Memahami Perkembangan Emosi Anak Usia 42-44 Bulan
Saat hujan Shilla tergopoh berlari mendatangi Ibunya sambil menangis. Ketika ditanya ternyata ia takut petir. Tak hanya itu saja, kalau ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Saat hujan Shilla tergopoh berlari mendatangi Ibunya sambil menangis. Ketika ditanya ternyata ia takut petir. Tak hanya itu saja, kalau dibawa ke tempat baru kadang dia juga takut dengan orang baru. Ada nggak sih cara biar anak jadi lebih pemberani? Termasuk normal kah untuk perkembangan emosi anak?
Di usia ini anak memang belum begitu bisa membedakan mana hal yang nyata dan imajinasi Bu. Mereka masih dalam tahap proses eksplorasi diri dan lingkungannya. Tak jarang, imajinasinya pun berkembang di luar kendali. Termasuk hal yang menakutkan.
Rasa takut ini biasanya berkembang sesuai dengan usia. Mulai dari dengan sosok monster, ruang gelap atau suara keras. Tak jarang juga sebagian anak juga merasa takut disakiti. Wajarkah?
Rasa Takut Penting Bagi Si Kecil
Sebenarnya perasaan takut dibutuhkan si Kecil. Kenapa? Agar ia bisa melindungi dirinya dari keadaan bahaya / yang ditakutinya. Jadi normal jika anak takut saat menghadapi rangsangan hebat seperti bunyi keras, mengejutkan dan kejadian asing serta tak terduga lalu menangis atau menjerit
Tips Mendukung Perkembangan Emosi Anak di Usia 42-44 Bulan
Tapi akan jadi masalah jika sikap si Kecil berlebihan. Misal saat melihat kucing si Kecil menjerit tanpa terkendali. Nah, apa yang bisa Ibu lakukan untuk dukung perkembangan emosi anak agar berkembang baik?
- Ajak berinteraksi.
Kenalkan si Kecil pada lingkungan yang lebih luas. Tunjukkan jika orang di sekitarnya tidak akan menyakitinya. Minta ia memberi salam, dan menjawab pertanyaan yang diajukan. - Hindari memberi anak julukan “penakut”.
Lebih baik berikan rasa empati dan berikan lebih banyak pengertian tentang hal yang ditakutinya. Dengarkan saat ia mengutarakan apa yang membuatnya takut. Katakan jika Ibu mengerti perasaannya dan akan membantu mengatasinya. - Beri waktu anak untuk beradaptasi
Ketika dihadapkan pada situasi baru, biarkan anak beradaptasi. Biasanya setelah memastikan keadaan sekitar aman, ia pun bisa bersosialisasi dengan nyaman. - Siapkan benda yang bisa mengurangi ketakutannya.
Misalnya jika ia takut menjelang tidur, Ibu bisa menempelkan poster di kamarnya bergambar peri atau tokoh kesayangannya. - Beri pengalaman.
Misal jika si Kecil takut kucing, ajak ia ke perpustakaan dan tunjukkan cerita mengenai kucing. Biasanya anak akan tertarik pada sesuatu saat ia mempelajarinya. Ajak pula ke tempat di mana ia bisa melihat kucing dan berinteraksi.
Jangan lupa untuk selalu memberinya pujian ya Bu ketika anak mau menunjukkan keberaniannya untuk menambah rasa percaya dirinya.