Mengatasi Preeklampsia Saat Hamil
Apa itu Preeklampsia? Meskipun pada kondisi normal Ibu tak punya riwayat darah tinggi, sebaiknya Ibu tetap harus memahami dan mewaspada...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Apa itu Preeklampsia?
Meskipun pada kondisi normal Ibu tak punya riwayat darah tinggi, sebaiknya Ibu tetap harus memahami dan mewaspadai gejala preeklampsia. Keluhan ini memang hanya terjadi selama kehamilan atau segera setelah persalinan.
Pemicu preeklampsia adalah tekanan darah yang tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urin. Sangat mungkin terjadi mengingat metabolisme tubuh kita berubah drastis saat hamil. Untungnya, sebagian besar kasus bersifat ringan dan hanya menyerang 1 dari 14 ibu. Jarang menjadi lebih serius.
Bagaimana Gejala Preeklampsia?
Agar Ibu waspada, ada baiknya Ibu mengetahui gejala-gejala preeklampsia sebelum memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter:
- Tekanan darah naik (hipertensi) dan kadar protein dalam urin berlebihan (proteinuria), setelah kehamilan mencapai 20 minggu.
- Sakit kepala.
- Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara, pandangan buram dan lebih sensitif pada cahaya/silau.
- Nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan.
- Muntah.
- Pusing.
- Volume urin berkurang.
- Berat badan naik cepat, biasanya di atas 2 kg per minggu.
- Pembengkakan (edema) pada wajah dan tangan.
Siapa yang berisiko mengalaminya?
- Wanita berusia di bawah 20 atau lebih dari 35 tahun.
- Ibu hamil dengan kondisi obesitas, yaitu indeks massa tubuh 35+.
- Penderita diabetes, tekanan darah tinggi, lupus, penyakit ginjal dan migren.
- Wanita dengan kehamilan pertama.
- Kehamilan kembar.
- Jarak antar kehamilan terlalu jauh- lebih dari 10 tahun.
- Riwayat pre-eklampsia – jika Ibu, orangtua, atau saudara perempuan Ibu pernah mengalami pre-eklampsia sebelumnya.
Cara Mencegah Preeklampsia
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Terlebih bila Ibu dalam kondisi hamil. Untuk mencegah Pre-eklampsia sebaiknya Ibu menjalankan pola makan sehat berimbang. Akan lebih baik lagi bila hal ini dilakukan sejak perencanaan kehamilan. Sebaiknya, batasi juga makan makanan yang banyak mengandung garam, seperti aneka keripik asin. Saat makan makanan yang satu ini, seringkali susah menahan diri untuk segera berhenti kan, Bu?
Selain itu, melakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal ke dokter kandungan dapat membantu mendeteksi dini gejala Pre-eklampsia.
Jenis Preeklampsia
Tingkat gejala preeklampsia dapat berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan masing-masing Ibu.
Bila Ibu hanya mengalami preeklampsia ringan, kondisi ini tidak selalu memerlukan obat tapi hanya pemeriksaan rutin kehamilan. Pemberian obat atau suplemen tidak mencegah pre-eklamsi tetapi membantu mengontrol kondisi Ibu.
Tapi bila Ibu sampai menderita pre-eklampsia serius, memang perlu dilakukan perawatan cukup intensif untuk mencegah terjadinya keguguran atau gangguan kesehatan pada bayi. Pada kondisi ini, Ibu akan disarankan beristirahat di tempat tidur atau bahkan mungkin dirawat di rumah sakit.
Pemeriksaan rutin setiap hari juga diperlukan untuk melihat tekanan darah dan pemantauan perkembangan bayi Ibu. Jika Ibu atau bayi Ibu berada dalam kondisi serius, kemungkinan dokter melakukan induksi, atau melakukan bedah sesar. untuk menyelamatkan Ibu dan bayi.
Untuk informasi dan dukungan lebih lanjut, Ibu bisa mengunjungi situs web Pre-eclampsia Foundation atau hubungi tim ahli kami.
|||