Cara Mengatasi Alergi Susu Sapi pada Bayi

Ibu, tahukah kalau alergi susu sapi adalah jenis alergi makanan yang umum dialami si Kecil? Diperkirakan ada sekitar 2-7,5% bayi di bawa...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
22 Apr 2022


Ibu, tahukah kalau alergi susu sapi adalah jenis alergi makanan yang umum dialami si Kecil? Diperkirakan ada sekitar 2-7,5% bayi di bawah usia satu tahun menunjukkan ciri-ciri alergi susu sapi, lho. Maka itu, penting bagi tiap orang tua mengenali penyebab, ciri, dan cara mengatasi alergi susu sapi pada bayi untuk berjaga-jaga bila kondisi ini dialami oleh si Kecil. 

Yuk, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Kenapa Bayi Alergi Susu Sapi?

Bayi dapat memiliki alergi susu sapi bila salah satu atau orang tuanya memiliki riwayat alergi makanan.

Alergi makanan itu sendiri terjadi ketika sistem imun bereaksi berlebihan atau terlalu sensitif ketika terpapar oleh zat asing yang sebenarnya aman tapi justru dianggap berbahaya, salah satunya protein dalam susu sapi. Selain terkandung dalam susu sapi, protein ini juga terkandung dalam produk olahan susu seperti keju, yogurt, dan lain sebagainya.

Karena imun bayi menganggap protein susu itu berbahaya, tubuhnya akan berusaha menyingkirkan protein tersebut dengan memunculkan reaksi alergi. 

Risiko alergi susu juga lebih tinggi pada bayi yang sudah mulai belajar minum susu sapi mulai di bawah usia 6 bulan. Sebab, lapisan lendir dalam dinding saluran cerna bayi di bawah 1 tahun belum berkembang sempurna sehingga lebih sensitif terhadap kandungan apa pun selain ASI.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, alergi susu sapi juga bisa dipicu oleh pola makan Ibu yang rutin mengonsumsi produk olahan susu sapi selama masa menyusui. Kandungan protein dari susu sapi yang Ibu konsumsi bisa masuk ke dalam ASI dan ikut dikonsumsi bayi.

Bagaimana Ciri-Ciri Alergi Susu pada Bayi?

Umumnya alergi susu sapi pada bayi muncul berupa masalah pencernaan, masalah pernapasan, dan reaksi pada kulit. Akan tetapi, ciri-ciri alergi susu sapi bisa berbeda-beda pada tiap anak. 

Ada jenis gejala yang reaksinya lebih cepat terlihat, biasanya berlangsung 30 menit sampai 1 jam, setelah si Kecil minum susu sapi. Gejalanya pun cukup mudah dikenali kok, Bu. Misalnya:

Gejala pada kulit, antara lain:

  • Bentol-bentol kemerahan disertai rasa gatal (urtikaria).
  • Bengkak, kulit kemerahan, dan sedikit nyeri di sekitar bibir dan kelopak mata. 
  • Eksim atau dermatitis atopik pada kedua pipi, yang sering disebut juga sebagai eksim susu.

Gejala pada saluran napas, seperti:

  • Hidung meler, pilek, bersin-bersin.
  • Mata merah dan gatal.
  • Batuk, hingga sesak napas.

Namun, ada pula gejala alergi susu sapi yang muncul lebih lambat, yakni sekitar 1-3 jam bahkan bisa sampai beberapa hari kemudian setelah bayi minum susu sapi. Gejala alergi ini biasanya lebih sering muncul pada saluran cerna, seperti:

Ibu bisa juga cek langsung lewat Allergy Checker untuk mengetahui apakah gejala yang dialami si Kecil termasuk alergi atau bukan. Jika alergi susu sapi pada bayi kita abaikan tanpa penanganan yang tepat, tumbuh kembangnya juga bisa terganggu. Jadi, yuk, Bu, segera periksakan ke dokter!

Terlebih, alergi susu sapi juga bisa memunculkan reaksi yang lebih serius dan mengancam nyama yang dinamakan syok anafilaksis.

Ini karena syok anafilaksis bisa membuat anak tiba-tiba mengalami pembengkakan pada bibir, mulut, lidah, tenggorokan, dan bagian tubuh lainnya, lemas dan lesu yang ekstrem, kesulitan bernapas, dan penurunan kesadaran.

Baca Juga: Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa

Cara Mengatasi Alergi Susu Sapi pada Bayi

Munculnya gejala alergi susu sapi, pasti membuat Ibu cemas dan khawatir. Untungnya, sebagian besar reaksi alergi yang mengganggu ini bisa dikendalikan dengan mudah. 

Berikut adalah berbagai cara mengatasi alergi susu sapi pada bayi yang bisa Ibu dan Ayah terapkan di rumah. 

1. Segera Jauhkan Anak dari Pemicu Alergi

Salah satu cara mengatasi alergi susu sapi pada bayi yang harus segera dilakukan adalah dengan menjauhkannya dari pemicu alerginya, Bu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi agar gejalanya tidak semakin parah dan mengganggu si Kecil.

Bila si Kecil sudah mengonsumsi MPASI (makanan pendamping ASI), segera hentikan pemberian makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapi beserta produk turunannya. 

Kalau si Kecil masih menerima ASI eksklusif, Ibu perlu menghindari konsumsi susu sapi dan semua produk turunannya, seperti mentega, keju, yogurt, dan lainnya.

Jika Ibu tidak tahu apa faktor pemicu yang membuat bayi mengalami alergi ini, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan tes alergi guna mengidentifikasi pemicu alergi dingin yang anak alami.

2. Konsultasikan ke Dokter

Bu, jika gejala alergi diabaikan tanpa penanganan yang tepat, tumbuh kembang anak bisa terganggu, lho! Jadi, jika Ibu curiga bayi alergi susu sapi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Cara ini ampuh untuk mendeteksi dan mengatasi alergi susu sapi pada bayi sedari dini.

Dokter mungkin akan melakukan tes darah dan uji tusuk kulit (skin prick test) untuk mengetahui apakah anak Ibu mengalami alergi susu sapi atau tidak.

Selanjutnya, dokter akan meminta bayi Ibu untuk melakukan pemeriksaan setiap 6-12 bulan guna melihat apakah si Kecil sudah sembuh dari alerginya atau belum. 

Meski sebenarnya alergi tidak bisa sepenuhnya sembuh, gejalanya masih bisa dikendalikan, Bu. Seiring bertambahnya usia si Kecil, gejala alergi susu sapi dapat menghilang ketika ia berusia 3-5 tahun. 

Sebanyak 45-55% keluhan alergi susu sapi hilang pada tahun pertama. Pada tahun kedua meningkat jadi 60-75%, dan di tahun ketiga 90% anak yang pernah mengalami alergi tidak lagi merasakan gejala yang sama.

3. Hindari Konsumsi Produk Olahan Susu Sapi

Bila anak Ibu didiagnosis mengalami alergi susu sapi, Ibu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi guna mengatasi alerginya.

Bayi di atas usia 6 bulan yang memiliki alergi susu sapi biasanya disarankan untuk menghindari produk olahan susu sapi lainnya sementara waktu. Misalnya: 

  • Yogurt, krim, mentega, margarin, ghee, keju.
  • Es krim, minuman susu, susu bubuk, krimer kental.

Namun, susu sapi juga terdapat dalam berbagai produk makanan olahan. Jadi, Ibu perlu memeriksa label untuk bahan-bahan, seperti:

  • Gula susu, laktosa, susu padat, protein susu, susu modifikasi.
  • Kasein, kaseinat, protein whey, whey terhidrolisis, whey padat.
  • Laktosa, laktalbumin.
  • Kaseinat terhidrolisis.
  • Susu bubuk skim, susu padat tanpa lemak, lemak mentega.

Ibu tidak perlu khawatir bila anak tidak memperoleh protein, serat, kalsium, vitamin D, dan vitamin B2 yang biasa terdapat pada produk olahan susu untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, karena berbagai nutrisi tersebut masih dapat ditemukan dari sumber makanan lainnya.

Baca Juga: Susu Pertumbuhan Soya Bisa Jadi Alternatif untuk Anak yang Alergi

Apa Akibatnya Bila Alergi Susu Sapi pada Bayi Terlambat Ditangani? 

Sekarang Ibu sudah paham gejala dan ciri-ciri alergi susu sapi pada si Kecil, sehingga bisa lebih waspada, ya. 

Bila si Kecil mengalami muntah, diare, gatal-gatal, pilek, atau batuk-batuk setelah menyusui, coba ingat-ingat kembali makanan yang dikonsumsi sebelumnya, apakah Ibu minum susu atau mengonsumsi produk turunan yang berbahan protein susu sapi atau tidak.

Kalau Ibu curiga bayi memiliki alergi susu sapi, apalagi ada riwayat alergi dalam keluarga, segera bawa ia ke dokter. Terlebih, jika si Kecil sampai mengalami diare dan muntah yang bisa berisiko menyebabkan dehidrasi bila terlambat ditangani.

Di samping itu, alergi susu sapi yang berkepanjangan dan tidak ditangani juga bisa menghambat tumbuh kembang si Kecil. Contohnya, anak bisa mengalami peradangan usus. Akibatnya, si Kecil dapat mengalami diare kronis hingga lebih dari 14 hari, pertumbuhan terhambat, hingga gangguan pencernaan dan penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan anemia dan kekurangan nutrisi lainnya.

Konsultasikan juga ke dokter untuk mengetahui asupan bergizi yang sesuai dengan kondisi anak, ya.

Semoga informasi ini bermanfaat, Bu!


Referensi:

  1. Marina Aparicio, dkk. (2020). Microbiological and Immunological Markers in Milk and Infant Feces for Common Gastrointestinal Disorders: A Pilot Study. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7146151/ [Diakses 1 September 2021]
  2. Sumadiono. (2013). Waspada Alergi Susu Sapi pada Bayi. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspadai-alergi-susu-sapi-pada-bayi [Diakses 1 September 2021]
  3. Mieczyslawa Czerwionka-Szaflarska, dkk. (2017). Allergic Enteritis in Children. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5360665/ [Diakses 1 September 2021]
  4. Badriul Hegar. (2013). Mengenal Gejala Saluran Cerna akibat Alergi Protein Susu Sapi. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-gejala-saluran-cerna-akibat-alergi-protein-susu-sapi [Diakses 1 September 2021]
  5. Web MD. https://www.webmd.com/parenting/baby/milk-allergy-19/slideshow-cow-milk-allergy. Diakses pada 24 November 2022. 
  6. NHS. https://www.nhs.uk/common-health-questions/childrens-health/what-should-i-do-if-i-think-my-baby-is-allergic-or-intolerant-to-cows-milk/. Diakses pada 24 November 2022.

 



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait