7 Cara Mengembangkan Sosial Emosional Anak Prasekolah Lewat Kegiatan Seru

Cukup banyak, ya Bu, tantangan yang dihadapi anak selama 2 tahun pandemi Covid-19 lalu. Risiko penularan dan adanya aturan social distan...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
31 Mar 2022
Kegiatan seru untuk mengembangkan kemampuan emosional anak usia prasekolah


Cukup banyak, ya Bu, tantangan yang dihadapi anak selama 2 tahun pandemi Covid-19 lalu. Risiko penularan dan adanya aturan social distancing tentu membuat ruang gerak dan interaksi anak jadi terbatas sehingga memengaruhi keterampilan sosial dan emosionalnya. Namun, sekarang pembatasan sudah dilonggarkan sehingga si Kecil bisa lebih bebas mengeksplor dunia sekelilingnya untuk bermain dan bersosialisasi.

Karena dengan berada di sekitar teman sebayanya, si Kecil akan banyak belajar bersosialisasi dan memiliki pengalaman-pengalaman baru sehingga ia bisa bertumbuh menjadi anak yang luwes dan mudah bergaul.

Lebih dari itu, kemampuan sosial-emosional juga merupakan bekal penting yang akan membentuk perilaku anak hingga ia dewasa kelak. Keterampilan ini akan ia perlukan untuk menghadapi berbagai tekanan dalam hidup, menanamkan rasa empati, serta membangun dan mempertahankan relasi yang baik dengan orang lain. Itu sebabnya, Ibu perlu tahu cara mengembangkan sosial emosional anak sejak usia dini.

Lalu, seperti apa contoh kegiatan yang bagus untuk mengasah keterampilan sosial emosional anak prasekolah dan TK? Yuk, cari tahu di sini!

Apa Itu Kemampuan Sosial Emosional?

Apakah Ibu sering melihat si Kecil tak mau berbagi mainan dengan temannya? Atau selalu ingin menyendiri dan tak ingin berbaur dengan teman-teman sebayanya? Keduanya bisa jadi tanda si Kecil membutuhkan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya1.

Memangnya, apa sih, kemampuan sosial emosional itu?

Keterampilan sosial dan emosional mengacu pada kemampuan anak untuk mengatur pikiran, emosi, dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, Bu.

Keterampilan sosio-emosional membantu kita memecahkan masalah secara efektif, membentuk disiplin diri, membangun kontrol impuls dan manajemen emosi, merasakan empati, serta banyak lagi. 

Keterampilan ini berbeda dari kemampuan kognitif seperti membaca atau berhitung, tapi tetap sama pentingnya, Bu. Karena, sosial-emosional lebih menyangkut kepada bagaimana cara anak mengelola emosi mereka, memahami diri mereka sendiri, keterlibatan dengan orang lain, dan bagaimana cara mereka berhadapan dengan konflik, daripada menunjukkan kemampuan logika mereka untuk memproses informasi.5

Itu kenapa keterampilan sosial-emosional sangat penting supaya anak bisa bersosialisasi dan membangun hubungan yang positif dan langgeng dengan anak-anak sebayanya.5

Apa yang Memengaruhi Keterampilan Sosial Emosional Anak?

Beberapa contoh keterampilan sosial-emosional yang biasanya ditunjukkan anak usia dini adalah6:

  • Mengenali jika Ibu atau teman sekelasnya sedih, dan bisa menanyakan apakah mereka sedang sedih.

  • Bisa mengekspresikan diri sendiri secara berbeda ketika sedang bersama teman dan keluarga di rumah. Ini artinya, anak bisa menempatkan diri sesuai situasi dan kondisinya.

  • Memahami pikiran dan perasaan sendiri, dan mampu berhubungan dengan orang lain.

Meski mungkin keterampilan ini mungkin terdengar rumit, anak sudah mulai mengembangkan keterampilan sosial dan emosional sejak usia yang sangat muda, Bu.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Emosi pada Anak Usia Prasekolah

Cara Mengembangkan Keterampilan Sosial Emosional Anak Prasekolah

Bukan hanya orang dewasa saja, lho Bu, yang bisa mendapatkan manfaat dari interaksi sosial! Interaksi sosial juga sangat penting bagi anak, terutama jika mereka sudah masuk sekolah. 

Anak-anak yang keterampilan sosial-emosionalnya kuat cenderung lebih mampu mengatasi tantangan sehari-hari dan tampil lebih unggul secara akademis, profesional, dan dalam kehidupan sosial mereka. 

Tapi, Ibu tak perlu khawatir berlebihan jika si Kecil bukan termasuk anak yang luwes dan mudah bergaul. Ada banyak contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan sosial emosional anak TK yang bisa Ibu jadikan inspirasi. Penasaran apa saja?

1. Roleplay dengan Teman Sebaya

Bermain merupakan proses interaksi, baik dengan temannya maupun alat-alat yang digunakan untuk bermain. Ketika bermain, si Kecil mungkin akan mengalami konflik dengan temannya. Ia mungkin akan mengalami rasa takut, malu, khawatir, atau marah saat bermain.

Tapi, ini semua merupakan bagian dari tahap perkembangan kemampuan sosial emosional yang harus dihadapi. Jadi, sering-seringlah mengajak si Kecil bermain, terutama bermain yang melibatkan interaksi dengan teman sebayanya.

Nah, roleplay atau bermain peran bisa menjadi contoh kegiatan untuk mengasah sosial emosional anak TK atau usia prasekolah.

Untuk memulai roleplay, si Kecil dan teman-temannya awalnya mungkin memerlukan bimbingan Ibu melalui narasi. Anak-anak akan senang memerankan apa yang mereka ketahui, seperti memasak dan belanja ke pasar.

Namun setelah beberapa saat, anak-anak akan mulai bisa mengembangkan skenario imajinatif yang memungkinkan mereka untuk melatih keterampilan sosial-emosional mereka. Jadi, mereka juga akan bisa mengeksplor skenario yang tidak umum seperti bermain peran polisi dan perampok.

Selama bermain, anak-anak dapat menempatkan diri mereka pada posisi karakter dan lebih mudah memahami emosi, pikiran, dan motif setiap karakter dalam adegan tersebut. 

Ini adalah cara yang bagus bagi anak-anak untuk bereksperimen dan belajar mengenai aturan dan cara berperilaku di dalam masyarakat.7

2. Bermain Boneka

Mirip dengan permainan peran, bermain boneka juga bisa menjadi salah satu contoh untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak yang akan masuk TK, lho!

Dengan bantuan boneka, Ibu bisa memeragakan situasi atau skenario tertentu untuk membantu anak memahami dan mengeksplorasi emosi.7

Boneka juga dapat Bunda gunakan untuk membantu anak-anak memahami dan menyelesaikan konflik dengan sehat. Jadi, contohnya, Ibu bisa memfasilitasi diskusi yang mendukung pemecahan masalah lewat maskot boneka itu.7

Buatlah suara animatif yang mewakili si boneka, kemudian minta anak dan teman-temannya untuk berbagi perspektif mereka mengenai suatu situasi atau kejadian dengan menggunakan petunjuk berikut:

  • Ceritakan tentang apa yang terjadi.

  • Katakan padaku bagaimana perasaanmu?

  • Bagaimana perasaan temanmu tentang apa yang terjadi?

  • Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat segalanya lebih baik?

Kehadiran boneka mungkin memiliki pengaruh yang menenangkan selama penyelesaian konflik, karena tidak terlalu mengancam daripada sosok orang dewasa.

Oleh karena itu, boneka bisa sangat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya tanpa rasa malu.8

3. Doodling

Anak-anak di usia prasekolah ini pasti suka menggambar dan corat-coret, kan, Bu? Nah, menggambar pola sederhana atau doodling bisa menjadi sarana untuk anak mengenali dan memahami emosi mereka.

Terlebih karena di usia ini, anak-anak akan mengalami begitu banyak emosi baru yang mungkin belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Doodling penting untuk membantu anak-anak memproses emosi yang mereka alami. 

Selain itu, doodling juga bisa dapat membantu anak memiliki self–awareness. Apa maksudnya, ya?

Self-awareness membantu anak-anak berpikir lebih dahulu tentang tindakan dan perilaku mereka, juga membantu berempati dan mempertimbangkan apa yang dialami orang lain dari.

Dengan menggambar, anak-anak bisa melatih mengenali emosi serta perasaan mereka, mengelola emosi secara bertanggung jawab, dan memahami kebutuhan mereka sendiri.9

Kesadaran diri alias self-awareness memang adalah konsep yang sulit bagi anak-anak di usia prasekolah ini. Namun, penting untuk Ibu bantu si Kecil mengasahnya sejak usia dini. 

4. Ajari untuk Berbagi

Di usia dini, wajar jika si Kecil masih sulit berbagi mainan dengan teman atau saudaranya. Tapi, bukan berarti Ibu bisa terus-menerus memberikan toleransi.

Salah satu perkembangan kemampuan sosial anak dapat dilihat dari seberapa mampu ia mengendalikan sifat egoisnya. Ketika si Kecil sudah bisa berbagi mainannya dengan rela, tidak menangis ketika diminta berbagi, itu berarti ia telah memiliki kemampuan sosial emosional yang baik2.

Lalu, bagaimana cara mengajarkan si Kecil untuk berbagi? Saat bermain, misalnya, Ibu bisa mendorong si Kecil untuk memainkan mainannya bersama-sama dengan temannya.

Ibu juga bisa mengajak si Kecil untuk mengumpulkan pakaian atau mainan yang sudah tidak dipakai untuk disumbangkan kepada anak-anak yang lebih membutuhkan. Jangan lupa, berikan pujian ketika ia mulai menunjukkan kemampuan untuk berbagi.

Baca Juga: 10 Ide Kegiatan Montessori agar Anak Tumbuh Aktif dan Mandiri

5. Bercerita dan Membaca Dongeng

Bercerita, membacakan buku, atau mendongeng juga bisa jadi cara mengembangkan sosial emosional anak usia dini.

Studi klinis mendukung para orang tua untuk menerapkan program membacakan buku dengan suara jelas dan bermain sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan sosial-emosional anak untuk hasil jangka panjang3.

Tentu saja cerita yang dipilih haruslah yang mengandung nilai-nilai positif untuk dijadikan contoh dalam kehidupan nyata si Kecil.

Tanpa harus mendikte, lewat kebiasaan bercerita ini, lama-kelamaan si Kecil akan mengerti dan menjadikan nilai positif tersebut sebagai bagian dari dirinya4.

6. Jadilah Contoh Buat Si Kecil

Ibu pasti tahu kalau anak-anak merupakan peniru ulung. Apapun yang dilihat, terutama dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya, akan ditiru olehnya.

Beberapa sikap baik dapat Ibu tunjukkan lewat perilaku sehari-hari untuk membantu mengembangkan kemampuan sosial si Kecil1.

Mulailah dari hal-hal yang sederhana, seperti menyapa tetangga ketika berpapasan, berkomunikasi yang baik dengan setiap orang termasuk asisten rumah tangga, tidak mudah emosi saat menghadapi situasi yang sulit, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Perkembangan Emosi Anak Usia 23 Bulan

7. Perkenalkan Si Kecil dengan Pengalaman Baru

Mengembangkan kemampuan sosial anak juga bisa dilakukan dengan memperkenalkannya berbagai pengalaman baru. Ajaklah si Kecil melihat situasi, suasana, hingga pemandangan yang baru. Cara ini diyakini dapat meningkatkan kemampuannya dalam beradaptasi.

Tidak sulit, kok, memperkenalkan si Kecil dengan pengalaman baru. Tak harus pergi jauh ke luar negeri atau tempat-tempat baru yang belum pernah ia datangi. Sesederhana Ibu menyusun rencana piknik bersama keluarga di taman dekat rumah, atau mengajaknya main layangan di lapangan terbuka.

Lakukanlah hal-hal sederhana yang selama ini belum pernah dilakukan. Itu sudah cukup untuk memberinya pengalaman baru yang bisa mengembangkan kemampuan sosialnya. Selama menikmati pengalaman baru ini, si Kecil tentunya juga akan berinteraksi dengan orang-orang baru yang ditemuinya di tempat tersebut.

Baca Juga: 4 Contoh Sikap Kasih Sayang dalam Kehidupan Sehari-Hari untuk Menumbuhkan Leadership Anak

Itulah 7 contoh kegiatan untuk mengembangkan sosial emosional anak di usia dini yang bisa Ibu lakukan di rumah. 

Namun, tentu saja pendampingan nutrisi juga masih sangat penting di fase ini. Sebab, melanjutkan pemenuhan nutrisi adalah kebutuhan yang mutlak untuk mendukung si Kecil bisa terus tumbuh hebat, terutama begitu akan masuk usia taman kanak-kanak.

Ibu bisa meneruskan pemenuhan gizi si Kecil yang berusia 3-5 tahun dengan memberikan susu Bebelac 4 setiap pagi saat sarapan dan malam sebelum tidur. Kenapa begitu?

Nah, Bu, Bebelac 4 kini sudah dilengkapi dengan formula baru GroGreat+ yaitu DHA yang 25% lebih tinggi untuk mendukung perkembangan daya pikir dan keterampilan sosio-emosional si Kecil memasuki masa prasekolah.

Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan dengan FOS:GOS 1:9 yang sudah teruji klinis untuk mendukung saluran pencernaannya. Nah perlu Ibu ketahui juga bahwa saluran cerna sering disebut sebagai otak kedua anak, Bu. Jadi ketika pencernaannya baik (happy tummy), daya pikir dan akal kreatif anak juga akan berjalan dengan optimal (happy brain).

Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat, anak akan tumbuh memiliki suasana hati yang juga ceria (happy heart) sehingga si Kecil jadi makin terpacu dan bersemangat untuk bersosialisasi dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekolah nanti.

Yuk, dukung perkembangan daya pikir, pencernaan dan keterampilan sosio-emosional si kecil memasuki masa prasekolah dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat. Dengan asupan nutrisi dan pencernaan yang baik, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria (happy heart) serta aktif dan bersemangat untuk bersosialisasi dan bermain bersama teman-temannya di sekolah sekolah nanti!

Jangan lupa juga daftarkan diri Ibu di Bebeclub sekarang dan dapatkan tips serta informasi terbaru untuk menemani masa prasekolah si Kecil.


Sumber:

  1. Nurjannah. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Keteladanan. Diambil dari: https://www.researchgate.net/publication /334511338_MENGEMBANGKAN _KECERDASAN_SOSIAL_EMOSIONAL_ANAK _USIA_DINI_MELALUI _KETELADANAN [Diakses 28 Desember 2020]
     
  2. Mira Yanti Lubis. 2019. Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain. Diambil dari: https://core.ac.uk /download/pdf/322503389.pdf [Diakses 30 Desember 2020]
     
  3. Mendelsohn, A. L., Cates, C. B., Weisleder, A., Johnson, S. B., Seery, A. M., Canfield, C. F., ... & Dreyer, B. P. 2018. Reading aloud, play, and social-emotional development. Pediatrics, 141(5).
     
  4. Herawati, et al. 2016. Hubungan Antara Penggunaan Metode Bercerita deeeengan Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun di Kelurahan Ciri Mekar Kec. Cibinong Kabupaten Bogor. Diambil dari: http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/ANDRAGOGI/article /view/1070 [Diakses 29 Desember 2020]
  5. Organization for Economic Co-operation and Development https://www.oecd.org/education/school /UPDATED%20Social%20and %20Emotional%20Skills%20-%20Well-being,%20connectedness %20and%20success.pdf%20(website).pdf diakses 4 Oktober 2022

  6. What Are Social-Emotional Skills? | Child Development Skills. (2022, May 26). Pathways.org. https://pathways.org/topics-of-development/social-emotional/

  7. Mcilroy, T. (2019, October 4). Fun Social-Emotional Activities for Preschoolers. Empowered Parents. https://empoweredparents.co/social-emotional-activities-for-preschoolers/

  8. Karaolis, O. (2021, August 19). No Strings Attached: Supporting Social and Emotional Learning With Puppets. Edutopia; George Lucas Educational Foundation. https://www.edutopia.org/article/no-strings-attached-supporting-social-and-emotional-learning-puppets

  9. Peterson, E. (2022, September 28). Encouraging Social and Emotional Learning Through the Arts. Edutopia; George Lucas Educational Foundation. https://www.edutopia.org/article /encouraging-social-and-emotional-learning-through-arts



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait