Masalah Umum dalam Menyusui yang Perlu Ibu Ketahui

Ada beberapa masalah yang umum terjadi saat Ibu menyusui. Tetapi jangan sampai membuat Ibu ingin berhenti untuk menyusui bayi ya. Bebe...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
21 Aug 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH


Ada beberapa masalah yang umum terjadi saat Ibu menyusui.  Tetapi jangan sampai membuat Ibu ingin berhenti untuk menyusui bayi ya.  Bebeclub akan selalu membantu Ibu mengatasi masalah-masalah tersebut. Berikut ini masalah seputar menyusui yang perlu Ibu ketahui.

Masalah yang Berkaitan dengan Payudara Ibu

1. Puting Lecet, Pecah, atau Berdarah

Sering menjadi pertanyaan, "puting lecet apa solusinya?". Puting yang lecet pada awal menyusui umum terjadi.  Mungkin dua sampai tiga minggu Ibu akan mengalaminya, hingga puting menjadi lebih keras karena sering dihisap oleh bayi Ibu.  Puting lecet juga dapat menjadi pecah dan berdarah. Biasanya hal ini terjadi karena cara minum atau posisi bayi saat menyusu tidak benar.  Bisa juga terjadi karena Ibu salah menggunakan pompa payudara saat memerah ASI.  Ibu bisa terus menyusui bila masalah ini terjadi dengan bantuan pelindung puting yang bisa dibeli di apotek. Ibu juga bisa meminta bantuan bidan atau dokter lho untuk memberitahu teknik menyusui yang benar.

2. Saluran ASI Tersumbat

Saluran ASI bisa tersumbat jika payudara Ibu memproduksi ASI lebih cepat daripada kemampuan bayi meminumnya.  Penyumbatan juga dapat terjadi jika produksi ASI masih banyak meskipun sudah Ibu perah.  Sehingga ASI yang diproduksi pun kembali ke salurannya.  Nah, saat ini terjadi, jaringan otot di sekitar saluran ASI bisa membengkak, meradang, dan menyumbat saluran ASI.  Ada 2 gejala yang menunjukkan terjadinya penyumbatan saluran ASI:

  • Titik putih kecil di ujung puting. Ini bisa Ibu buang dengan mudah menggunakan ujung kuku yang bersih saat puting Ibu menjadi lembek dan lembut sehabis menyusui.
  • Benjolan pada payudara dengan radang di sekelilingnya yang terasa nyeri. Ini merupakan gejala awal mastitis (peradangan payudara).

Jika Ibu menemukan masalah yang mengkhawatirkan saat menyusui, jangan ragu untuk bertanya pada dokter ya, Bu. Karena jika dibiarkan, masalah yang awalnya kelihatan sederhana bisa jadi memburuk.  Penanganan yang cepat dan sigap bisa membantu Ibu untuk terus memberikan ASI pada bayi dengan lebih nyaman.

Sementara itu, jika masalah-masalah di atas terjadi, hal yang dapat Ibu lakukan adalah:

  • Tetap menyusui bayi sesering mungkin ya Bu, untuk mengosongkan produksi ASI yang berlebihan. Ibu juga dapat memerah dan menyimpannya untuk diberikan di lain waktu.
  • Pastikan bayi Ibu menyusui dengan posisi dan cara yang benar.
  • Pijat payudara dengan lembut dan kompres dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit.
  • Ibu bisa minum ibuprofen untuk mengurangi nyeri, setelah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

3. Payudara Membengkak Menjadi Masalah Seputar Menyusui

Dua atau tiga hari setelah melahirkan, Ibu mungkin akan merasakan payudara Ibu terasa penuh, lembek, menggembung, dengan puting yang rata/pipih. Pembengkakan ini bahkan bisa terasa hingga ke ketiak dan menyebabkan demam.

Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan payudara Ibu bengkak? Ini terjadi karena payudara Ibu mulai memproduksi ASI, menggantikan kolostrum yang telah dihisap bayi saat pertama menyusu. Saat ini terjadi, darah lebih banyak mengalir ke payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI, jaringan di sekitarnya menjadi membengkak, dan saluran ASI menjadi penuh, inilah yang menyebabkan payudara Ibu membengkak.  Tidak perlu khawatir, rasanya memang sakit, tapi tidak berbahaya dan akan cepat hilang seiring dengan pemberian ASI pada bayi. Susui bayi sesering mungkin, setiap dua sampai tiga jam sekali.

Untuk meredakan rasa sakit, Ibu dapat mengompresnya dengan air hangat menggunakan handuk yang lembut selama beberapa menit, atau mandi air hangat sebelum menyusui. Setelah payudara terasa lebih lembut karena air hangat, pijat perlahan menggunakan minyak pijat khusus dengan gerakan-gerakan memutar kecil.  Perah ASI yang berlebih, setelah menyusui kompres payudara dengan air es untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang timbul.

4. Payudara "Bocor"

ASI bisa keluar tiba-tiba dari payudara Ibu meskipun tidak dihisap oleh bayi ataupun diperah. Penyebab kebocoran ini adalah karena persediaan ASI di payudara Ibu penuh, biasanya terjadi pada pagi hari, atau karena payudara Ibu sudah refleks mengeluarkan ASI saat dipicu oleh hal-hal tertentu, seperti saat bayi Ibu menangis.

Kebocoran payudara ini biasanya terjadi pada ibu yang produksi ASI-nya banyak dan berlebih. Bagaimana cara mengatasinya? Mudah saja, kok! Semakin sering Ibu menyusui bayi, semakin jarang payudara Ibu bocor.  Ibu juga dapat menggunakan penyerap ASI (breast pads) di dalam bra untuk berjaga-jaga jika terjadi kebocoran.

5. Infeksi Jamur/Kandida

Infeksi jamur atau kandida adalah hal yang umum dan biasa terjadi.  Ini adalah infeksi jamur yang terjadi pada mulut bayi dan dapat ditularkan ke payudara Ibu ketika bayi menyusu.  Infeksi ini tidak berbahaya baik bagi ibu maupun bayi.  Gejala infeksi jamur/kandida yang umum pada ibu menyusui adalah:

  • Puting gatal, kemerahan, mengkilap, dan terasa panas (puting Ibu juga dapat pecah karenanya). Perhatikan juga jika puting menjadi merah muda dan lembek, ini dapat merupakan gejala terjadinya infeksi bakteri, atau dermatitis (eksim). Jika ini terjadi, Ibu harus ke dokter.
  • Bintik-bintik putih tebal pada mulut bayi dan payudara Ibu, yang terasa gatal dan nyeri.
  • Rasa nyeri yang dalam dan tiba-tiba saat menyusui dan sesudah menyusui.

Untuk mengatasi infeksi jamur pada mulut bayi dan payudara Ibu, dokter biasanya akan memberikan krim khusus anti jamur, dan untuk mengurangi rasa nyeri Ibu akan diberikan ibuprofen.  Tapi ingat ya, Bu, semuanya harus didiskusikan dulu dengan dokter.  Sementara itu, Ibu tetap dapat menyusui bayi, meskipun rasanya sedikit nyeri. Don't give up Moms!

Masalah Menyusui yang Berkaitan dengan ASI

1. Masalah Menyusui ASI Terlalu Sedikit

Hampir semua Ibu mempertanyakan apakah ASI mereka cukup atau tidak.  Jadi jangan khawatir kalau Ibu pun merasakannya. You are not alone.  Produksi ASI yang terlalu sedikit dapat terjadi jika Ibu tidak cukup sering menyusui atau jika cara menyusuinya salah.  Semakin sering dan teratur Ibu menyusui bayi, semakin banyak tubuh Ibu menyesuaikan diri dengannya, kelenjar ASI pun akan memproduksi lebih banyak lagi.  Tapi, jika Ibu cemas bayi Ibu tidak mendapatkan cukup susu, Ibu bisa membicarakannya dengan bidan atau dokter. Tetap semangat ya, Bu!

2. ASI Terlalu Banyak

Produksi ASI yang terlalu banyak wajar terjadi kok pada awal-awal Ibu menyusui. Pada awalnya payudara Ibu akan memproduksi ASI untuk memenuhi kebutuhan ASI yang tinggi, tapi akan berkurang saat bayi mulai menyusu dengan teratur dan benar.  Payudara Ibu akan menyesuaikan dengan sendirinya dengan kebiasaan ini. Jadi biasakan untuk menyusui bayi Ibu secara teratur dan sebelum payudara terasa penuh.

Jika Ibu tidak menyusui dengan benar dan teratur, produksi ASI berlebih ini akan terus terjadi, terutama karena bayi perlu menyusu lebih sering dan lebih banyak. ASI terlalu banyak juga dapat terjadi jika refleks mengeluarkan ASI (let down reflex) terlalu aktif, atau terjadi ketidakseimbangan antara jumlah fore milk (ASI awal) dan hind milk (ASI akhir) yang Ibu hasilkan.

Baca Juga: Tanda Anak Siap MPASI

Jika produksi ASI berlebihan masih terus terjadi meskipun telah menyusui secara benar dan teratur, Ibu dapat memerah dan menyimpannya untuk diberikan nanti. Tapi ingat, jangan memerah ASI terlalu berlebihan atau memerah pada waktu menyusui ya, Bu. Karena hal ini malah akan merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak lagi ASI.

3. ASI Menyembur

Masalah ASI menyembur dapat terjadi pada beberapa ibu, ini dapat disebabkan oleh produksi ASI yang berlebih atau hal lain. ASI menyembur dapat membuat bayi kaget dan tersedak, bahkan menolak untuk menyusu lagi.

Untuk mengatasinya? Ibu dapat memerah ASI terlebih dahulu sebelum menyusui bayi, atau biarkan ia menghisapnya hingga ASI keluar.  Saat ASI telah keluar, tahan semburan pertama dengan handuk hingga alirannya tidak begitu deras lagi. Saat aliran ASI sudah normal kembali, biarkan bayi menyusu kembali dengan tenang.

Masalah yang Berkaitan dengan Kebiasaan Menyusu Bayi

4. Bayi Menolak Menyusu

Jika bayi Ibu menolak payudara Ibu saat ingin menyusui, biasanya ini adalah cara dia memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah.  Mungkin karena giginya sakit saat akan tumbuh, aliran ASI yang tidak lancar, rasa dan bau ASI berubah, atau karena ia sesak dan sulit bernafas karena pilek. Untuk mengakalinya, cobalah menyusuinya saat bayi Ibu sangat mengantuk, usahakan suasana tenang dan bebas gangguan. Cara lain adalah dengan mencoba posisi menyusui yang berbeda dari yang biasanya. Bahkan jika ia terus menolak, Ibu dapat menyusui sambil menimang-nimangnya sehingga ia merasa tenang.  Perhatikan juga makanan yang Ibu makan sebelum menyusui, apakah memang makanan tersebut membuat rasa dan bau ASI berubah.

5. Bayi Cuma Mau Menyusu Dari Satu Payudara

Kebiasaan hanya mau menyusu dari satu payudara tidak berbahaya bagi bayi, karena kadang dia memang merasa lebih suka pada satu payudara tertentu saja.  Meskipun demikian, jangan dibiarkan terus terjadi, usahakan untuk menyusuinya dengan kedua payudara Ibu agar bisa memproduksi ASI dalam jumlah yang sama.

Jika masalah pilih-pilih payudara ini terjadi pada bayi Ibu, coba deh menyusui dengan posisi bayi yang sama untuk kedua payudara. Agar lebih nyaman, letakkan bantal di bawah lengan yang menjadi penyangga.

6. Bayi Suka Menggigit Saat Menyusu

Si bayi menggigit saat sedang disusui? Rasanya pasti sakit sekali ya Bu. Biasanya ia menggigit karena giginya gatal mulai tumbuh.  Jadi, untuk mengatasinya, berikan bayi Ibu mainan khusus yang bisa digigitinya. Dinginkan mainan ini terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa gatal dan membuat gusi bayi menjadi kebal/mati rasa. Jika bayi Ibu tetap menggigit, peluk ia lebih erat, atau pencet hidungnya. Ini akan membuat ia susah bernafas melalui hidung sehingga membuka mulutnya dan melepaskan gigitan.  Jangan khawatir kok Bu, tindakan ini tidak berbahaya untuknya.

Baca Juga: Waspada Mastitis pada Ibu Menyusui

Saat bayi Ibu menggigit, jangan sekali-sekali berteriak, karena ia bisa saja menganggapnya Ibu sedang mengajaknya bermain-main. Katakanlah "Tidak!" dengan tegas, hentikan menyusui dan letakkan dia untuk sementara waktu agar kembali tenang, dan Ibu pun bisa melanjutkan menyusui dengan lebih tenang.

|||/Articles/Articles/panduan-jadwal-mpasi-bayi-6-bulan-dan-menu-ideal

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya



Artikel Terkait