6 Cara Jitu Mengatasi Bayi 2 Bulan Susah BAB

Bayi 2 bulan susah BAB bukan berarti ia mengalami sembelit atau masalah pencernaan. Yuk Bu, kenali frekuensi normal dan cara memperlancar BAB si Kecil

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Attila Dewanti, SpA (K)

4 min
17 Jun 2022
Profile dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Bayi 2 bulan susah bab - Bebeclub


Bayi baru lahir biasanya cukup sering BAB dalam sehari, dan frekuensinya mulai berkurang di usia 2 bulan. Tapi, apakah normal jika bayi 2 bulan susah BAB dan bagaimana cara mengatasinya? Baca terus artikel ini, ya!

Bagaimana Idealnya Frekuensi BAB Bayi 2 Bulan?

Tahukah Ibu?  Sejak baru lahir sampai usia dua bulan, bayi yang mendapat ASI eksklusif bisa BAB sampai 10 kali sehari.

Bayi yang baru lahir sering BAB karena reflek gastrokoliknya masih kuat. Reflek gastrokolik itu sendiri adalah reflek tubuh untuk memicu  pergerakan usus besar setelah makan dan minum. 

Mendekati usia 2 bulan, frekuensi BAB bayi mulai berkurang. Jika sebelumnya BAB setiap hari, bayi Ibu yang berumur 2 bulan bisa saja tidak BAB selama 5 hingga 7 hari.

Bayi 2 Bulan Susah BAB Apakah Normal? 

Tenang saja Bu, ini bukan berarti si Kecil mengalami sembelit, kok. Kondisi ini dapat terjadi karena perkembangan fungsi saluran cerna bayi, yang membuat reflek pergerakan usus besarnya melemah.

Jarang buang air besar juga tidak selalu perut bayi kembung. Berkurangnya frekuensi BAB mulai di usia 2 bulan umumnya menandakan bahwa sistem pencernaan bayi sudah beradaptasi untuk mencerna ASI dengan lebih baik sehingga si Kecil tak lagi gampang BAB setiap ketika lambungnya terisi.

Tapi, ketika bayi susah BAB dan disertai dengan gejala lain, seperti rewel dan menangis terus, ini bisa jadi salah satu tanda metabolisme tubuhnya sedang tidak berfungsi optimal.

Masalah penurunan metabolisme ini bisa saja disebabkan oleh dehidrasi karena si Kecil terlalu lama berada di cuaca yang panas, atau di ruangan ber-AC yang hawanya terlalu kering.

Bila tidak segera diganti dengan asupan cairan atau ASI yang cukup, dehidrasi bisa menyebabkan feses bayi menjadi kering dan keras sehingga susah dikeluarkan.

Jangan lupa, Ibu juga bisa memantau kesehatan pencernaan bayi lewat kondisi pupnya menggunakan fitur Poop Checker. Mudah kok, Ibu cukup bergabung di Bebeclub agar dapat menggunakan fitur ini secara gratis. 

Hasil dari Poop Checker bisa diunduh dan Ibu bawa untuk konsultasikan ke dokter. Praktis, bukan? Yuk Bu, pantau terus kesehatan pencernaannya, karena pencernaan yang sehat bisa membuat si Kecil tumbuh hebat, untuk awal semua kehebatannya.  

Baca Juga: Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit, Normal atau Tidak, Sih?

Kenali Tanda-tanda si Kecil Sembelit

Perlu diketahui, bayi yang diberikan ASI eksklusif sangat jarang mengalami masalah sembelit. Ini karena ASI mudah dicerna oleh bayi, dan merupakan pencahar alami.

Namun, Ibu tetap harus mewaspadai tanda-tanda bayi susah BAB seperti berikut ini: 

  • Terlihat kesulitan dan menangis saat buang air besar.
  • Pupnya kering, keras, dan kental, bahkan berdarah. 
  • Kentut dan pupnya lebih berbau daripada biasanya.  
  • Si Kecil terlihat tidak begitu lapar.  
  • Perut bayi terlihat dan terasa kencang.  

Tanda-tanda bayi susah BAB lainnya adalah terlihat lemas dan tidak berenergi, serta lebih rewel dibanding biasanya.

Jika si Kecil mengalami gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya, Bu. Pastikan Pencernaan si Kecil sehat untuk awal semua kehebatannya. 

Bagaimana Cara Agar Bayi Umur 2 Bulan Lancar BAB?

Meski frekuensi BAB berkurang, Ibu tak perlu khawatir selama bayi tidak rewel, masih menyusu seperti biasa, dan kenaikan berat badannya masih normal. Frekuensi BAB yang jarang juga masih belum bisa diartikan bayi susah BAB selama bentuk feses masih lunak menyerupai pasta. 

Lalu, adakah hal yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi bayi susah BAB? Yuk, coba beberapa cara di bawah ini di rumah untuk membantu melancarkan pencernaan si Kecil.

1. Ajak Si Kecil Lakukan Tummy Time

Salah satu cara mengatasi bayi 2 bulan susah BAB bisa dengan mengajaknya melakukan tummy time, atau memposisikan tubuh bayi secara menelungkup. 

Umumnya, sesi tummy time ditujukan untuk melatih keseimbangan serta melatih kekuatan otot-otot tubuh bayi, khususnya otot leher, dada, lengan, dan bahu. Bayi yang lebih sering melakukan tummy time biasanya akan memiliki keterampilan motorik lebih baik dan akan lebih cepat belajar berguling, merangkak, dan duduk. 

Namun manfaat tummy time tak berhenti sampai di situ saja, Bu. Kegiatan tummy time juga bisa membantu meredakan keluhan gangguan kesehatan pencernaan, seperti sakit perut, perut kembung, kolik, termasuk juga bayi susah BAB, lho!

Pertama-tama, Ibu bisa coba biarkan si Kecil dalam posisi tengkurap. Sebaiknya, lakukan di permukaan yang datar ya, seperti di lantai yang dilapisi matras busa tipis atau selimut. 

Dalam posisi tengkurap, perut bayi akan tertekan matras sehingga membantu memicu pergerakan usus besar untuk mengeluarkan feses. 

2. Buat Bayi Aktif Bergerak

Cara mengatasi bayi 2 bulan susah BAB berikutnya adalah dengan membuat tubuh si Kecil bergerak lebih aktif. Kenapa demikian?

Tujuannya adalah untuk merangsang gerakan usus bayi Ibu jadi lebih aktif sehingga bisa mendorong fesesnya keluar lebih lancar.

Jika bayi Ibu belum bisa merangkak atau berjalan, Ibu bisa membaringkannya di atas kasur. Lalu, pegang kaki bayi dan gerakan kakinya mengikuti gerakan mengayuh sepeda.

Melakukan hal ini secara rutin dapat membantu fungsi pergerakan usus agar dapat mengeluarkan feses.

Baca Juga: Kenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Pola dan Frekuensi BAB

3. Mandikan Bayi dengan Air Hangat

Memandikan dengan air hangat juga merupakan salah satu cara mengatasi bayi susah BAB yang bisa dicoba di rumah, Bu. 

Tidak hanya mampu menenangkan bayi, mandi air hangat dapat meringankan rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan gejala susah buang air besar pada bayi, seperti sensasi perut kram dan perut kembung. 

Pastikan Ibu memandikan bayi dengan air yang tidak terlalu panas, ya, misalnya dengan air hangat suam-suam kuku agar tidak melukai kulit tubuh si Kecil.

4. Lanjutkan Memberikan ASI

Salah satu faktor penyebab bayi susah BAB bisa jadi karena kurangnya asupan cairan dari air susu ibu (ASI).

Anak yang kekurangan cairan tubuh atau bahkan dehidrasi bisa membuat BAB-nya menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan.

Untuk itu, Ibu bisa memastikan kebutuhan cairannya tetap tercukupi, yakni dengan memberikan ASI eksklusif lebih banyak.

5. Berikan Stimulasi Fisik

Stimulasi fisik berikut bisa dilakukan pada bayi yang mengalami kesulitan BAB, tapi bentuk fesesnya masih terbilang lunak, Bu. 

Caranya adalah menggunakan termometer air raksa (termometer dubur) yang ujungnya sudah diberi pelicin berupa sabun.

Masukkan ujung termometer yang tumpul ke dalam anus bayi sedalam kira-kira 2 cm. Cara ini bisa membantu merangsang usus besar mengeluarkan feses.

Namun ingat, sebelum melakukan stimulasi fisik yang disebutkan di atas, konsultasikan dulu dengan dokter agar Ibu bisa melakukannya secara aman, ya. 

6. Lakukan Pijatan Lembut pada Area Perut

Dinding perut bayi yang baru berusia beberapa bulan masih tipis dan lembut, sehingga Ibu bisa meraba area perut bayi bagian kiri bawah untuk mencari posisi tumpukan feses pada bayi yang sulit BAB. 

Sentuhan lembut secara memutar ke arah bawah pada area tersebut bisa membantu merangsang pergerakan usus besar untuk mengeluarkan feses. 

Menurut penelitian, pijat bayi efektif membantu meningkatkan frekuensi BAB sekaligus mengurangi keluhan tidak nyaman dan meredakan rewel pada bayi yang mengalami sembelit. 

Jangan lupa, lakukan pijatan di ruangan yang nyaman. Hindari gerakan menekan-nekan perut bayi ya, Bu. Selain karena bisa mengakibatkan si Kecil merasa tidak nyaman, juga dapat berisiko membahayakan organ dalamnya.

Baca Juga: 13 Warna Feses Bayi dan Artinya untuk Kesehatan si Kecil

Nah, itu tadi Bu penjelasan mengenai alasan bayi 2 bulan susah BAB dan cara mengatasinya yang bisa Ibu lakukan di rumah agar sistem pencernaan buah hati kembali lancar. 

Jika bayi masih susah BAB dan disertai gejala feses berdarah atau si Kecil jadi tidak mau menyusu, segera konsultasikan dengan dokter ya. Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menemukan penyebabnya, sehingga bayi Ibu bisa mendapatkan perawatan yang tepat.

Nah, untuk membuat perjalanan Ibu di awal kehidupan si Kecil jadi lebih menyenangkan, Ibu dapat bergabung di Bebeclub. Di sini, Ibu bisa memantau kesehatan pencernaannya dengan fitur Poop Checker di BebeJourney. Akses juga fitur lainnya seperti Panduan MPASI, Milestone Tumbuh Kembang, hingga Jadwal Vaksin. Yuk, daftar sekarang. Gratis, lho!

Semoga artikel ini membantu, ya!

 


 

Referensi: 

  1. IDAI (2015). Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). Diambil dari: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1. [Diakses 22 April 2022]
  2. Benninga MA, et al (2019). The Magnesium-Rich Formula for Functional Constipation in Infants: a Randomized Comparator-Controlled Study. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6506425/. [Diakses 22 April 2022]
  3. Liu Z, et al (2021). Clinical Efficacy of Infantile Massage in the Treatment of Infant Functional Constipation: A Meta-Analysis. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8232057/ . [Diakses 22 April 2022]
  4. Hewitt L, et al (2020). Tummy Time and Infant Health Outcomes: A Systematic Review. Diambil dari: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32371428 /#:~:text=Tummy%20time%20was %20positively%20associated,supine%2C %20crawling%2C%20and%20rolling. [Diakses 22 April 2022]
  5. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322382. Diakses pada 20 Desember 2022.
  6. Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/babies-juice.html. Diakses pada 20 Desember 2022. 
  7. Healthline. Constipation in Breastfed Babies: Causes and How to Treat. https://www.healthline.com/health/constipation-in-breastfeeding-baby. Diakses pada 24 November 2023. 
  8. NHS. Constipation and Breastfeeding. https://www.nhs.uk/start-for-life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/breastfeeding-challenges/constipation/. Diakses pada 24 November 2023. 


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait