Cukup Gizi, Bekal Awal Anak Sehat dan Aktif

Semua orangtua tentu menginginkan buah hati mereka tumbuh sehat dan cerdas. Untuk mewujudkannya, banyak hal yang harus dilakukan orangtu...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
19 Aug 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH


Semua orangtua tentu menginginkan buah hati mereka tumbuh sehat dan cerdas. Untuk mewujudkannya, banyak hal yang harus dilakukan orangtua, salah satunya dengan memerhatikan asupan nutrisi yang sesuai bagi anak. Menurut Dr. Matheus Tatang Puspanjono, SpA, dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, kecerdasan anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu genetik, lingkungan, dan gizi yang baik. Pemberian nutrisi dapat membuat anak Anda tumbuh menjadi anak yang kuat, sehat, dan memiliki perkembangan otak yang sempurna sehingga buah hati Anda menjadi cerdas. Begitu penting fungsi nutrisi bagi si Kecil, maka, cukupi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan usianya.

Menurut Dr. Budi Purnomo, SpA (K) dari RSAB Harapan Kita, nutrisi yang penting bagi anak terbagi menjadi dua, yaitu makro nutrien dan mikro nutrien. Contoh dari makro nutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikro nutrien adalah vitamin dan mineral, vitamin yang dibutuhkan anak adalah vitamin A, B1, B6, B12, C,D,E, dan K. Mineral juga tak kalah pentingnya bagi tumbuh kembang anak, yang termasuk mineral adalah zat besi, kolin, iodium, asam folat, seng, kalsium, kalium, juga magnesium. "Semua kebutuhan nutrisi itu dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan seimbang, yaitu makanan yang terdiri dari kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral." ungkap Dr. Budi. Jika Anda belum mengetahui nutrisi apa saja yang harus diberikan pada si Buah Hati, ini panduan kami:

JANIN

Nutrisi yang dibutuhkan:Omega 3, DHA, folat, karbohidrat, protein, kolin, kalsium, vitamin C, dan vitamin B6.

Sumber: susu, keju, kacang-kacangan, telur, kentang, daging merah, salmon, jeruk, brokoli.

Memerhatikan nutrisi untuk kecerdasan anak harus dipersiapkan sejak masih di dalam kandungan. Berdasarkan Riskedas (riset kesehatan dasar) 2007, sebesar 11.3 persen wanita dewasa mengalami anemia karena asupan nutrisi yang dibutuhkan (zat besi) tidak terpenuhi, oleh karena itu sebaiknya calon ibu benar-benar memerhatikan asupan nutrisi selama masa kehamilan. Menurut Dr. Budi, salah satu nutrisi penting saat hamil adalah folat, kekurangan folat dapat meningkatkan risiko bayi terlahir cacat, selain itu vitamin dan mineral juga diperlukan bagi perkembangan fungsi otak janin.

Di minggu ketujuh kehamilan, pembentukan tulang janin berlangsung pesat, maka dukung proses ini dengan mengonsumsi kalsium; susu, mentega, yogurt, keju sebanyak 1.000 mg per hari. Memasuki minggu pertama di trimester kedua, Anda membutuhkan tambahan sekitar 300 kalori per hari. Jangan lupa untuk meningkatkan konsumsi makanan dengan kandungan zat besi karena anemia, defisiensi besi dan kalsium yang menghambat perkembangan gigi dan tulang janin dapat dicegah jika Anda memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut.

BAYI

Nutrisi yang dibutuhkan: AA, DHA, omega 3, omega 6, kolin, lemak, vitamin, mineral

Sumber: susu, yogurt, gandum, sayuran hijau, tomat, ikan, bayam,

Menurut Dr. Tatang, nutrisi terbaik untuk bayi adalah ASI karena mengandung AA atau asam arakhidonat, protein, laktosa, lemak, kelompok omega 6 yang terbentuk dari asam likonat, asam dekosa heksanoat, kelompok omega 3 yang terbentuk daru asam linolenat, yang dapat merangsang pertumbuhan otak bayi. Pertumbuhan sel otak bayi usia 0-2 tahun sangat pesat, periode pertumbuhan sel otak ini juga disebut dengan periode emas atau golden periode. Kecerdasan bayi akan lebih optimal jika nutrisi bayi tercukupi, terutama melalui ASI.

Di usia 0-6 bulan, sebisa mungkin bayi hanya mengonsumsi ASI, namun bayi 6-9 sudah bisa menikmati makanan pendamping ASI (MP ASI) yang mengandung zat lemak atau kalori karena alat cerna bayi sudah semakin kuat di usia ini. Dr. Tatang mengatakan bahwa perlahan MP ASI dapat ditambahkan sumber zat lemak seperti santan, minyak kelapa, atau margarin sebagai sumber zat lemak. Selain membuat MP ASI terasa lebih lezat, bahan tadi juga memertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut di dalam lemak. Nutrisi juga dapat diberikan melalui ibu, maka pastikan ibu yang menyusui mengonsumsi makanan yang mengandung cukup vitamin B12 agar anak terhindar dari anemia. Menurut Dr. Tatang, bayi tidak mengalami kesulitan memakan makanan yang cukup untuk usianya di atas 6 bulan, maka bayi tidak membutuhkan suplemen vitamin. Pastikan Anda hanya menjadikan suplemen sebagai alternatif jika anak Anda sudah sangat susah makan atau memiliki kesehatan kronis. "Jangan mengonsumsi suplemen multivitamin-mineral tanpa petunjuk dokter karena si kecil dapat menerima kelebihan vitamin A dan seng." ucap Dr. Tatang. Menurut Dr. Budi, kelebihan vitamin A dapat membuat anak menderita sakit kuning atau hipervitamin A yang membuat telapak tangan dan kaki anak menjadi kuning.

BATITA

Nutrisi yang dibutuhkan: Zat besi, DHA, taurin, seng, karbohidrat, protein, iodium, vitamin.

Sumber: daging sapi, ayam, telur, kerang, hati, tempe, tahu, roti.

Menurut Dr. Tatang, anak dalam golongan usia 1-3 tahun ini sangat rentan terhadap penyakit gizi, seperti defisiensi vitamin A dan malnutrisi energi protein. Anak usia 6-24 bulan membutuhkan setidaknya 100 mg DHA per hari yang dapat membantu perkembangan otak mereka. Menurut Dr. Tatang, faktor gizi di masa ini menjadi penting karena kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan perkembangan otak terhambat yang membuat kecerdasan anak menurun. Nutrisi yang tepat bagi otak anak dapat membantu meningkatkan daya ingat dan keterampilan anak yang membuat performa anak lebih baik dalam menerima pelajaran.

Salah satu nutrisi bagi batita yang perlu diperhatikan adalah taurin yang juga merupakan salah satu komponen dari protein. Perlu diketahui bahwa protein terdiri dari kumpulan asam amino esensial dan asam amino non-esensial seperti taurin. Asam amino non-esensial dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan asam amino esensial harus diperoleh dari luar seperti dari makanan karena tubuh tidak dapat menghasilkannya sendiri. Taurin bermanfaat untuk memerlancar hubungan antarsel dalam otak dan fungsi sistem saraf. Zinc juga penting bagi fungsi otak anak karena kekurangan zinc juga berkaitan dengan melemahnya kemampuan kognitif anak. Di usia ini anak juga perlu mengonsumsi daging merah, hati, tahu, dan tempe karena salah satu sumber zat besi ini meningkatkan aktivitas neurotransmitter pada anak.

BALITA

Nutrisi yang dibutuhkan: Protein, karbohidrat, zat besi, vitamin A, B, C, D, E, K, mineral,

Sumber: Roti, jagung, kuning telur, ikan, daging sapi, wortel, susu, udang,

Di usia ini si Kecil juga mulai aktif bergerak, penuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kegiatannya. Berikan anak Anda energi tambahan dari karbohidrat, contoh sumber karbohidrat yang dapat Anda berikan untuknya adalah roti, nasi, atau mie, berikan kebutuhan tersebut lewat varian makanan yang berbeda setiap hari agar si Kecil tidak bosan. Menurut Dr. Tatang, lemak juga berfungsi untuk menambah energi dan menjaga kestabilan suhu tubuh, lemak tidak selalu bersifat negatif seperti yang selama ini orang sering kaitkan dengan penyebab obesitas. Nutrisi lain yang dibutuhkan anak adalah mineral yang terdiri dari kalsium, magnesium, zat besi, dan seng yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak. "Pertumbuhan tulang dan gigi anak dapat dioptimalkan dengan kalsium, sumbernya yang disukai anak misalnya susu dan brokoli." ujar Dr. Tatang. Fungsi mineral lainnya seperti magnesium adalah untuk mengoptimalkan penyerapan gizi oleh tubuh anak, sedangkan iodium berfungsi untuk mengatur fungsi syaraf dan jaringan otot.

USIA SEKOLAH 5+

Nutrisi yang dibutuhkan: Kalsium, lemak, karbohidrat, protein, zat besi, iodium, zinc, vitamin.

Sumber: Hati sapi, yogurt, brokoli, pepaya,

Memasuki usia 5 tahun ke atas ini anak sudah mulai aktif memilih makanan, anak usia ini juga sudah mulai aktif melakukan kegiatan fisik yang menguras banyak energi. Bertambahnya tinggi badan yang signifikan terjadi di masa ini, oleh karena itu vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk memberikan energi ekstra sangatlah penting untuk diperhatikan. Di masa pertumbuhan seperti ini, beri anak asupan kalsium yang baik, perlu Anda ketahui bahwa kekurangan kalsium pada anak dapat meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari.

Bagi anak usia sekolah, makanan seimbang yang memadai dari segi kualitas dan kuantitas, olahraga teratur, dan gaya hidup yang baik juga bersih dapat memengaruhi tumbuh kembangnya. Menurut Dr. Budi, defisiensi zat besi pada anak usia ini dapat menurunkan HB dan IQ anak walau tidak drastis. Itulah mengapa pemberian makanan seimbang yang akan nutrisi sangat penting bagi anak, karena baik kekurangan ataupun kelebihan gizi dapat memengaruhi tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal.

Perhatikan Asupan Vitamin dan Mineral

Tidak jarang orangtua hanya fokus memberikan makro nutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, saja pada buah hati mereka. Menurut Dr. Budi, memberikan mikro nutrien seperti vitamin dan mineral tidak kalah pentingnya bagi tumbuh kembang anak. Tubuh manusia tidak dapat menghasilkan vitamin sendiri, maka makanan yang dikonsumsi anak perlu memenuhi kebutuhan tubuh anak akan asupan vitamin. Pola makan seimbang dapat menjawab kebutuhan anak akan vitamin dan mineral, idealnya makanan anak harus mengandung vitamin lengkap, zat besi, kalsium, magnesium, kalium, iodium, zinc. "Jika anak sudah mendapatkan pola makan yang seimbang, maka ia tidak perlu lagi mendapat tambahan suplemen dari luar" ujar Dr. Budi.

Zat besi adalah salah satu bagian dari mineral yang juga dibutuhkan buah hati Anda. Dr. Budi menambahkan bahwa jika anak kekurangan zat besi maka ia akan terlihat lesu dan rentan infeksi, berikan makanan seperti hati sapi untuk menghindari risiko ini. "Defisiensi zat besi pada ibu hamil dapat membuat bayi kekurangan sel-sel otak dan oksigen sehingga berisiko mengalami disfungsi otak. Zinc yang tergolong dalam mineral juga tidak boleh dilupakan karena defisiensi zinc dapat menyebabkan gangguan proses belajar dan daya ingat anak," tambah Dr. Tatang.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu




Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait