Perkembangan Bayi 2 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?

Kira-kira, bayi 2 bulan sudah bisa apa saja, ya? Menginjak usia 2 bulan, si Kecil akan menunjukkan perkembangan baru dilihat dari pertum...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
03 Feb 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Bayi dua bulan tersenyum pada Ibunya di rumah


Kira-kira, bayi 2 bulan sudah bisa apa saja, ya? Menginjak usia 2 bulan, si Kecil akan menunjukkan perkembangan baru dilihat dari pertumbuhan panjang dan berat badannya, keterampilan motorik, hingga komunikasi dan sosial-emosionalnya. Yuk, simak selengkapnya tahapan perkembangan bayi di bulan ke-2 di artikel ini!

Perkembangan Berat dan Tinggi Badan Bayi 2 Bulan

Salah satu aspek dari tumbuh kembang bayi di awal kelahirannya yang perlu Ibu pantau adalah berat dan panjang badannya. Pasalnya, tinggi dan berat badan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kesehatan serta status gizi bayi.

Pemantauan berat dan panjang badan bayi secara berkala dapat memberi tahu dokter dan orang tua, apakah si Kecil termasuk bergizi baik, kurang gizi, gizi lebih, obesitas, atau stunting.

Lalu, berapa berat badan bayi yang ideal di usia 2 bulan ini?

Selama 2 bulan pertama, bayi akan tumbuh dengan sangat cepat. Umumnya berat badan si Kecil bisa bertambah sampai 900g dari bulan lalu dan tingginya naik sekitar 2,5 cm hingga 3,8 cm.

Pesatnya pertumbuhan berat dan tinggi badan ini terjadi karena bayi mengalami dua kali fase pacu tumbuh alias growth spurt, pada 1-3 minggu pertama dan 6 minggu setelah kelahirannya. Selama fase ini, bayi akan mengalami peningkatan nafsu makan sehingga si Kecil akan lebih banyak minum ASI yang membuat pertumbuhannya ikut meningkat.

Mengacu pada Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, acuan tinggi dan berat badan bayi usia 2 bulan adalah sebagai berikut:

  • Bayi laki-laki 2 bulan: berat badan sekitar 3,9-5,8 kg dengan panjang badan sekitar 54,4-60,4 cm. 

  • Bayi perempuan usia 2 bulan: berat badan sekitar 5-8,2 kg dengan panjang badan mencapai 53-59,1 cm.

Supaya lebih mudah memantau perkembangan panjang dan berat badan si Kecil dari bulan ke bulan, Ibu bisa, lho, mengeceknya lewat Grafik Pertumbuhan WHO yang ada di Bebe Journey.

Jangan lupa juga untuk selalu rutin periksakan berat dan tinggi anak Ibu ke Puskesmas atau rumah sakit secara berkala untuk memantau perkembangannya secara keseluruhan, ya, termasuk pemeriksaan lingkar kepala bayi serta kebiasaan menyusuinya dimulai dari berapa lama, seberapa sering, dan seberapa banyak ASI yang dikonsumsi si Kecil.

Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 1 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa?

Perkembangan Bayi 2 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja?

Memahami apa saja pencapaian si Kecil setiap bulan dapat menjadi acuan Ibu dan Ayah untuk memastikan apakah arah tumbuh kembang si Kecil sudah berada di jalur yang tepat sesuai dengan usianya.

Memangnya, hal-hal hebat apa saja yang sudah bisa dilakukan bayi memasuki usia 2 bulan?

1. Mengangkat Kepalanya 

Otot-otot leher bayi sekarang sudah lebih kuat dari bulan sebelumnya. Oleh karena itu, si Kecil juga sudah mulai bisa untuk sedikit mengangkat kepalanya, lho, saat Ibu tengkurapkan. Ia juga sudah mulai bisa sedikit menggerakkan kepalanya ke kanan atau kiri saat berbaring tengkurap ataupun saat digendong.

Menariknya lagi, beberapa bayi di bulan ke-2 ini ada yang sudah mulai belajar untuk mengangkat dadanya saat sedang tengkurap. Apakah si Kecil juga begitu? Hebat ya, Bu!

2. Menggerakkan Tangan dan Kaki

Apa lagi perkembangan motorik bayi yang bisa Ibu perhatikan di usia 2 bulan ini? Sekarang, bayi sudah menyadari bahwa ia punya tangan dan kaki sendiri yang bisa ia gerakkan sesuka hati, lho.

Jadi, si Kecil akan mulai mencoba membuka tangan dan menggenggam sebuah benda, misalnya jari telunjuk Ibu meski ia belum tahu bagaimana melepaskannya. Bayi mungkin juga mencoba mengatupkan kedua tangannya.

Pergerakan tangan dan kaki bayi kini juga lebih lancar dan terkoordinasi ketimbang waktu baru lahir yang cenderung tampak tersentak-sentak atau suka kaget. Ia bisa menggerakkan kedua lengan dan kedua kaki sama baiknya, menendang kedua kakinya dengan kuat, dan bisa menggerakkan tangannya menuju mulut. 

Itu kenapa di usia ini, Ibu mungkin sering memperhatikan si Kecil suka menghisap kepalan tangannya sendiri. Ini tandanya, bayi memiliki reflek menghisap yang kuat dan si Kecil sudah masuk ke tahapan perkembangan motorik halus yang lebih baik. 

3. Melihat Mengikuti Gerakan Objek

Pada usia dua bulan, bayi dapat melihat objek dan orang dari jarak 45 cm. Itu berarti Ibu sudah tidak harus lagi mendekatkan wajah pada si Kecil supaya ia bisa mengenali Ibu.

Tenang saja, Bu, karena ia sudah mengenali sosok Ibu bahkan dari jarak yang agak jauh. Bahkan ia akan sangat senang melihat wajah Ibu dan akan memberi senyuman yang indah setiap kali menatap Ibu.

Kemudian karena indera penglihatannya semakin berkembang, koordinasi antar kedua matanya juga semakin baik dan bisa bergerak bersamaan sehingga ia mulai bisa mengikuti pergerakan orang dan benda di sekitar dengan matanya. Si Kecil bahkan akan tampak sumringah ketika melihat Ibu berjalan menghampirinya.

Selain itu, bayi juga bisa melihat lebih banyak variasi warna mulai di usia 2 bulan. Yang pada awalnya hanya dapat melihat warna hitam, putih, dan abu-abu, kini si Kecil sudah mulai bisa membedakan warna hijau dan merah.

4. Mengenali Suara Ayah dan Ibu

Bukan hanya mengenali wajah Ibu, kini bayi juga sudah bisa mengenali dan membedakan suara Ibu dari suara lain di sekitarnya.

Termasuk mengenali suara orang-orang lain yang akrab di telinganya, seperti mana suara Ayah dan suara tetangga yang tidak pernah didengarnya. Oleh karena itu ketika Ayah atau Ibu bercengkerama di dekatnya, si Kecil akan mencoba menolehkan kepalanya ke sumber suara seolah ingin ikut diajak bicara

Di sisi lain, karena indera pendengarannya sensitif, ia juga mudah merasa kaget dan takut ketika mendengar suara berisik atau volume yang terlalu kencang.

5. Merasa Bosan

Selama ini Ibu mungkin berpikir bahwa bosan adalah emosi yang hanya bisa dirasakan anak-anak dan orang dewasa. Tapi ternyata, bayi pun juga bisa merasa bosan, lho, ketika tidak diajak bermain.

Bagi bayi, bermain lebih dari sekadar waktu untuk bersenang-senang, Bu. Bermain juga waktunya untuk bayi belajar tentang dunia baru di sekitarnya. Jadi, bayi memang butuh banyak waktu bermain setiap hari. Bayi 2 bulan idealnya memiliki satu jam waktu bermain setiap hari.

Ketika si Kecil merasa bosan, ia bisa menunjukkan tanda-tanda seperti menguap, memalingkan muka, menggeliat, rewel, dan menangis.

6. Mengoceh

Perkembangan lain yang tak kalah hebat ditunjukkan bayi adalah kemampuannya untuk mengoceh. Menginjak usia 2 bulan, bayi sudah mulai bisa cooing, yaitu mengoceh dengan mengeluarkan suara huruf vokal yang terdengar seperti kata “Ah”, “Oh”, atau “Uh”.

Cooing adalah keterampilan bahasa yang dicapai bayi pertama kali sebelum akhirnya ia bisa babbling (mengoceh dengan dua suku kata huruf vokal dan konsonan, misalnya “ba-ba” “ma-ma”) dan mengucapkan kata pertamanya.

Setelah cukup mahir cooing, bayi akan mulai belajar menggunakan lidah dan bibir mereka untuk menciptakan suara yang lebih jelas. 

Cara Stimulasi untuk Dukung Perkembangan Bayi 2 Bulan

Memahami apa-apa saja yang dicapai bayi di setiap bulan ternyata belum cukup, lho, Bu. Supaya pertumbuhan dan perkembangan si Kecil bisa optimal di usia 2 bulan ini, Ibu harus mendukungnya dengan stimulasi yang tepat. 

Karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, pemberian stimulasi lewat aktivitas dan permainan penting untuk membantu bayi mengasah kemampuan barunya dan berinteraksi dengan dunia sekitar. 

Jadi, bagaimana cara menstimulasi bayi 2 bulan?

1. Berikan Mainan Kerincing

Bayi di usia ini sangat tertarik dan suka melihat benda berwarna cerah, terutama benda-benda yang bergerak. Jadi, coba goyang-goyangkan mainan kerincing warna-warni di dekatnya untuk melatih indera penglihatannya mengikuti arah gerak benda.

Gerakkan ke arah yang berbeda, misalnya ke kanan dan kiri sambil mendekatkannya dan menjauhkannya dari wajah bayi. Ibu juga dapat menambahkan efek suara lucu, berbicara, dan bernyanyi saat menggoyang-goyangkan mainannya.

Cara lainnya, coba gantung mainan warna-warni di atas tempat tidur bayi untuk memancingnya menggapai ke atas. Cara stimulasi satu ini dapat membantu merangsang kemampuan motorik halus tangannya serta koordinasi antara gerakan mata dan tangannya. Akan lebih baik lagi jika mainan tersebut juga mengeluarkan suara supaya sekaligus melatih indera pendengarannya mencari sumber suara.

2. Ajak si Kecil Ngobrol

Meski bayi di usia ini tentu belum bisa bicara dan merespon ucapan Ibu dengan kata-kata, bukan berarti bayi tidak bisa diajak ngobrol, lho! Ibu bisa melihat bahwa bayi sebenernya mendengar, mereka akan bisa merespon kata-kata dan nada bicara Ibu dengan caranya sendiri.

Berbicara dengan bayi justru menjadi cara terbaik supaya ia bisa belajar mengenali dan membedakan suara keluarganya dari suara orang lain. Nah, ada baiknya bukan cuma Ibu yang sering-sering mengajak bayi ngobrol ketika di rumah. Ajak Ayah dan saudaranya juga ya, supaya si Kecil bisa mulai mengenali mana orang yang sering berinteraksi dengan mereka.

Mengajak bayi ngobrol pun tak perlu tips dan trik khusus, Bu. Bicaralah pada si Kecil seperti bagaimana Ibu berbicara dengan orang lain, tidak harus menggunakan baby talk supaya ia bisa lebih jelas mendengar suara Ibu. Ketika ngobrol dengan bayi, “pasang” ekspresi yang seceria mungkin dengan nada yang juga ceria sehingga mereka terhibur oleh suara Ibu.

Ajaklah si Kecil bicara setiap kali Ibu ada bersamanya, misalnya saat menyusui, saat menjemur bayi di pagi hari, ketika mengganti popok dan bajunya, sampai menjelang waktu tidurnya. Sampaikanlah apa yang sedang Ibu kerjakan pada saat itu, misalnya, “Wah, popok dedek sudah basah nih. Yuk kita ganti popok dulu, yuk! Habis itu, mau nggak main cilukba sama Ibu?” atau “Dek, temani Ibu lipat baju yuk, supaya besok Ayah punya baju bagus untuk berangkat kerja!”

Jangan pernah bosan, ya, mengajak bayi bicara karena ini adalah fondasi untuk keterampilan bahasa, pendengaran, dan pelafalan vokal mereka sendiri di masa depan. 

3. Rangsang dengan Tummy Time

Stimulasi selanjutnya yang bisa Ibu berikan kepada si Kecil adalah tummy time untuk membantu memperkuat otot-otot leher, bahu, lengan dan badan si Kecil. Tujuannya, untuk melatih bayi terbiasa dengan posisi tengkurap hingga pada akhirnya bisa belajar untuk berguling dan tengkurap dengan usaha sendiri.

Tummy time ini jugalah yang menjadi dasar keterampilan bayi untuk belajar merangkak, duduk, dan akhirnya berdiri di bulan-bulan selanjutnya.

Bagaimana cara tummy time yang tepat? Ibu bisa telungkupkan bayi sebentar untuk bermain di atas permukaan datar yang empuk, misalnya di atas playmat. Supaya ia makin bersemangat, coba goyang-goyangkan mainan di dekatnya atau ajak ia ngobrol.

Akan tetapi, jangan terlalu lama melakukan tummy time untuk bayi di usia ini, ya. Ketika ia sudah mulai tampak tidak nyaman atau rewel, baringkan si Kecil kembali telentang agar ia rileks. 

4. Membacakan Cerita

Membacakan cerita pendek merupakan cara stimulasi yang bagus untuk merangsang keterampilan kognitif bayi, lho!

Bayi mungkin belum mengerti jalan cerita atau apa arti dari setiap kata yang Ibu ucapkan, tapi CDC (Center for Disease Control and Prevention) menyatakan bahwa membacakan buku untuk bayi sejak usia dua bulan membantu mereka mengembangkan keterampilan fokus, perhatian, serta memahami bahasa.

Duduklah dengan memangku bayi di pangkuan, dan ajak si Kecil melihat buku-buku bergambar. Ibu bisa ceritakan isi ceritanya sambil menunjuk gambar-gambar yang ada di buku tersebut. Bacalah dengan nada yang lantang dan jelas supaya ia bisa mendengar dengan lebih baik.

Membacakan cerita juga membantu bayi memperkuat memorinya untuk menyimpan ingatan terkait kosakata baru dalam ingatan jangka panjang.

5. Bawa Bayi ke Acara Keluarga

Bawa si Kecil ke acara kumpul-kumpul di mana dia bisa bertemu dengan banyak orang baru dan mendengar berbagai suara. Biarkan dia menikmati saat dia belajar berinteraksi dengan orang lain.

Ini akan membantu membangun keterampilan sosialnya karena si Kecil akan pelan-pelan terbiasa berinteraksi dengan orang di luar keluarga intinya sehingga tidak mudah merasa takut dan malu.

Tapi, ingat, Bu, tempat-tempat yang Ibu tuju ketika membawa bayi tidak boleh yang terlalu ramai, berisik, atau padat pengunjung karena di usia 2 bulan ini si Kecil mudah merasa gelisah, cemas, dan takut. Alih-alih, coba jadwalkan acara keluarga di lingkungan yang atmosfernya tenang dan jauh dari keramaian. 

6. Bermain dengan Sentuhan

Sentuhan adalah indera yang penting. Maka, sekarang adalah saat yang paling tepat untuk mulai membangun keterampilan taktil dan sensorik si Kecil dengan memperkenalkan bayi pada berbagai macam tekstur dan sensasi yang ada di lingkungan sekitar, seperti halus-kasar, tebal-tipis, basah-kering, lengket, licin, kenyal, dan lain sebagainya.

Jadi, cobalah gerakkan mainan bertekstur berbeda di tubuhnya (perut, kaki, lengan, wajah, punggung) dan beri si Kecil berbagai benda bertekstur lain seperti kerincingan, spons, cincin bertekstur, boneka berbulu, boneka plastik, berbagai jenis kain, dan lain lain.

Memakaikan bayi baju dengan berbagai tekstur, misalnya katun dan wol, atau baringkan bayi telanjang di berbagai jenis kain juga bantu mereka merasa lebih familiar dengan berbagai tekstur di sekujur tubuhnya. Beberapa bayi bahkan senang digelitik dengan benda lembut seperti bulu.

Hal Penting Lain Terkait Perkembangan Bayi 2 Bulan

Stimulasi merupakan bentuk pembelajaran yang bisa Ibu lakukan untuk si Kecil yang berusia 2 bulan agar perkembangannya berjalan optimal. Namun di luar itu, ada beberapa hal lain yang perlu Ibu perhatikan terkait tumbuh kembang bayi di bulan ke-2 ini, yaitu:

1. Pola Tidur

Pola tidur bayi memasuki usia 2 bulan tidak banyak berubah dari sewaktu ia baru lahir. Di usia ini, bayi masih butuh tidur sebanyak 15-16 jam dalam sehari. Jadi pastikan si Kecil mendapatkan waktu istirahat yang cukup di samping waktu bermainnya, ya!

2. Jadwal Menyusui 

Bayi dianjurkan untuk disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya, yang idealnya dilanjutkan hingga usia 2 tahun. 

ASI sangat penting karena efek perlindungannya terhadap infeksi paling besar terjadi dalam 6 bulan pertama bayi. Lebih lama bayi disusui, IDAI mengatakan efek perlindungannya akan lebih kuat. Makanan padat dapat diperkenalkan setelah bayi berusia 6 bulan untuk melengkapi nutrisi ASI.

Bayi idealnya menyusu sebanyak 10-12 kali setiap 3-4 jam dalam sehari. Akan tetapi, pemberian ASI dianjurkan menyesuaikan kebutuhan bayi sehingga Ibu sangat disarankan menyusui secara on-demand, artinya susui bayi setiap kali ia ingin menyusu.  

3. Pola BAB Bayi

Bayi usia 2 bulan yang disusui eksklusif biasanya akan BAB sekitar 4-6 kali sehari dengan tekstur feses yang lunak dan berair. Ibu perlu mewaspadai jika feses yang dikeluarkan berwarna merah, putih, atau hitam, ya!

4. Jadwal Vaksin

Pemberian vaksinasi atau imunisasi juga menjadi salah satu hal yang tidak boleh sampai terlewatkan untuk bayi baru lahir. Pada umumnya, di usia 2 bulan bayi akan dijadwalkan mendapat vaksin DPT-HB-Hib dosis 1 dan Polio dosis 2.

Ibu juga bisa cek jadwal imunisasi bayi selengkapnya sesuai anjuran IDAI dari usia 0-12 bulan di sini, ya!

Perkembangan Bayi 2 Bulan Menuju 3 Bulan

Menuju ke 3 bulan, bayi akan semakin menunjukkan ketertarikan dengan sekitarnya termasuk apa yang Ibu lakukan. Dia mungkin akan mengikuti Ibu dengan matanya, mendengarkan Ibu berbicara, hingga menjawab perkataan Ibu sambil tersenyum.

Di peralihan usia ini juga si Kecil mungkin akan tetap banyak menangis dan rewel. Namun jangan khawatir, tangisannya adalah hal yang normal di tahapan perkembangannya. Hal ini akan berlalu seiring si Kecil tumbuh. 

Biasanya di usia 3 bulan, si Kecil akan lebih banyak menggunakan tangisan sebagai komunikasinya untuk memberikan sinyal tertentu. Contohnya, tangisan si Kecil ketika lapar, akan berbeda dengan tangisan si Kecil ketika sakit. Ia akan menambahkan ekspresi dan bahasa tubuh tertentu untuk memberi tahu Ibu sesuatu. 

Semoga artikel ini membantu!

Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 3 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa?


Referensi:

  1. Raising Children. https://raisingchildren.net.au/newborns/development/development-tracker/2-3-months Diakses pada 9 Oktober 2022
     
  2. Sensory Lifestyle. https://www.sensorylifestyle.com/baby-activities/top-activities-2-month-old-baby/ Diakses pada 9 Oktober 2022
     
  3. Web MD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-development-2-month-old#091e9c5e80436d6f-2-5 Diakses pada 9 Oktober 2022
     
  4. What To Expect. https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-2.aspx Diakses pada 9 Oktober 2022
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait