Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil

Nutrisi yang baik selama kehamilan akan memberi dampak positif bagi kesehatan Ibu dan si Kecil. Oleh sebab itu, Ibu disarankan untuk men...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

not yet estimated
29 Nov 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Nutrisi yang baik selama kehamilan akan memberi dampak positif bagi kesehatan Ibu dan si Kecil. Oleh sebab itu, Ibu disarankan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup, lengkap, seimbang, bervariasi, sehat, dan segar. Makanan ini diharapkan dapat menjamin kandungan zat gizi yang sempurna dalam menunjang proses kehamilan Ibu dan tumbuh kembang si Kecil. Makanan yang cukup, lengkap, seimbang, sehat, dan segar akan mengandung jumlah protein, zat besi, asam folat, serta vitamin C yang cukup untuk membantu proses pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia pada ibu hamil.

Selama kehamilan, kekurangan zat gizi yang berperan penting dalam proses pembentukan sel darah merah akan sangat membahayakan Ibu dan si Kecil. Kadar besi yang rendah selama kehamilan akan menyebabkan Ibu cepat letih, tidak bergairah, lesu, mudah mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah, rentan infeksi, dan memicu anemia. Kekurangan zat besi ini dapat terjadi karena kebutuhan zat besi meningkat akibat pertumbuhan dan perkembangan janin, penurunan asupan zat besi karena menurunnya asupan makanan akibat mual hamil, dan jenis zat besi yang terkandung dalam makanan kurang berkualitas. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil terus menjadi momok hingga saat ini, karena sering terjadi pada kehamilan trimester ketiga serta dapat menimbulkan berbagai komplikasi, bahkan kematian ibu dan janinnya.

Bagi si Kecil, kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi pada Ibunya akan menimbulkan dampak yang sama berbahayanya, karena si Kecil yang sedang tumbuh memerlukan cadangan besi agar senantiasa sehat setelah kelahirannya. Selain itu, anemia yang terjadi selama kehamilan dapat menggangu proses perkembangan dan fungsi otak si Kecil. Risiko fatal lainnya yang dapat terjadi pada si Kecil apabila kadar zat besi rendah dalam tubuh Ibu adalah kelahiran prematur, bayi lahir rendah, dan kematian. 

Untuk meningkatkan asupan zat besi, Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan hewani, seperti daging merah (maksimal dua kali seminggu), seafood, telur, dan unggas serta makanan nabati, seperti biji-bijan, kacang-kacangan, polong-polongan, tahu, sayur (terutama labu, kentang, dan bayam), dan buah buahan tinggi zat besi seperti kurma, kelengkeng, alpukat, markisa dan jeruk. Zat besi juga dapat diperoleh dari roti, sereal, pasta, atau makanan lain yang diperkaya dengan zat besi. Jadi, sebaiknya Ibu juga memperhatikan label makanan yang akan dikonsumsi untuk mengetahui jumlah kandungan zat besi dalam makanan tersebut, sehingga Ibu tidak mengalami kekurangan zat besi.

Zat besi yang terkandung dalam daging merah, seafood, telur, dan unggas merupakan zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Meskipun zat besi dari makanan hewani tersebut jumlahnya sangat sedikit, zat tersebut mampu membantu penyerapan zat besi dari bahan makanan nabati. Mengingat asupan makanan merupakan hal yang penting selama kehamilan, namun terkadang Ibu tidak mampu mengkonsumsi makanan sebagaimana mestinya akibat mual ataupun perut yang cepat kenyang dan kadang begah, maka sajikan makanan selagi hangat dan makanlah dalam porsi kecil namun sering.

Selain mengkonsumsi makanan sumber zat besi, Ibu perlu mengkonsumsi makanan lain yang dapat membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh, yaitu vitamin C, yang banyak terdapat pada jambu, jeruk, kiwi, apel, mangga, stroberi, tomat, brokoli, dan lain-lain. Ibu juga perlu memperhatikan beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi, yaitu kopi, teh, dan suplemen kalsium. Jika Ibu ingin mengkonsumsi makanan tersebut, konsumsilah dalam waktu 1 hingga 2 jam sebelum atau sesudah makan makanan sumber zat besi.

Ibu yang baik, disamping memperhatikan asupan zat besi dari bahan makanan, Ibu tetap harus memastikan bahwa Ibu telah rutin mengkonsumsi suplemen zat besi elemental sebesar 3060 mg/hari yang diberikan oleh dokter atau Bidan tempat Ibu memeriksakan kehamilan (30 mg besi elemental setara dengan 150 mg besi sulfat heptahidrat, 90 mg besi fumarat, atau 250 mg besi glukonat). Dalam keadaan sehat, jumlah asupan zat besi seseorang akan dapat mencapai angka kebutuhan zat besi harian. Jumlah tersebut akan dipenuhi apabila Ibu memiliki kadar zat besi yang normal sebelum kehamilan, makanan Ibu mengandung zat besi yang berasal dari sumber hewani dan nabati, serta bahan makanan yang dikonsumsi telah mengandung vitamin C dalam jumlah yang cukup.

Namun, apabila kadar zat besi Ibu rendah, asupan makanan tidak banyak mengandung sumber zat besi, atau Ibu merupakan seorang vegetarian, Ibu harus memeriksakan keadaan Ibu ke dokter. Dalam kondisi tersebut, Ibu perlu mendapatkan terapi yang sesuai dan modifikasi jumlah suplementasi zat besi. Apabila Ibu mengalami anemia, maka Ibu akan diberikan suplementasi zat besi elemental sebanyak 120 mg/hari dan asam folat sebesar 400 μg/hari. Ibu juga dianjurkan untuk meningkatkan asupan makanan seperti yang telah dikemukan sebelumnya. Kadar zat besi tubuh Ibu akan terus dipantau, dan dilakukan terapi hingga kadar zat besi kembali normal.

Ibu, dengan memperhatikan beberapa anjuran tersebut, kami selalu berharap agar kondisi Ibu dan si Kecil senantiasa optimal selama kehamilan, sehingga proses kelahiran dapat berjalan dengan lancar. Ibu dan si Kecil senantiasa sejahtera. Selanjutnya, selama menyusui Ibu tetap perlu memastikan agar kadar besi dalam tubuh Ibu dan si Kecil tetap normal. Akhirnya, kami doakan Ibu selalu sehat dan si kecil menjadi generasi penerus bangsa yang hebat di masa mendatang. 

Baca Juga: 10 Makanan Sumber Zat Besi untuk Ibu Hamil



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait