7 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Janin
Penting bagi ibu hamil untuk mencermati perkembangan janin selama kehamilannya. Sebab, pertumbuhan janin sampai dewasa dipengaruhi oleh ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Penting bagi ibu hamil untuk mencermati perkembangan janin selama kehamilannya. Sebab, pertumbuhan janin sampai dewasa dipengaruhi oleh nutrisi Ibu. Perkembangan janin ini bisa menjadi petunjuk apakah Si Kecil tumbuh dengan sehat dan normal atau sebaliknya.
7 Faktor Perkembangan Janin
Nah, perkembangan janin di dalam rahim sendiri dipengaruhi oleh banyak hal. Lantas, apa saja sih faktor yang memengaruhi perkembangan janin?
1. Asupan Makanan
Tidak hanya bayi saja sebenarnya, kesehatan tubuh anak-anak hingga lansia juga amat dipengaruhi oleh makanan yang mereka asup sehari-hari. Nah, selama masa kehamilan ibu mesti memastikan kalau makanan yang dikonsumsi bergizi seimbang dan dengan porsi yang tepat. Tidak hanya itu, adakalanya ibu juga membutuhkan berbagai vitamin dan mineral untuk mengoptimalkan proses pembentukan organ dan saraf janin.
Bagi ibu yang memiliki janin dengan berat badan yang kurang, cobalah untuk lebih rajin mengonsumsi protein dibandingkan karbohidrat. Protein merupakan nutrisi yang dapat memengaruhi kenaikan berat badan pada janin.
2. Aktivitas Fisik
Biasanya, Ibu malas bergerak atau meninggalkan olahraga, khawatir akan mengganggu kesehatan janinnya. Seharusnya, Ibu lebih aktif dari sebelumnya agar kondisi dirinya selalu sehat. Namun yang perlu diingat, tentunya tak semua olahraga bisa dilakukan Ibu dan tak semua ibu hamil diperbolehkan berolahraga. Jadi sebelum memulainya, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter kandungan untuk memilih jenis dan porsi olahraga yang tepat.
Kata para ahli dalam US National Library of Medicine – National Institute of Health, olahraga secara teratur amat bermanfaat bagi jantung bayi. Olahraga ini akan meningkatkan heart rate variability (HRV). HRV sendiri merupakan variabilitas denyut jantung yang bisa mencerminkan keseimbangan sistem saraf otonom. HRV yang tinggi mengindikasikan fungsi jantung yang sehat. Kondisi sebaliknya juga berlaku, HRV yang rendah menggambarkan kondisi jantung yang buruk. Dengan kata lain, tingginya angka mortalitas pada sistem kardiovaskular.
Ada juga pendapat lainnya dari ahli di Kansas City University of Medicine, Amerika Serikat. Kata ahli di sana, ketika ibu hamil berolahraga maka bayi seolah-olah “ikut” berolahraga, sebab jantungnya ikut aktif bersama sang ibu.
3. Lingkungan
Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang memengaruhi perkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara dari kendaraan bermotor. Menurut studi dari Amerika Serikat dalam jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada awal dan akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir dengan berat yang rendah.
Di samping itu, ibu yang mengidap penyakit terkait polusi udara juga bisa memicu timbulnya masalah kesehatan pada janinnya. Kata ahli, penyakit tersebut bisa memengaruhi suplai makan ke bayi. Jangan anggap remeh hal ini, berat badan lahir rendah dapat berdampak negatif bagi bayi. Contohnya, risiko mengalami serangan akut seperti hipertermia dan tak bisa bernapas normal. Tak berhenti di situ, bila kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang maka ujung-ujungnya bisa menghambat perkembangan otak bayi.
Baca Juga: 8 Perkembangan Janin di Usia 2 Bulan
4. Status Gizi Pra Hamil
Status gizi sebelum kehamilan juga turut menentukan perkembangan janin dan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal. Menurut pendapat ahli, ibu yang status gizinya kurang ketika sebelum mengandung bisa meningkatkan risiko terhambatnya pertumbuhan janin. Oleh sebab itu, selama masa kehamilan ibu amat dianjurkan untuk memperoleh asupan bergizi seimbang agar pertumbuhan janinnya optimal.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Hamil Anggur
5. Kesehatan Mental
Tidak hanya memengaruhi tubuh dan pikiran ibu saja, kesehatan mental juga menjadi faktor yang memengaruhi perkembangan janin. Menurut sebuah riset, ibu yang sering menangis karena depresi bisa meningkatkan risiko bayi terlahir dengan masalah saraf hingga kelainan psikis.
Selain itu, menurut ahli dalam riset dari Clinical Obstetrics Gynecology, stres yang berkepanjangan yang dialami ibu selama kehamilan bisa meningkatkan risiko autisme, depresi, dan gangguan kognitif pada anak.
6. Komplikasi Kehamilan
Beberapa komplikasi kehamilan bisa mengganggu pertumbuhan janin. Contohnya, hipertensi kehamilan, hingga kurangnya kemampuan plasenta menyalurkan makanan ke janin (insufisiensi plasenta).
Baca Juga: 10 Tips agar Cepat Melahirkan dengan Mudah
7. Kondisi Kesehatan Ibu
Kondisi kesehatan ibu secara menyeluruh juga turut menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal. Pasalnya, ada beberapa penyakit yang bisa memengaruhi kehamilan dan perkembangan janin. Sebut saja penyakit jantung, diabetes melitus, hingga hipertiroid. Oleh sebab itu, ibu yang mengidap kondisi tersebut sebaiknya harus rajin berdiskusi dengan dokter kandungannya.
Baca Juga: Kapan Janin Mulai Bergerak dalam Kandungan?