4 Fakta Perkembangan Bahasa Bayi, Kapan Si Kecil Bisa Memanggil Ibu?
Tahukah Ibu, perkembangan bahasa bayi sangatlah unik. Di awal kehidupannya, tangisan menjadi satu-satunya cara bayi berkomunikasi dengan...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Tahukah Ibu, perkembangan bahasa bayi sangatlah unik. Di awal kehidupannya, tangisan menjadi satu-satunya cara bayi berkomunikasi dengan Ibu dan orang-orang di sekitarnya. Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan bahasa bayi mengalami kemajuan yang pesat.
Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta seputar perkembangan bahasa bayi yang perlu Ibu ketahui di tahun pertamanya.
Fakta Perkembangan Bahasa Bayi
Sama halnya seperti perkembangan lainnya, perkembangan bahasa bayi juga berlangsung secara bertahap. Di bulan pertama, si Kecil mungkin hanya bisa berkomunikasi melalui tangisan. Tapi, siapa sangka, dalam waktu beberapa minggu, kemampuan berkomunikasinya meningkat, dimulai dari senyum, menggumam, mengoceh, hingga penggunaan satu suku kata di usia 12 bulan.1
Di saat si Kecil sudah mulai mengoceh, Ibu pasti tak sabar, kan, ingin buru-buru mendengar si Kecil berbicara dan memanggil "Ibu"? Nah, sebelum Ibu mulai melakukan berbagai cara untuk menstimulasi kemampuan bicaranya, simak dulu, yuk, fakta menarik seputar perkembangan bahasa bayi di bawah ini.
1. Menangis sebagai bentuk komunikasi awal untuk segala kebutuhan
Ketika si Kecil baru lahir, ia melakukan sebagian besar komunikasi melalui tangisan, Bu. Ia akan menangis untuk memberi tahu bahwa dia lapar, lelah, atau tidak nyaman (misal karena popoknya basah/kotor, kesakitan, dan lain-lain).1
Sebelumnya, diyakini bahwa bayi memiliki jenis tangisan yang berbeda, seperti tangisan lapar, mengantuk, atau sakit. Namun, belakangan teori ini dibantah. Sebuah studi menyimpulkan bahwa tangisan bayi adalah ibarat sinyal bertingkat, yang menyampaikan informasi tentang tingkat kesusahan bayi, dan bukan apa yang menyebabkannya.2
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa menangis merupakan komunikasi awal si Kecil untuk menyatakan semua kebutuhannya, Bu.
2. Si Kecil belajar bahasa sejak di dalam rahim
Bu, ternyata si Kecil sudah mulai belajar bahasa sejak di dalam kandungan, lho. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi di dalam kandungan merespons suara yang didengarnya. Kemudian, ketika bayi tersebut lahir, ia dapat mengenali suara yang biasa mereka dengar di dalam rahim selama trimester terakhir, terutama suara yang diucapkan dalam bahasa ibu.3
Dengan kata lain, bahasa yang didengar si Kecil sebelum lahir dan pada bulan-bulan pertama kehidupan akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengucapkan bahasa ibu nantinya.3
3. Perkembangan bahasa bayi laki-laki lebih lambat daripada bayi perempuan
Ibu sebaiknya tidak membandingkan perkembangan bahasa bayi laki-laki dengan bayi perempuan, meski keduanya memiliki usia yang sama. Hal ini karena bayi laki-laki memiliki kapasitas yang lebih lambat dalam penguasaan bahasa.4
Perbedaannya tidak hanya dari segi perkembangan bahasa saja, Bu, tetapi juga pada perkembangan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi secara keseluruhan. Bayi laki-laki cenderung tertinggal dalam hal kemampuan melakukan kontak mata, penggunaan isyarat, dan perhatian.4
Meski begitu, bukan berarti bayi laki-laki mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa, ya, Bu. Ia hanya sedikit berada di belakang kemampuan bayi perempuan.
4. Si Kecil mulai benar-benar berkomunikasi di usia 2 bulan
Jangan kaget, Bu, kalau si Kecil sesungguhnya sudah bisa berkomunikasi dengan orang di sekitarnya ketika ia berusia 2 bulan. Di usia ini, si Kecil mulai menanggapi ajakan komunikasi Ibu dengan suara-suara seperti “aah” atau “uuh”.1
Kemudian di usia 3 bulan, si Kecil bisa memulai komunikasi sederhana dengan bunyi satu suku kata, seperti "ma", "da", atau "ba".1
Di usia 6 bulan, si Kecil mulai memahami kata.1 Misal, ketika mendengar kata "Ibu", si Kecil mungkin akan langsung melihat kepada Ibu karena ia paham dengan kata tersebut.
Dan barulah di usia 9 bulan, si Kecil akan belajar merangkai suku kata, dan mengucapkan satu kata dengan jelas, termasuk kata "Ibu" atau "Mama".1
Nah, kini saatnya Ibu mulai menstimulasi perkembangan bahasa bayi dengan cara sering-sering mengajak si Kecil mengobrol, menyanyi, atau membacakan cerita, ya.