Mengenali Perilaku dan Perkembangan Anak Usia 22 Bulan

“Dek udah jamnya tidur nih. Yuk cuci kaki dan tangan, terus bobok,” ajak Mama kepada Alice (22 bulan). Lalu tampak si Alice dengan kuat ...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
21 Feb 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


“Dek udah jamnya tidur nih. Yuk cuci kaki dan tangan, terus bobok,” ajak Mama kepada Alice (22 bulan). Lalu tampak si Alice dengan kuat menggelengkan kepalanya dan melanjutkan aktivitas bermainnya. Kemudian sang Mama pun menggendongnya dan Alice pun mulai menangis.

Banyakkah Ibu yang punya pengalaman sama menghadapi perilaku anak? Si Kecil ini rasanya harus dituruti semua kemauannya. Kalau tidak, menangis bahkan mengamuk. Apakah normal?

Di rentang usia 19-24 bulan si Kecil biasanya akan mulai mengembangkan kemampuannya membantah. Hampir semua keinginannya harus dituruti. Apa yang sudah ditetapkan, akan ia lawan. Tak jarang ia akan bilang “tidak” sebelum Ibu menyebut perintahnya.

Perilaku anak ini memang sesuai dengan perkembangan sikap psikologisnya Bu. Banyak anak yang kerap menolak ketika diminta makan, mandi, tidur atau lainnya. Saat si Kecil mulai menemukan cara pandang atau kepentingan yang berbeda dengan orangtuanya, mulailah ia ingin berkata “tidak”. Ini merupakan fase yang pasti dilewati anak.

Lalu apa yang bisa Ibu lakukan jika si Kecil berada di fase ini? Untuk lebih memahaminya tidak ada salahnya jika ibu mengenali perilaku dan perkembangan anak usia 22 bulan di bawah ini.

  1. Jelaskan alasannya.Ketika Ibu memintanya melakukan sesuatu atau melarang si Kecil, berikan penjelasan kenapa ia harus menurutinya. Misal “Adek kan sudah main seharian, sekarang sudah malam. Jadi adek harus tidur dan istirahat biar besok bisa main lagi dan enggak capek.”
  2. Alihkan perhatiannya.Saat ia merasa tak nyaman ketika keinginannya tidak bisa terpenuhi, hibur dengan memeluknya atau tunjukkan kegiatan lain yang bisa menarik perhatiannya.
  3. Empati.Tak ada gunanya memarahi si Kecil saat ia mengamuk. Coba pahami dan mengerti perasaannya saat itu.
  4. Pakai bahasa non verbalMisal dengan memberikan pelukan, meletakkan tangan di bahu anak, memeluk, menatap mata anak dan memberikan senyuman. Hal ini ampuh untuk meredakan amarahnya. Selan itu juga menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga amarahnya mereda.
  5. Buat anak banggaAgar si Kecil selalu tergerak melakukan sesuatu dengan tulus apa yang Ibu inginkan, buat ia bangga terhadap dirinya karena dianggap penting. Jangan lupa ucapkan terima kasih atau kata yang meyenangkannya ketika ia mau memenuhi keinginan Ibu.
  6. Buat kesepakatan dengan si Kecil. Misalnya kapan ia harus tidur. Jika ia melanggar, maka keesokan harinya ia harus tidur lebih awal.

Selain itu, jadilah selalu model terbaik baginya. Anak adalah peniru yang paling baik sehingga orangtua harus menjadikan dirinya contoh.

Baca Juga: Perilaku dan Perkembangan Anak Usia 22 Bulan



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait