MPASI sebagai penambah rasa gurih yang kaya nutrisi. Sebagai contoh, membuat resep pasta bayam keju, atau resep keju brokoli dan kol.

Setelah itu, secara bertahap, Ibu juga bisa membuat snack bergizi dari keju, seperti pir saus keju atau sup krim. Wah, pastinya Ibu jadi tak sabar berkreasi dengan aneka menu makan si Kecil, ya!

Jika sedang cari ide resep MPASI lainnya yang sesuai usia bayi, Ibu juga bisa, lho, gunakan tools Bebe Journey. Di sini selain ada banyak resep MPASI yang sehat dan menggugah selera, juga ada berbagai macam fitur yang bisa Ibu gunakan untuk memantau perkembangan bayi! 

Waspadai Gejala Alergi Setelah Bayi Makan Keju

Menambahkan keju ke dalam makanan bayi bisa menjadi suatu pencapaian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.

Meski rasanya lezat dan bernutrisi, tapi Ibu perlu ingat ya, kalau keju termasuk makanan yang berpotensi menyebabkan alergi pada bayi dan anak-anak. 

Oleh karena itu, pemberian keju harus menjadi perhatian khusus, baik ketika riwayat alergi diketahui di keluarga maupun tidak. 

Bila anak tiba-tiba rewel dan tidak nyaman setelah mengonsumsi keju, ini bisa jadi tanda awal dari alergi, Bu. Gejala alergi lainnya yang bisa Ibu perhatikan adalah gatal-gatal, mual, sakit perut, kram perut, dan kembung.⁷

Pada reaksi yang lebih berat, seperti ruam dan gatal-gatal, batuk, bengkak pada area sekitar bibir, muntah, hingga sesak napas juga bisa terjadi.⁷ Jika salah satu gejala ini terjadi, Ibu perlu mencari pertolongan medis dengan membawa si Kecil ke unit gawat darurat secepat mungkin, ya.

Baca Juga: Resep Omelet Keju yang Mudah Ibu Buat di Rumah

Nah, sekarang apakah Ibu sudah siap memberikan makanan olahan keju yang enak dan kaya nutrisi untuk si Kecil? Selamat mencoba!


Referensi:

  1. Dairy Council of California. 2021. Cheese. Diambil dari https://www.healthyeating.org [Diakses 19 Agustus 2021]
     
  2. Centers of Disease Control and Prevention. 2021. Infant and Toddler Nutrition Faqs. Diambil dari https://www.cdc.gov. [Diakses 19 Agustus 2021]
     
  3. National Health Service. 2021. Foods to Avoid giving Babies and Young Children. Diambil dari https://www.nhs.uk [Diakses 19 Agustus 2021]
     
  4. American Academy of Pediatrics. 2021. Sample Menu for an 8 to 12 Month Old. Diambil dari https://www.healthychildren.org [Diakses pada 19 Agustus 2021] 
     
  5. Dr. Klara Yuliarti, Sp.A. 2015. Tips Memilih Snack Sehat Untuk Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id  [Diakses 9 Agustus 2021] 
     
  6. USDA Food and Nutrition Service. Complementary Foods. Diambil dari https://wicworks.fns.usda.gov [Diakses 19 Agustus 2021] 
     
  7. American College of Allergy, Asthma, and Immunology. Milk and Dairy Allergy. Diambil dari https://acaai.org [Diakses 9 Agustus 2021]  
     
  8. Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/baby-cheese. Diakses pada 13 Oktober 2022. 
     
  9. Very Well Family. https://www.verywellfamily.com/when-can-baby-have-cheese-284246. Diakses pada 13 Oktober 2022. 
     
  10. Baby Center. https://www.babycenter.com/baby/solids-finger-foods/when-can-my-baby-eat-cheese_1368504. Diakses pada 13 Oktober 2022.
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait