Penyebab Growth Spurt pada Bayi, Ciri, dan Cara Mengatasinya
Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan bayi akibat pengaruh genetik, hormon, nutrisi, dan tidur yang terjadi beberapa kali dari usia 7–10 hari hingga 9 bulan. Growth spurt biasanya ditandai dengan bayi lebih sering menyusu, pola tidur berubah, dan berat badan naik cepat.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Diterbitkan: 12 April 2022
Diperbarui: 25 November 2025
Growth spurt adalah fase percepatan pertumbuhan bayi yang terjadi beberapa kali di tahun pertama usianya. Selama fase ini, bayi lebih lapar, sering menyusu, pola tidurnya berubah, dan juga mudah rewel.
Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini yuk, Bu!
Apa Itu Growth Spurt pada Bayi?
Growth spurt adalah masa singkat ketika anak mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dari biasanya, seperti peningkatan tinggi, berat, dan lingkar kepala. Growth spurt disebut juga dengan fase percepatan tumbuh atau pacu tumbuh.
Pada fase ini, bayi biasanya lebih sering merasa lapar, menjadi rewel, atau tidur lebih lama dari biasanya.
Kondisi ini merupakan hal wajar dalam proses tumbuh kembang bayi dan bisa terjadi beberapa kali selama tahun pertama kehidupannya.
Mengapa Growth Spurt Terjadi?
Fase pacu tumbuh terjadi karena adanya kombinasi faktor genetik, hormonal, dan lingkungan yang memengaruhi laju pertumbuhan bayi.
Setiap bayi memiliki ritme pertumbuhan unik sesuai dengan kondisi tubuhnya. Beberapa faktor yang memicu fase pacu tumbuh antara lain:
- Genetik: tinggi badan dan struktur tubuh diwariskan dari orang tua.
- Hormon pertumbuhan (GH): meningkat tajam pada usia-usia tertentu.
- Kualitas nutrisi: terutama dari ASI atau MPASI sesuai usia.
- Kualitas tidur: karena hormon pertumbuhan bekerja paling aktif saat bayi tidur nyenyak.
Baca juga: Penyebab Anak Susah Tidur Malam, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Kapan dan Berapa Lama Growth Spurt Umumnya Terjadi?
Fase growth spurt biasanya muncul beberapa kali selama tahun pertama kehidupan bayi, mulai usia 7–10 hari, 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, hingga 9 bulan.
Durasinya berlangsung singkat, biasanya antara 2 sampai 7 hari. Namun, ada juga bayi yang hanya mengalaminya selama 2–3 hari, tergantung pada kondisi dan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Meskipun setiap bayi memiliki pola pertumbuhan yang berbeda, berikut perkiraan waktu umum yang disetujui banyak ahli:
|
Usia Bayi |
Periode Growth Spurt Umum |
Lama Fase (Rata-rata) |
Ciri Tambahan |
|
7-10 hari |
Fase pacu tumbuh pertama setelah lahir |
2-3 hari |
Bayi sering menyusu, tidur lama |
|
3 minggu |
Pertumbuhan berat badan cepat |
3-5 hari |
Rewel dan ingin digendong |
|
6 minggu |
Fase percepatan tinggi badan |
3-7 hari |
Tidur tidak teratur |
|
3 bulan |
Pertumbuhan otot dan kemampuan motorik |
3-7 hari |
Gerakan tangan dan kaki lebih aktif |
|
6 bulan |
Bersamaan dengan mulai MPASI |
5-7 hari |
Nafsu makan meningkat |
|
9 bulan |
Persiapan berdiri & merangkak |
3-5 hari |
Mulai banyak eksplorasi |
|
12 bulan |
Mendekati fase berjalan |
3-7 hari |
Aktivitas meningkat drastis |
Setelah itu, fase pacu tumbuh dapat muncul kembali saat masa pubertas, yaitu sekitar usia 8-13 tahun pada anak perempuan dan 9-14 tahun pada anak laki-laki.
Ciri-Ciri Growth Spurt pada Bayi
Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengenali fase pacu tumbuh bayi:
1. Frekuensi Menyusu Meningkat
Selama fase pace tumbuh, bayi biasanya ingin menyusu lebih sering, bahkan setiap 30-60 menit.
Kondisi ini disebut cluster feeding dan merupakan hal normal untuk memenuhi kebutuhan energi tambahan saat pertumbuhan pesat terjadi.
2. Berat dan Panjang Badan Naik Signifikan
Bayi mengalami peningkatan berat dan panjang badan yang cukup cepat di masa percepatan pertumbuhan ini.
Umumnya, berat badan bayi bisa naik hingga 3 kali lipat dari berat lahir ketika ia mencapai usia 12 bulan.
Ibu dapat memantau pertumbuhan si Kecil menggunakan grafik pertumbuhan WHO atau buku KIA untuk memastikan berat dan tinggi badannya sesuai dengan usianya.
3. Pola Tidur Berubah
Pola tidur bayi dapat berubah. Pada fase ini, si Kecil bisa tidur lebih lama dari biasanya atau justru lebih sering terbangun di malam hari.
Tidur sangat penting karena pada saat inilah hormon pertumbuhan bekerja paling aktif untuk mendukung perkembangan tubuhnya.
4. Lebih Rewel dan Ingin Didekap
Selama masa ini, bayi biasanya jadi lebih manja, mudah menangis, dan ingin selalu digendong.
Hal ini wajar karena tubuhnya sedang beradaptasi dengan perubahan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Baca Juga: 13 Penyebab Bayi Menangis Terus dan Cara Menenangkannya
5. Pakaian Terasa Semakin Sempit
Jika pakaian si Kecil tiba-tiba terasa sempit hanya dalam beberapa hari, itu bisa menjadi tanda ia sedang mengalami pacu tumbuh.
Pertumbuhan tinggi dan berat badannya meningkat cepat dalam waktu singkat.
Perbedaan Growth Spurt vs Kondisi Lain
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara fase pacu tumbuh dibandingkan dengan kondisi lain:
|
Tanda / Gejala |
Growth Spurt |
Bayi Kolik |
Bayi Sakit (Infeksi, Demam, dll) |
|
Frekuensi menyusu |
Lebih sering, setiap 30-60 menit |
Tidak berubah signifikan |
Bisa menolak susu |
|
Durasi tangisan |
Sesekali, terutama saat lapar dan mengantuk |
Lama dan sulit ditenangkan (bisa >3 jam per hari) |
Lama disertai tanda fisik (lemas, demam) |
|
Pola tidur |
Bisa lebih lama atau lebih sering terbangun |
Tidur terganggu karena tangisan terus-menerus |
Terganggu, biasanya disertai pilek atau demam |
|
Respons terhadap dekapan Ibu |
Cepat tenang setelah disusui atau dipeluk |
Tidak mudah tenang meskipun digendong |
Tidak membaik meski digendong |
|
Kenaikan berat badan |
Naik signifikan setelah beberapa hari |
Tidak berpengaruh langsung |
Bisa turun jika nafsu makan menurun |
|
Tanda fisik lainnya |
Bayi tetap aktif, kulit sehat, buang air normal |
Sering buang gas, perut kembung, wajah kemerahan |
Demam, ruam, muntah, atau gejala lainnya |
|
Durasi fase |
2-7 hari |
Muncul di usia 2-3 minggu, mereda di usia 3-4 bulan |
Tergantung penyebab medis |
|
Perlu ke dokter? |
Tidak wajib, cukup pantau tumbuh kembang |
Konsultasikan bila tangis berlebihan |
Segera ke dokter untuk pemeriksaan medis |
Fase pacu tumbuh terjadi secara alami akibat lonjakan pertumbuhan fisik dan meningkatnya kebutuhan nutrisi bayi. Kondisi ini tidak berbahaya dan akan mereda dalam beberapa hari.
Sementara, kolik muncul karena sistem pencernaan bayi belum terbentuk sempurna, sehingga menyebabkan perut kembung dan tidak nyaman. Bayi juga menangis lama meski sudah digendong.
Sakit disertai gejala tambahan memerlukan pemeriksaan medis. Setelah memahami perbedaannya, Ibu bisa lebih tenang menghadapi bayi rewel dan tahu kapan perlu ke dokter.
Cara Bijak Menghadapi Fase Pacu Tumbuh Bayi
Berikut langkah-langkah yang bisa Ibu lakukan agar fase percepatan pertumbuhan bayi berjalan lancar dan menyenangkan:
1. Terus Susui atau Beri Makan Sesuai Permintaan
Jangan khawatir jika bayi ingin menyusu lebih sering, karena hal ini menandakan tubuhnya membutuhkan lebih banyak energi.
Semakin sering bayi disusui, semakin banyak pula ASI yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya.
2. Pastikan Bayi Tidur Nyenyak
Tidur yang cukup membantu tubuh bayi memproduksi hormon pertumbuhan secara optimal selama fase percepatan pertumbuhan.
Ciptakan suasana tidur yang tenang dengan meredupkan lampu, menjauhkan dari suara bising TV atau gadget, dan memutar musik lembut atau white noise. Dengan begitu, si Kecil lebih mudah terlelap.
Baca Juga: Penyebab Anak Susah Tidur Malam, Dampak, dan Cara Mengatasinya
3. Pantau Pertumbuhan dengan Rutin
Gunakan grafik pertumbuhan untuk mencatat berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bayi setiap bulan.
Jika pertumbuhannya tampak stagnan selama lebih dari 2 bulan, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Bila Ibu ingin mengecek pertumbuhan si Kecil sudah sesuai dengan standar WHO atau belum, pantau pertambahan panjang dan berat badan si Kecil tiap bulan langsung di BebeJourney!
Ada fitur AI Poop Tracker juga untuk bantu Ibu monitor kesehatan pencernaan si Kecil.
4. Berikan Nutrisi Seimbang (untuk Ibu dan Bayi)
Pastikan ibu menyusui mendapatkan cukup nutrisi, seperti protein, zat besi, dan cairan agar kualitas ASI tetap optimal.
Jika bayi sudah mulai MPASI, berikan makanan bergizi tinggi seperti labu kuning, daging ayam, dan telur untuk mendukung pertumbuhan selama fase pacu tumbuh.
5. Jaga Emosi dan Istirahat Ibu
Fase pacu tumbuh bisa membuat Ibu lebih lelah karena jadwal menyusu dan tidur bayi berubah.
Usahakan bergantian menjaga si Kecil bersama Bapak atau minta bantuan keluarga agar Ibu tetap tenang dan cukup istirahat.
Baca Juga: Mengapa Milestone Bayi Terlambat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter anak jika Ibu melihat tanda-tanda berikut pada si Kecil:
- Bayi tidak mau menyusu lebih dari 8 jam dan tidak mau makan.
- Berat badan tidak bertambah atau malah berkurang dalam 1 bulan.
- Bayi tampak lemas, lesu, atau mengalami demam tinggi.
- Muncul ruam, tanda dehidrasi (popok kering lebih dari 6 jam), atau muntah terus-menerus.
Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!
