4 Cara Efektif Mengatasi Stres Working Mom
Menjadi working mom sudah pasti punya tantangannya tersendiri ya, Bu. Bagaimana tidak? Ketika masih lajang dulu, tuntutan pekerjaan ruma...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Menjadi working mom sudah pasti punya tantangannya tersendiri ya, Bu. Bagaimana tidak? Ketika masih lajang dulu, tuntutan pekerjaan rumah tangga sudah sudah cukup berat. Sekarang stres ibu rumah tangga sudah ditambah dengan tanggung jawab harian di kantor.
Jika Ibu tidak memiliki work life balance yang baik, pertemuan dua dunia yang saling bertolak belakang ini bisa membuat stres, lho! Lantas, apa saja penyebab ibu bekerja lebih rentan stres dan bagaimana cara mengatasinya?
Yuk, cari tahu lebih lanjut tips work life balance yang baik untuk Awali Semua Kehebatan Ibu di rumah dan di kantor!
Penyebab Working Mom Rentan Stres
Stres itu sendiri sebetulnya adalah perwujudan reaksi tubuh secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan Ibu menyesuaikan diri.
Ada banyak hal yang dapat berkontribusi terhadap stres ibu rumah tangga. Berikut beragam penyebabnya:
1. Terlalu Banyak Mengemban Tanggung Jawab
Menjadi ibu rumah tangga yang bekerja bukan hal yang mudah. Diperlukan kesabaran, perjuangan, serta pengorbanan besar untuk Ibu bisa membagi waktu antara urusan mengasuh dan mendidik anak, membereskan rumah, dan menyelesaikan pekerjaan di kantor.
Pekerjaan-pekerjaan ini mungkin kerap dilakukan bersamaan, seperti belanja sambil mengasuh anak atau meeting online sambil menggendong anak agar semuanya bisa selesai dalam satu hari.
Ya! Sebagai ibu yang bekerja, banyaknya tanggung jawab yang dimiliki dapat menjadi alasan utama mereka rentan terhadap stres. Belum lagi dipengaruhi dorongan untuk membuktikan ke diri sendiri dan orang-orang sekitar bahwa Ibu adalah Ibu Hebat yang bisa menjalankan semua pekerjaan tersebut.
Semua aktivitas ini tidak hanya membuat stres ibu rumah tangga secara fisik, tapi juga bisa membuat kewalahan secara mental karena Ibu harus tetap waspada sepanjang hari mengantisipasi situasi yang tidak terduga, seperti anak menangis atau ada meeting mendadak saat si Kecil masih rewel.
2. Tidak Punya Waktu Luang
Tuntutan deadline kantor yang menumpuk serta pekerjaan rumah yang tak ada habisnya juga bisa jadi penyebab stres ibu rumah tangga.
Ibu mungkin jadi sulit memiliki waktu luang untuk diri sendiri. Ini karena seluruh waktu yang Ibu miliki dikerahkan semua untuk urusan kantor, juga anak dan keluarga. Minimnya waktu luang ini dapat membuat ibu rentan terhadap stres.
Padahal, semua orang yang bekerja tetap butuh waktu beristirahat untuk mengisi ulang tenaga, termasuk Ibu!
3. Mencemaskan Perkembangan Anak
Sebagai pekerja kantoran, salah satu masalah yang kerap menjadi penyebab stres ibu rumah tangga adalah pandangan orang lain terhadap cara pengasuhan Ibu dan perkembangan si Kecil.
Tidak ada yang salah ketika Ibu mantap memutuskan kembali bekerja setelah melahirkan si Kecil. Namun, tak dapat disangkal sampai saat ini status “working moms” masih kerap dihakimi dan dicap negatif oleh orang-orang sekitar. Mulai dari dianggap tidak bisa berkomitmen dengan karirnya, tidak sepenuhnya memenuhi kodrat sebagai seorang ibu, atau egois karena tidak mau memprioritaskan anak dan keluarga.
Dengan alasan inilah, bagaimana si Kecil bertumbuh kembang dan bertindak, termasuk bila ada yang salah atau kurang sesuai dengan si Kecil, dinilai sebagai tanggung jawab Ibu sepenuhnya.
Walaupun bekerja kantoran, Ibu tetaplah seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab pada setiap urusan keluarganya dan pekerjaannya. Baik itu ketika menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan pekerja kantoran, Ibu sama-sama memiliki kesamaan: cinta untuk keluarga.
4. Perusahaan Tidak Ramah Ibu Bekerja
Hal selanjutnya yang bisa jadi penyebab stres ibu rumah tangga adalah tempat Ibu bekerja. Pasalnya, tidak semua working moms memiliki privilege untuk bekerja di perusahaan yang ramah terhadap wanita berkeluarga.
Misalnya, tidak ada ruang terpisah khusus untuk ibu menyusui, tidak ada akses ke tempat penitipan anak, atau bahkan tidak diperbolehkan membawa anak dalam keadaan darurat.
Kondisi-kondisi seperti ini juga bisa menyumbang stres pada ibu rumah tangga yang bekerja, karena Ibu harus fokus 100% di kantor tapi juga dihantui oleh perasaan bersalah karena karena waktu bersama anak jadi terbatas.
Dampak Stres pada Working Mom
Terlalu banyak mengemban tanggung jawab ganda antara pekerjaan dan rumah rentan meningkatkan stres ibu rumah tangga. Stress berlebih akan meningkatkan produksi hormon kortisol yang akhirnya dapat memicu berbagai dampak negatif.
Mulai dari insomnia, penurunan kekebalan tubuh, perubahan mood, kenaikan berat badan secara drastis, hingga bahkan risiko gangguan kesehatan mental.
Penyebabnya adalah karena stres berlebih akan meningkatkan produksi hormon kortisol, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko buruk terhadap kesehatan jiwa dan fisik Ibu, seperti kecemasan, depresi, penyakit jantung, gangguan pencernaan, hingga masalah tidur.
Itu sebabnya penting untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri atau me time, termasuk bagi ibu rumah tangga sekaligus bekerja.
Namun, bagaimana cara mengatasinya?
Tips agar Working Mom Tidak Rentan Stres
Ibu mungkin tidak selamanya bisa menghindari stres karena ini adalah bagian dari kehidupan setiap orang. Kuncinya adalah bagaimana kita bisa menghadapinya secara bijak dan sehat agar stres tidak berlarut-larut sampai berdampak pada kesehatan mental.
Ingat, Bu, awal semua kehebatan si Kecil adalah Ibu yang bahagia. Jadi, yuk coba beberapa cara ini untuk mengatasi stres menjadi working mom!
1. Selalu Sempatkan Me Time
Di tengah kesibukan di kantor dan di rumah, Ibu mungkin lupa dengan kebahagiaan dan kebutuhan Ibu sendiri.
Menyediakan waktu untuk “me time” bukanlah keputusan yang egois kok, Bu. Me time justru merupakan tindakan pertolongan pertama yang efektif untuk mencegah stres.
Kalau kebutuhan Ibu sebagai seorang wanita terpenuhi, Ibu akan merasa lebih happy dan enjoy mengemban tugas mulai dari dua dunia yang berseberangan ini. Jika Ibu happy anak tentu juga akan terbawa happy.
Jadi, sebisa mungkin gunakan waktu luang yang ada untuk “me time”. Lakukanlah hal-hal yang Ibu sukai dan membuat rileks, baik secara fisik maupun mental, dan usahakan tidak diganggu dengan kegiatan lainnya. Misalnya merajut (crocheting) atau pergi jalan-jalan ke museum seni. Sempatkan juga sesekali berolahraga relaksasi, seperti yoga, berenang atau meditasi.
2. Bahagiakan Diri Sendiri dengan Self Reward
Mengapresiasi kerja keras diri sendiri dengan hadiah kecil-kecilan juga perlu, lho, sesekali. Misalnya setelah Ibu berhasil memenangkan pitching di kantor, coba hadiahkan diri sendiri dengan membeli lipstik baru, makanan enak, booking janji spa di salon, atau tiket konser band favorit yang sudah lama diincar.
Dalam prosesnya, menghadiahi diri sendiri dapat membuat Ibu merasa setimpal dengan segala usaha yang sudah dilakukan selama ini agar lebih semangat menjalani hari ke depannya.
Ibu juga bisa gabung di Bebeclub sekarang untuk menghadiahi diri sendiri. Karena dengan jadi member, Ibu berkesempatan mendapatkan beragam hadiah eksklusif untuk dukung awal semua kehebatan Ibu. Ada perlengkapan dapur, voucher e-commerce, sampai saldo e-wallet menanti Ibu, lho!
3. Minta Bantuan Pasangan atau Keluarga
Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan dari pasangan dan keluarga untuk mengurus pekerjaan rumah tangga atau menjaga anak-anak. Bahkan, kehadiran mereka juga penting untuk sekadar menjadi tempat Ibu mencurahkan keluh kesah.
Jika memang perlu, Ibu juga bisa berkonsultasi dengan psikolog bila masih mengalami kesulitan mengendalikan stres. Ini penting untuk memastikan kesehatan mental dan fisik Ibu dalam bekerja serta mengurus rumah tangga.
4. Terapkan Batasan
Tidak sedikit working moms yang memilih lembur sampai malam atau bahkan di akhir pekan untuk “menabung” akumulasi jam kerja agar bisa punya waktu yang lebih banyak untuk keluarga di waktu luangnya.
Sebagai ganti karena sibuk bekerja, kebanyakan ibu umumnya juga akan menuruti semua kemauan anak agar tidak lagi merasa bersalah karena bekerja.
Padahal, perilaku semacam ini sebaiknya dihindari karena tidak baik untuk kesehatan diri sendiri juga perkembangan psikologis anak. Jika diteruskan, anak akan merasa semua keinginannya bisa dan harus terpenuhi sehingga si Kecil jadi manja.
Jadi, Ibu sebagai orang tua juga harus berani mengatakan tidak, terlebih untuk hal-hal yang dapat berdampak buruk untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Baik itu yang datang dari sisi pekerjaan di kantor seperti “keharusan kerja lembur” di akhir pekan, atau yang datang dari dalam rumah.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk bantu Ibu mengatasi stres ibu rumah tangga agar bisa terus bahagia lahir batin di kantor dan di rumah, ya! Ingat Bu, ibu yang bahagia akan menghasilkan anak-anak yang hebat.