Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit, Apakah Ini Normal?

Penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit selalu dianggap diare. Padahal, tidak selalu begitu, lho, Bu!

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Attila Dewanti, SpA (K)

4 min
17 Jun 2022
Profile dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Penyebab bayi sering bab sedikit sedikit


Ada banyak pertanyaan Ibu ketika melihat bayi sering BAB tapi sedikit-sedikit. Apakah penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit sudah pasti karena diare atau sembelit? Ternyata belum tentu, Bu!

Sebelum mencari tahu penyebabnya, penting mengenali terlebih dulu seperti apa frekuensi BAB bayi baru lahir yang normal dan kondisi fesesnya. Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!

Memahami Pola BAB Bayi Baru Lahir Sampai Usia 2 Bulan

Pola BAB dan macam-macam warna feses bayi merupakan sesuatu yang perlu Ibu perhatikan selama masa tumbuh kembangnya.

Pada awal kelahiran hingga sekitar 48 jam pertama, si Kecil akan mengeluarkan mekonium minimal sekali, bahkan mungkin sampai beberapa hari setelah lahir. Mekonium adalah hasil buangan dari semua yang dicerna janin selama di dalam kandungan, memiliki warna gelap serta tekstur yang kental dan lengket. 

Setelah fase mengeluarkan mekonium selesai, maka feses bayi yang diberi ASI akan berubah menjadi lebih lembut dan cair. Warnanya berubah menjadi lebih terang, dimulai dari kecokelatan, kehijauan, lalu menjadi kekuningan. 

Sampai ia berusia 2 bulan, tekstur dan warna feses bayi akan tampak cair, berbusa, dan berbau asam. Ini terjadi karena sebagian laktosa belum dicerna dengan sempurna. Laktosa yang tidak dicerna akan masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri. 

Kemudian saat berusia 2 bulan, pup bayi akan berubah jadi lebih padat dan berbentuk seperti pasta namun tidak keras.

Bayi biasanya akan BAB setiap ia selesai menyusu atau bisa juga baru BAB beberapa hari kemudian. Kedua kondisi ini bisa tergolong normal saat bayi telah melewati usia enam minggu.

Midbanner penyebab bayi sering bab sedikit sedikit

Apa Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit?

Sebelum usianya dua bulan, si Kecil mungkin akan sering BAB setiap hari, dengan jumlah yang sedikit-sedikit. Banyak para Ibu yang merasa khawatir melihat hal ini dan menganggapnya sebagai gangguan pencernaan anak.

Padahal, ini biasanya adalah kondisi yang normal kok, Bu. Meski begitu, ada beberapa faktor penyebab bayi sering bab sedikit-sedikit yang perlu Ibu ketahui, yaitu:  

1. Refleks Gastrokolika

Berdasarkan usianya, bayi memiliki frekuensi BAB yang berbeda-beda. Bayi yang baru lahir hingga berusia 2 bulan memiliki frekuensi BAB bahkan hingga sepuluh kali dalam sehari. 

Nah, bila bayi sering BAB tapi sedikit-sedikit maka ini bisa disebabkan oleh refleks gastrokolika. Ini adalah refleks tubuh untuk meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum. Refleks ini yang membuat bayi bisa langsung BAB setelah minum ASI.

Menginjak usia 2 bulan, frekuensi BAB bayi mulai berkurang. Di masa ini, bayi bahkan bisa tidak BAB dalam lima atau tujuh hari, lho, Bu. Refleks gastrokolika yang menimbulkan sensasi mulas di usus besar ketika lambung diisi, mulai berkurang di usia ini, sehingga ia tak lagi sering BAB.

2. Kapasitas Lambung Sedikit

Penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit selanjutnya adalah karena kapasitas lambung si Kecil yang masih belum terlalu besar. Alhasil, ia harus mengeluarkan dulu isi lambungnya tiap selesai menyusu.

Karena itulah, ia bisa BAB beberapa kali sehari tapi hanya sedikit yang keluar. Namun, Ibu tidak perlu khawatir karena kondisi ini tergolong normal.

3. Diare

Tingginya frekuensi BAB pada bayi baru lahir membuat Ibu kerap menganggapnya sebagai diare. Padahal, belum tentu juga diare yang menyebabkan bayi sering BAB sedikit-sedikit, Bu.

Diare bisa jadi penyebab bayi sering bab sedikit-sedikit jika si Kecil BAB lebih dari 5 kali dalam sehari dengan tekstur pup yang cair dan berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap.

Bayi yang diare juga biasanya akan disertai demam dan didahului dengan muntah. Selain itu, ciri-ciri bayi diare juga dapat dilihat dari gerak-geriknya yang tampak lebih rewel dan gelisah, dan bahkan tidak mau menyusu.

Adapun beberapa penyebab bayi mengalami diare di antaranya adalah infeksi virus pada pencernaan, perubahan pola makan, intoleransi laktosa, alergi makanan, infeksi bakteri atau parasit, hingga efek minum antibiotik. 

Segera bawa si Kecil yang diare atau diduga diare ke dokter atau rumah sakit, terutama jika si Kecil lemas, malas menyusu, atau menunjukkan tanda dehidrasi lainnya.

Bagaimana, Bu, sudah tak khawatir lagi, kan? Meski tekstur kotoran normal di usia ini sulit dibedakan dengan diare, namun Ibu tak perlu khawatir selama kenaikan berat badan bayi normal dan ia tampak sehat. Namun, tetap penting ya, mulai menjaga kesehatan pencernaan bayi meski ia baru beberapa hari dilahirkan ke dunia.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi dan Penyebabnya

Cara Menjaga Kesehatan Pencernaan Bayi Baru Lahir

Bayi dilahirkan dengan mikrobiota usus yang sangat mudah dipengaruhi dan belum matang sebelum berkembang menjadi koloni bakteri yang mirip dengan orang dewasa pada usia 2-3 tahun nanti.

Sebagai orang tua, Ibu memiliki peluang untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan mikrobioma usus bayi sejak hari pertama kelahirannya karena ini sangat penting untuk menjaga kesehatan si Kecil seterusnya.

Berikut adalah beberapa cara menjaga kesehatan pencernaan bayi yang baru lahir:

1. Perbanyak Skin to Skin Contact

Skin to skin contact atau kontak kulit langsung bukan hanya kesempatan indah untuk menjalin bonding dengan si Kecil, tapi juga cara yang bagus untuk memaparkan mereka pada mikrobioma di tubuh Ibu

Mikroba kulit diyakini menunjukkan tindakan antimikroba yang dapat membantu menangkal bakteri patogen yang mungkin ada di lingkungan rumah sakit.

2. Terus Menyusui

Menyusui adalah salah satu cara terpenting yang dapat membantu membentuk mikrobioma usus bayi Ibu.

Selain memberikan nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, ASI juga mengandung probiotik alias bakteri baik untuk berkolonisasi di usus si Kecil.

ASI juga mengandung senyawa yang disebut oligosakarida (prebiotik) yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus si Kecil, termasuk Bifidobacterium dan Bacteroides, agar dapat tumbuh dan berkembang.

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki mikrobioma yang lebih sehat dan lebih beragam pada usia 6 bulan dibandingkan anak bayi yang diberi susu formula.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Mengatasi Sembelit pada Bayi 6 Bulan ke Atas

3. Ibu Konsumsi Probiotik

Karena mikrobioma usus Ibu memainkan peran yang sangat besar dalam perkembangan mikrobioma usus bayi, ada baiknya mempertimbangkan probiotik sebagai bagian dari menu makan pasca melahirkan.

Selama masa menyusui, mengonsumsi makanan utuh yang kaya akan prebiotik dan probiotik dapat membantu membangun mikrobioma yang lebih sehat untuk Ibu dan bayi. 

Ibu dapat memilih makanan dan minuman yang kaya akan probiotik sebagai bagian dari asupan harian, termasuk makanan fermentasi seperti yogurt, tempe, kecap, kimchi, susu kefir, serta tape. Alternatif lainnya adalah mempertimbangkan suplemen yang mengandung probiotik.

Jika Ibu diresepkan antibiotik selama kehamilan, persalinan, atau pasca melahirkan, mengonsumsi probiotik juga dapat membantu memulihkan beberapa bakteri baik yang hilang akibat efek samping antibiotik tersebut. Mengurangi asupan karbohidrat olahan, gula, dan pemanis buatan juga akan bermanfaat bagi kesehatan usus Ibu.

Ibu juga dapat memantau kesehatan pencernaan si Kecil dengan bergabung di Bebeclub lho, Bu. Dapatkan akses ke fitur Poop Checker di BebeJourney. Hasilnya bisa Ibu unduh untuk disimpan dan dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Praktis, bukan?  

Pantau terus kesehatan pencernaan si Kecil, karena pencernaan yang sehat adalah awal semua kehebatannya agar dia tumbuh menjadi Anak Hebat!

 


 

Referensi:

  1. IDAI. Tinja Bayi: Normal atau Tidak (Bagian 1). IDAI, 11 November 2015. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1 
  2. IDAI. Gangguan Pencernaan pada Bayi (1). IDAI, 16 Januari 2017. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2
  3. Mayoclinic. I'm breastfeeding my newborn and my baby's bowel movements are yellow and mushy. Is this normal for baby poop? Mayoclinic, February 24, 2022. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/baby-poop/faq-20057971
  4. Kemenkes. Kenali Diare pada Anak dan Cara Pencegahannya. Kemenkes, 3 April 2017. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-anak-dan-cara-pencegahannya/ [Diakses 23 April 2022]
  5. Parents. Baby Diarrhea: A Parent’s Guide to Causes and Treatments. Parents, October 19, 2022. https://www.parents.com/baby/health/diarrhea/diarrhea-101/
  6. Healthline. What’s Giving Your Baby Diarrhea? Common Causes and What You Can Do. Healthline; Healthline Media, Juli 30, 2020. https://www.healthline.com/health/baby/baby-diarrhea#diarrhea
  7. Nurita, Suci Rahmani at. all. Juni 2023. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), Vol. 5, No. 2. Edukasi Tempoyak sebagai Sumber Probiotik untuk ...Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK)https://jak.stikba.ac.id › jak › article › download  


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait