5 Cara Mengembangkan Self-Awareness pada Anak, Intip Yuk!
Kesadaran diri atau self-awareness adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap anak, Bu. Hal ini karena saat si Kecil belajar lebih ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC
Kesadaran diri atau self-awareness adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap anak, Bu. Hal ini karena saat si Kecil belajar lebih banyak tentang dirinya sendiri, ia lebih mampu memahami bagaimana pikiran dan perasaan memengaruhi tindakannya.
Umumnya, orang yang sadar diri memiliki pemahaman yang kuat tentang siapa dirinya, apa yang mendorongnya, dan ke mana ia ingin pergi dalam hidup. Untuk itu, Ibu harus mengajarkan self-awareness pada si Kecil sejak masa kanak-kanak.
Lantas, apa saja manfaat dan bagaimana cara mengembangkan self-awareness pada anak? Yuk, simak informasi selengkapnya dalam artikel ini!
Manfaat Self-Awareness pada Anak
Penting bagi Ibu supaya mengembangkan keterampilan self-awareness pada si Kecil, seperti mengetahui bagaimana kekuatan, kelemahan, serta kepribadiannya, bisa memengaruhi pilihan dan cara dia memperlakukan orang-orang sekitar. Dengan begitu, empati si Kecil pun lebih mudah berkembang karena ia juga secara langsung belajar memahami perasaan orang lain.
Berikut ini manfaat memiliki self-awareness bagi anak lainnya:
-
Tingkat kecerdasan emosional anak lebih tinggi.
-
Kemampuan untuk berempati, menjadi lebih penyayang, dan baik hati.
-
Keterampilan komunikasi dan mendengarkan yang lebih baik.
-
Kemampuan berpikir kritis.
-
Kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
-
Bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang di lingkungan sekitarnya.
-
Tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
-
Memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik.
Baca Juga: 5 Cara Bijak Menghadapi Anak yang Suka Membantah
Cara Mengembangkan dan Melatih Self-Awareness pada Anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak menjadi sadar diri pada usia sekitar 2 atau 3 tahun. Di fase tersebut, mereka mulai mengenali bayangan mereka sendiri di cermin dan memahaminya sebagai representasi diri mereka sendiri.
Lalu, mereka mulai bisa menunjukkan perasaan seperti rasa malu, cemburu, dan rasa bersalah yang menunjukkan kesadaran akan emosinya, Bu. Maka itu, disarankan bagi Ibu untuk mulai mengembangkan dan melatih self-awareness pada si Kecil di saat usianya sudah menginjak 2 tahun.
Inilah beberapa cara mengembangkan dan melatih self-awareness pada si Kecil yang bisa Ibu lakukan di rumah:
1. Biarkan si Kecil belajar dari Ibu
Seperti halnya mengasuh anak, perilaku dan tindakan si Kecil dimulai dari orangtua, Bu. Kita tidak bisa mengharapkan si Kecil melakukan sesuatu ketika kita melakukan sebaliknya. Mereka belajar jauh lebih banyak dari tindakan Ibu daripada kata-kata, lho.
Jika ingin meningkatkan self-awareness pada si Kecil, maka tunjukkan dengan tindakan dan cara Ibu menangani situasi. Lalu, bicaralah dengan si Kecil tentang emosi apa pun yang Ibu rasakan, seperti kemarahan atau frustasi, dan bagaimana Ibu kemudian membuat diri lebih tenang dalam situasi itu.
2. Jurnal dan Refleksi Diri
Membuat jurnal, baik dalam bentuk tulisan atau gambar, merupakan cara yang bagus bagi si Kecil untuk mengungkapkan perasaan, tujuan, dan merenungkan hatinya. Contoh dari jenis refleksi ini adalah Refleksi Mawar dan Duri, di mana si Kecil berpikir tentang sesuatu positif yang terjadi pada harinya (mawar) dan sesuatu yang tidak berjalan dengan baik (duri).
Kemudian, sebagai orangtua, Ibu dapat berbicara dengan si Kecil tentang apakah ada yang bisa dilakukan untuk membuat situasi buruknya menjadi lebih baik.
Baca Juga: Melatih Kesehatan Emosi Si Kecil
3. Ajarkan Cara Pemecahan Masalah yang Efektif
Cara lain yang bisa Ibu lakukan untuk mengajari keterampilan self-awareness pada anak adalah dengan membiarkan si Kecil mencari solusi saat ada masalah yang datang. Sering kali ketika anak menghadapi kesulitan, ia akan datang dan meminta bantuan Ibu atau orang dewasa di sekitarnya.
Alih-alih langsung membantu menyelesaikan masalah, biarkan si Kecil mencari tahu sendiri bagaimana cara menyelesaikan masalahnya. Misalnya, saat si Kecil ingin meraih mainan yang jatuh ke lantai, biarkan ia mencoba meraihnya sendiri dulu sebelum membantu. Namun, hal ini tidak berarti mengabaikannya, ya. Ibu juga tetap harus mengawasinya dari jauh.
4. Identifikasi Emosi
Si Kecil harus mampu mengidentifikasi perasaannya sendiri. Misalnya, mempelajari penyebab mengapa ia merasa kesal atau marah, akan membantu anak mengatur serta mengatasi emosinya dengan baik.
Contohnya, si Kecil sedang bermain kemudian ia merasa kesal saat temannya mengambil mainan miliknya tanpa izin. Nah, saat tahu penyebab rasa kesal yang muncul tersebut karena mainannya diambil, maka anak bisa belajar untuk bertindak dengan baik. Si Kecil yang paham dengan perasaannya sendiri akan bicara baik-baik pada temannya tersebut kemudian meminta untuk berbagi, alih-alih menangis dan marah.
5. Kenali Kekuatan dan Kelemahan
Ibu, penting bagi si Kecil untuk mulai mengenali kekuatan dan kelemahan yang pada dirinya. Sebagai contoh, si Kecil sangat ahli dalam hal olahraga, tetapi membaca dan mengeja bisa jadi sulit baginya. Nah, tugas Ibu di sini adalah membicarakan tentang apa yang sulit dan apa yang mudah bagi si Kecil. Selanjutnya, bekerja sama untuk menghasilkan strategi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.
Dari semua cara di atas, yang terpenting adalah konsistensi atas tindakan Ibu. Selalu ingat bahwa mengembangkan self-awareness adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan waktu. Jadi, bimbinglah si Kecil secara sabar, ya.
Ibu juga bisa dukung awal kehebatan si Kecil dengan mengunjungi Ibu Perlu Tahu untuk mendapatkan informasi penting seputar tips parenting lainnya. Di sini, Ibu juga bisa menemukan berbagai saran untuk meningkatkan kecerdasan si Kecil, lho. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!