Hamil Anggur: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Apa itu Hamil Anggur? Hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan abnormal yang berupa tumor jinak dan berkembang di dalam rahim. H...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Apa itu Hamil Anggur?
Hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan abnormal yang berupa tumor jinak dan berkembang di dalam rahim. Hamil anggur berawal ketika telur dibuahi, tetapi terjadi kegagalan, hingga akhirnya terbentuklah jaringan permukaan membran yang mirip dengan kumpulan anggur.
Gejala Hamil Anggur
Hamil anggur hanya terjadi 1 dari 1000 kehamilan. Kehamilan ini, pada awalnya memang terlihat seperti kehamilan normal, ditandai dengan terlambat haid, hingga saat melakukan tes kehamilan, hasilnya adalah positif. Pada hamil anggur, gejala yang umum terjadi adalah:
- Keluar gelembung cairan buah anggur bersamaan dengan perdarahan
- Mual dan muntah
- Terasa nyeri dibagian panggul
- Pertumbuhan rahim pesat atau rahim terlalu besar dari usia kehamilannya
- Darah tinggi
Jika Ibu mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter kandungan. Dengan melakukan pemeriksaan radiologi atau USG, maka akan terlihat, bahwa tidak ada tulang dan denyut jantung janin, melainkan hanya terlihat suatu bentuk mirip sarang lebah. Selain itu, kadar HCG pada hamil anggur akan jauh lebih tinggi daripada kehamilan normal.
Penyebab dan Faktor Resiko Hamil Anggur
Hamil anggur, disebabkan oleh genetik yang berasal dari telur atau sperma. Bahkan, ada kasus dimana kehamilan terlihat kembar, namun setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa salah satu janin dan satunya lagi adalah hamil anggur.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kehamilan anggur, antara lain:
- Risiko kehamilan anggur terus meningkat setelah usia 35 tahun
- Memiliki riwayat keguguran dan hamil anggur
- Diet rendah karoten atau vitamin A. Perlu diketahui, bahwa wanita yang tidak mendapatkan cukup vitamin A, akan memiliki risiko hamil anggur yang lebih tinggi.
Selain itu, perlu Ibu ketahui bahwa hamil anggur dapat menyebabkan terjadinya perdarahan berat di rahim. Bahkan, beberapa kasus hamil anggur menyebabkan seseorang berisiko menderita penyakit trofoblas gestasional yaitu adanya pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim dan seringkali jaringan tersebut terus berkembang meskipun Ibu sudah tak menderita hamil anggur. Penyakit trofoblas dapat berubah menjadi kanker dan dalam beberapa kasus namun jarang terjadi, jaringan abdormal tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Saat Ibu mengalami kehamilan anggur, maka Ibu tidak diperbolehkan melanjutkan kehamilan normal. Hal itu bertujuan, untuk mencegah terjadinya komplikasi. Namun, jika Ibu merencanakan untuk hamil kembali, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan agar Ibu menunggu selama enam bulan hingga satu tahun sebelum mencoba untuk hamil kembali.
Selain itu, dokter biasanya akan menyarankan Ibu untuk melakukan pengobatan dengan cara membersihkan rahim atau kuret secara berulangkali hingga benar-benar bersih. Sedangkan, jika Ibu tidak merencanakan kehamilan lagi, maka dapat dilakukan pengangkatan rahim.